Ketika digitalisasi industri menjadi lebih merata, lebih banyak bisnis akan mengintegrasikan teknologi digital ke dalam proses produksi mereka, dan untuk ini mereka akan membutuhkan kapabilitas jaringan yang lebih canggih – inilah yang dapat disediakan oleh 5G.
Bersama para mitranya, Huawei membantu pelanggan mengembangkan lini produksi fleksibel bertenaga 5.5G pertama di industri. Proyek tersebut membuktikan bahwa jaringan deterministik 5.5G mampu menjamin keandalan yang sangat tinggi dan mengurangi latensi hingga 4 milidetik dalam lingkungan dengan konkurensi tinggi.
Menghubungkan kendaraan dengan kendaraan: Jalur baru untuk mendorong bisnis operator
Li juga menyinggung topik yang sedang populer, yakni kendaraan otonom atau tanpa awak. Riset dan pengembangan dalam area kendaraan terhubung (connected vehicles) dan Internet of Vehicles (IoV) terus mencapai titik kemajuan baru. Layanan TIK memiliki peran vital dalam pengembangan kendaraan terhubung cerdas, Vehicle to Everything (V2X), dan kecerdasan terhubung (connected intelligence).
Teknologi 5.5G membantu mobil mengindra keadaan di sekelilingnya dengan lebih baik. IoV dengan kemampuan pengindraan canggih merupakan komponen inti dari sistem lampu lalu lintas cerdas, navigasi pada hari hujan atau berkabut, pengindraan di luar jarak pandang, dan banyak hal lainnya. Kendaraan otonom level-4 diharapkan akan memasuki pasar komersial pada tahun 2025, dan untuk itu akan diperlukan daya komputasi dalam jumlah amat besar serta jaringan yang amat kuat.
Sebuah mobil otonom dapat menghasilkan ratusan terabyte data dalam satu hari, dan perlu mengunggah sekitar satu terabyte data ke cloud guna mendukung pelatihan model AI dan pembaruan algoritma.
Terkait hal ini, Li mengatakan bahwa Huawei akan memperdalam kemitraannya dengan industri kendaraan otonom dalam rangka memenuhi permintaan daya komputasi cloud serta komputasi cerdas real-time dalam jumlah besar tersebut. Ia menegaskan, pasar konektivitas dan komputasi dapat menjadi area bisnis yang menjanjikan bagi operator.