Saat ini banyak perusahaan teknologi yang menggulirkan chatbot artificial intelligence (AI) di pasar, menyusul kesuksesan OpenAI yang memperkenalkan ChatGPT.
Dalam waktu sekejap banyak sekali penantang ChatGPT, mulai dari Google Bard hingga yang terbaru Startup Inflection AI.
Inflection AI telah berhasil mengumpulkan pembiayaan sebesar USD 1,3 miliar atau sekitar Rp 19,5 triliun lebih pada 30 Juni lalu. Uniknya, salah satu investor kakap Inflection AI adalah Microsoft yang juga menjadi donatur utama OpenAI. Inflection AI sendiri didirikan bersama oleh Mustafa Suleyman, salah satu pendiri Google DeepMind, dan Reid Hoffman, salah satu pendiri LinkedIn.
Inflection AI akan mengembangkan produk AI yang berorientasi pada kebutuhan konsumen dan menciptakan produk AI yang bisa dipersonalisasi untuk membantu tugas-tugas seperti perencanaan, penjadwalan, dan pengumpulan informasi.
CEO Infleksi AI Mustafa Suleyman mengatakan Inflection AI akan membangun cluster komputasi yang menampilkan sekitar 22.000 chip Nvidia H100, dengan daya komputasi yang diperkirakan tiga kali lebih besar daripada yang digunakan untuk melatih GPT4. "Infrastruktur ini membuat kami dapat menciptakan produk AI yang benar-benar berbeda," katanya.
Inflection AI juga memperkenalkan chatbot AI-nya Pi untuk menggoyang hegemoni ChatGPT di pasar chatbot AI.
Pi melibatkan pengguna dalam dialog interaktif yang memungkinkan pengguna mengajukan pertanyaan dan memberikan umpan balik. Saat ini Inflection AI berkantor pusat di Palo Alto, California dan mempekerjakan sekitar 35 profesional. Pada awal tahun ini, Inflection AI mengumpulkan USD 225 juta dalam putaran pendanaan pertamanya, menarik investasi dari firma modal ventura terkenal seperti Greylock dan Microsoft, serta Reid Hoffman sendiri. Saat perusahaan terus memperluas kemampuan dan penawarannya, masa depan AI sangat menjanjikan baik untuk bisnis maupun konsumen. Semakin seru untuk menantikan perkembangan tren AI yang ada.
Disusul Apple
Apple dikabarkan sedang mengembangkan tool AI yang disiapkan untuk bersaing dengan ChatGPT, Bard, dan tool AI lainnya. (ilustrasi: Apple)
Apple dikabarkan diam-diam sedang mengembangkan tool artificial intelligence (AI) yang disiapkan untuk bersaing dengan ChatGPT, Bard, dan tool AI lainnya.
Laporan Mark Gurman dari Bloomberg menyebutkan bahwa Apple sedang menguji chatbot AI mirip ChatGPT di lingkungan internal perusahaan. Chatbot yang dipanggil dengan sebutan Apple GPT oleh para karyawan Apple ini digunakan untuk membantu proses product prototyping. Chatbot ini dimanfaatkan untuk meringkas teks dan menjawab pertanyaan berdasarkan data yang ia pelajari.
Seiring kabar itu, saham Apple naik sekitar 1% dalam paruh pertama perdagangan Wall Street, Rabu waktu setempat, seperti dikutip dari CNBC Indonesia. Saham Apple diberitakan sempat menyentuh angka US$198 atau setara Rp29,62 juta per lembar.
Peluncuran chatbot ini di internal Apple sempat dihentikan sementara waktu karena masalah keamanan AI generatif. Setelah itu, Apple menambah jumlah karyawan yang bisa mengakses chatbot tersebut, melalui persetujuan khusus.
Namun, menurut laporan Bloomberg, apa pun output yang diberikan chatbot ini tidak bisa digunakan untuk mengembangkan fitur-fitur yang terkait pelanggan Apple.
Selain itu, laporan Bloomberg juga menyebutkan, Apple juga telah membangun framework AI yang dinamai Ajax. Ajax berjalan di Google Cloud dan dikembangkan di atas framework machine learning Google JAX.
Dengan framework AI Ajax sebagai fondasi, Apple mengembangkan large language model (LLM) sebagai basis untuk tool-tool internal mirip ChatGPT dan Bard.
Apple juga dikabarkan giat mencari talenta AI generatif, terlihat dari job posting yang diunggah ke halaman karier Apple. Raksasa teknologi ini sedang mencari engineer yang memilik pemahaman kuat mengenai LLM dan AI generatif.
Tidak seperti Google, Microsoft, dan Meta, Apple terkesan senyap untuk urusan AI generatif. Meski begitu Apple tidak ketinggalan dalam urusan fitur artificial intelligence di produk-produk dan aplikasinya, misalnya pada asisten suara Siri dan headset mixed reality Vision Pro
Saat ini Apple juga fokus pada isu-isu privasi di seputar AI. CEO Apple, Tim Cook, menegaskan bahwa meskipun Apple akan menambahkan AI ke lebih banyak penawarannya, hal itu akan dilakukan dengan "dasar yang bijaksana", seperti dikutip dari Bloomberg via Tech Crunch.