Find Us On Social Media :

Check Point Software Ungkap Cara-cara Penjahat Siber Gunakan AI

By Liana Threestayanti, Jumat, 21 Juli 2023 | 15:30 WIB

Menurut survei McKinsey, 50% perusahaan mengadopsi AI untuk satu area bisnis. Apa jadinya jika organisasi kejahatan siber yang melakukannya?

Survei McKinsey menyebutkan bahwa 50% perusahaan telah mengadopsi AI untuk setidaknya satu area dalam bisnis. Namun apa jadinya jika organisasi kejahatan siber pun melakukan hal yang sama?

Memperingati hari  apresiasi terhadap artificial intelligence (AI), atau Artificial Intelligence Appreciation Day, yang jatuh pada tanggal 16 Juli lalu, perusahaan spesialis cyber security, Check Point Software Technologies Ltd. menyoroti soal pemanfaatan AI dan kebutuhan keamanan demi pengembangan yang produktif.  

Jika melihat hasil survei McKinsey Global 2022 mengenai AI, pada tahun 2017, baru 20% responden yang melaporkan adopsi AI setidaknya pada satu area bisnis. Namun di 2022, persentase tersebut melonjak ke angka 50%.

Pertumbuhan ini diprediksi akan terus berlanjut mengingat banyak organisasi kini telah memahami nilai-nilai AI bagi bisnis, menurut Forbes Advisor Survey. Survei ini mengungkapkan bahwa 60% dari pemilik bisnis meyakini AI akan meningkatkan produktivitas. Secara khusus, 64% di antaranya mengatakan, AI akan meningkatkan produktivitas bisnis. Sementara 42% percaya AI akan menyederhanakan proses pekerjaan. Respons ini mencerminkan penerimaan pasar yang luas terhadap AI di lingkungan bisnis. 

Seperti kita ketahui, ChatGPT, sebuah platform AI yang dikembangkan oleh OpenAI, telah menjadi “kendaraan”  yang semakin mempopulerkan AI. ChatGPT menghadirkan skenario peluang-peluang baru pemanfaatan AI, mulai dari menulis makalah dan catatan untuk siswa, email bisnis, resolusi ilmiah dan medis, bahkan sayangnya, sampai aktivitas baru penjahat siber.

Check Point Software menyoroti empat cara artificial intelligence, khususnya AI generatif, membawa keunggulan penting bagi para penjahat siber:

1. Keterampilan dan pengalaman tidak lagi dibutuhkan

Salah satu keunggulan yang dibawa AI ke dunia hitam siber adalah kemudahan penggunaan sehingga akan ada lebih banyak pengguna yang memanfaatkannya untuk aktivitas jahat. Termasuk di antaranya adalah para calon-calon penjahat maya yang tidak memiliki keterampilan yang memadai. 

Check Point mengamati kemunculan sekelompok kecil penjahat siber dengan kemampuan canggih untuk melancarkan serangan siber, berbekal AI generatif. 

2. Meningkatkan serangan siber

Versi gratisan ChatGPT memungkinkan para penyerang ini memanfaatkan kecepatan dan akurasi tool AI ini untuk membuat kode-kode jahat untuk melancarkan serangan, misalnya kampanye phishing. Tool AI semacam ChatGPT dan Bard dapat membuat konten yang mungkin akan sulit diidentifikasi keabsahannya. 

Tool AI ini tidak hanya dapat menjawab pertanyaan, tapi juga menciptakan aneka konten, seperti gambar, video, bahkan audio. Kemampuan inilah yang kemudian berujung pada penyalahgunaan AI, seperti Deepfake berupa imitasi yang hiper realistis dan digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah. Contohnya adalah kasus pemimpin negara palsu yang menyeret nama Barrack Obama, Joe Biden, Voldymyr Zelensky, bahkan Vladimir Putin.