Perusahaan keamanan siber Imperva melaporkan hasil riset terbaru bahwa penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) generatif mendorong kemunculan bot yang membanjiri traffic atau lalu lintas Internet.
Laporan bertajuk Imperva Bad Bot 2023 mengungkapkan traffic internet mencapai hampir setengah atau 47,4 persen adalah bot, meningkat 5,1 persen dari tahun sebelumnya.
Tentunya, angka aktivitas bot akan terus meningkat lebih tinggi lagi pada tahun ini, menyusul kehadiran platform AI generatif seperti ChatGPT dari OpenAI dan Bard dari Google.
"Kemunculan AI generatif akan membuat bot berkembang dengan cepat dan lebih mengkhawatirkan selama 10 tahun ke depan." kata Karl Triebes (Wakil Presiden Senior di Imperva).
Tentunya pertumbuhan bot yang masif itu akan berdampak buruk dalam kehidupan manusia karena para penjahat siber dapat menggunakan bot-bot jahat itu melancarkan serangan siber.
"Penjahat siber akan menyerang titik akhir API dan bisnis aplikasi dengan otomatisasi yang canggih. Akan terjadi, gangguan bisnis dan dampak finansial yang terkait dengan bot yang buruk akan menjadi lebih signifikan di tahun-tahun mendatang," tambahnya.
Aktivitas bot jahat itu terdiri dari pam yang menyumbat kotak masuk email hingga sistem canggih yang melakukan serangan brute force untuk meretas email atau akun online seseorang.
"Dari tahun ke tahun, proporsi lalu lintas bot terus meningkat dan gangguan yang disebabkan oleh otomatisasi berbahaya mengakibatkan risiko bisnis yang nyata - mulai dari masalah reputasi merek hingga berkurangnya penjualan online dan risiko keamanan untuk aplikasi web, aplikasi seluler, dan API," pungkasnya seperti dilansir Tech Radar dan The Independent.
Bikin Regulasi
Sam Altman, CEO OpenAI.
Selama beberapa bulan terakhir, tercatat makin banyak perusahaan teknologi yang berlomba-lomba menghadirkan inovasi berbasis AI (Artificial Intelligence) yang berguna bagi banyak orang. Contohnya seperti ChatGPT dan Bard AI.Meski memiliki dampak positif dalam membantu kehidupan sehari-hari, inovasi berbasis teknologi AI juga dinilai mempunyai dampak negatif.
Karena hal itu, Sam Altman, CEO OpenAI, yang merupakan perusahaan pengembang ChatGPT dan DALL-E 2, telah meminta pemerintah AS untuk membuat regulasi terkait teknologi AI dan mendirikan lembaga baru untuk mengontrol perusahaan AI.