- Penyelarasan yang tepat pada hardware, platform, sistem, dan perangkat.
- Performa operasional yang konsisten tanpa mengganggu keamanan
- Mengatasi legacy infrastructure dan technical debt
Perusahaan membutuhkan bantuan untuk menavigasi kompleksitas edge dan teknologi generasi berikutnya saat diadopsi ke sistem lama yang biasanya sangat kompleks dan sulit berubah.
Protokol dan sistem lama perlu dikelola dengan hati-hati untuk memastikan produksi tidak terpengaruh saat migrasi sedang berlangsung.
Tantangan-tantangan tersebut kemungkinan dihadapi perusahaan sehingga menjadi faktor pendorong utama 94% perusahaan memutuskan bermitra dengan pakar edge dan 90% perusahaan ingin bermita dengan satu partner edge yang bisa melakukan semuanya.
Namun, perusahaan yang berhasil memanfaatkan keunggulan edge memiliki potensi besar dalam mengembangkan bisnis, meningkatkan ketangkasan, mengembangkan praktik bisnis yang berkelanjutan, dan meningkatkan kontrol terhadap kualitas.
“Perusahaan yang ingin bertransformasi menjadi perusahaan real-time memerlukan bantuan yang lebih dari sekadar merancang dan mengimplementasikan solusi edge,” kata Camille Mendler, Chief Analyst Omdia.
“Layanan terkelola menyediakan cara praktis dan adaptif agar tetap terdepan dalam menghadapi kompleksitas,” ujarnya lagi.
Transformasi digital menuju edge
Pada akhir tahun lalu, NTT mengumumkan peluncuran Edge-as-a-Service untuk membantu mengamankan, mengoptimalkan, dan menyederhanakan perjalanan transformasi digital perusahaan.
Memanfaatkan kemampuan infrastruktur jaringan NTT dan global footprint, platform komputasi edge terkelola memberi perusahaan kemampuan untuk menyebarkan dengan cepat, serta mengelola dan memantau aplikasi dengan aman dan lebih dekat ke edge.
Di akhir laporan, NTT telah menguraikan panduan dan langkah yang disarankan sebagai pertimbangan perusahaan sebelum memulai mengadopsi edge.
Baca Juga: EDGE DC Jadi Operator Data Center Pertama Terapkan 100% REC
Baca Juga: Evolusi Teknologi Smart Video dan Edge