China tidak pernah main-main mengembangkan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di dunia.
Bahkan, saat ini Kementerian Sains dan Teknologi China dan beberapa perusahaan telah meluncurkan 79 model bahasa besar (Large-Language Models/LLMs) selama tiga tahun terakhir untuk memperkuat pengembangan algoritma AI.
Kementerian Sains dan Teknologi menggunakan teknik deep learning untuk melatih AI. Sebagai perbandingan, China baru meluncurkan 2 LLMs dan AS sudah memiliki 11 LLMs. Pada 2021, AS dan China seimbang memiliki 30 LLMs
Hingga saat ini tahun ini, China memimpin dengan 19 LLMs dibandingkan dengan 18 LLMs di Amerika Serikat (AS), unggul dengan margin besar, mencakup lebih dari 80% dari total global.
Padahal, industri AI di China menghadapi tantangan berat yaitu pembatasan ekspor semikonduktor AI yang dipimpin oleh AS. Laporan ini menganalisis 79 LLM yang dikembangkan di China, mencatat bahwa meskipun sudah ada 14 provinsi dan wilayah di mana teknologi tersebut dikembangkan, proyek pengembangan bersama antara akademisi dan industri masih "kurang memadai".
Setelah OpenAI meluncurkan ChatGPT, raksasa teknologi China, mulai dari Alibaba hingga perusahaan pengawasan Sensetime dan raksasa mesin pencari Baidu, telah meluncurkan versi mereka sendiri dari chatbot yang ditenagai oleh kecerdasan buatan generatif dan LLMs.
Ilustrasi AI (Artificial Intelligence).
Saat ini industri di dunia sudah mengadopsi solusi teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang terbukti mampu meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaannya serta harganya yang murah.
Tentunya, sebagai pengusaha pemilik industri sangat menyukai penggunaan teknologi AI karena harganya yang murah dibanding tenaga manusia yang mahal. Dampaknya, banyak perusahaan yang memecat para karyawannya dan menggantikannya dengan AI. Tak sampai disitu, teknologi AI juga akan mengambil alih beberapa lapangan pekerjaan manusia di masa depan.
Karena itu, kita sebagai manusia harus meningkatkan kemampuan dan pengetahuan supaya tidak bisa digantikan oleh teknologi AI.
Ada beberapa skill atau keterampilan supaya manusia tidak dapat digantikan oleh AI atau robot seperti dilansir Analytics Insight :
Berpikir kritis