Perusahaan semikonduktor Nvidia ketiban 'durian runtuh' berkat laris manisnya penjualan chipset untuk menjalankan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yaitu A100 dan H100. Popularitas chatbot AI ChatGPT yang meroket dalam sekejap itu turut berkontribusi meningkatkan pendapatan Nvidia, menyusul OpenAI memborong banyak chip AI Nvidia.
Berkat laris manis penjualan chip AI, nilai saham Nvidia pun meroket 26 persen dan nilai kapitalisasi bertambah sekitar USD 200 miliar sekaligus menjadikan Nvidia sebagai perusahaan dengan pertumbuhan market value terbesar sepanjang sejarah, dalam rentang 1 hari.
Saat ini Nvidia memiliki market capital USD 939,29 miliar, hampir menyentuh USD 1 triliun. Sejauh ini, baru lima perusahaan yang market capitalnya tembus USD 1triliun yaitu Apple, Microsoft, Saudi Aramco, Alphabet, dan Amazon.
Tentunya, nilai valuasi Nvidia yang meroket drastis itu ikut meningkatkan kekayaan CEO Nvidia Jensen Huang yang memegang3,5 persen saham perusahaan atau setara dengan 86,9 juta lembar saham Nvidia. Kekayaan Jensen bertambah USD 6,8 miliar atau Rp 101,8 triliun dengan total kekayaannya senilai USD34 miliar atau Rp 509 triliun.
Kebijakan Nvidia yang fokus berinvestasi dan mengembangkan chip AI cukup sukses walaupun Nvidia tetap memproduksi produsen GPU untuk PC gaming dan System on Chip (SoC) untuk smartphone dan mobil tanpa awak (self-driving car).
Saham perusahaan semikonduktor Nvidia naik 26 persen berkat kinerja perusahaan yang positif pada kuartal I-2023.
Nvidia memperkirakan penjualan produknya tembus sekitar USD11 miliar atau Rp164,40 triliun pada kuartal saat ini.
Padahal, Wall Street memprediksi penjualan Nvidia sebesar US$7,15 miliar atau Rp106,86 triliun. Pencapaian itu membuat nilai valuasi Nvidia mencapai USD942 miliar dan tak menutup kemungkinan nilai valuasi Nvidia tembus USD1 triliun dan saham Nvidia naik 109 persen sepanjang tahun 2023.
Saat ini ada lima perusahaan yang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD 1 triliun yaitu Apple, Microsoft, Saudi Aramco, induk Google Alphabet dan Amazon.
Prestasi gemilang Nvidia itu disebabkan laris manisnya penjualan Chip AI yaitu A100 dan H100 dan permintaan chip GPU dari vendor cloud.
Chip AI menjadi semakin penting bagi penyedia cloud dan perusahaan lain yang menjalankan server dalam jumlah besar.
Sebaliknya, pendapatan kartu grafis Nvidia turun sebesar 38 persen karena kondisi ekonomi makro yang lebih lambat.