Google berkomitmen menghadirkan teknologi artificial intelligence (AI) yang aman bagi penggunanya, mengingat teknologi AI masih terbilang baru dan memiliki dampak bahaya besar jika dipegang orang yang salah.
Dalam sebuah unggahan blog, Google memiliki sebuah grup bernama Red Team yang beriisikan sekelompok white hacker untuk membuat sistem AI-nya berjalan aman.
Kepala Google Red Team Daniel Fabian mengatakan kelompoknya terdiri dari tim peretas yang mampu mensimulasikan berbagai ancaman, mulai dari negara dan kelompok Advanced Persistent Threat (APT) yang terkenal hingga peretas, penjahat individu, atau bahkan insiders.
“Istilah ini berasal dari militer dan menggambarkan aktivitas di mana tim yang ditunjuk akan memainkan peran musuh (Red Team) melawan tim tuan rumah,” kata Fabian seperti dikutip Gadgets Now.
Mekanisme kerja Red Team AI sangat erat dengan read team tradisional, tetapi juga memiliki keahlian materi pelajaran AI yang diperlukan untuk menangani serangan teknis yang rumit pada sistem AI.
Red Team Google memiliki tugas utama mengambil penelitian yang relevan dan mengadaptasinya untuk bekerja dengan produk dan fitur nyata yang menggunakan AI untuk mempelajari dampaknya.
“Latihan dapat meningkatkan temuan lintas disiplin keamanan, privasi, dan penyalahgunaan, tergantung di mana dan bagaimana teknologi diterapkan,” ujar Fabian.
“Keterlibatan Read Team, misalnya, telah menyoroti potensi kerentanan dan kelemahan, yang membantu mengantisipasi beberapa serangan yang kini kita lihat pada sistem AI,” katanya.
Bantu Jurnalis
Inilah Top 10 Karier Teratas di Bidang AI (Artificial Intelligence) pada Tahun 2023 Ini.
Google akan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) untuk membantu para jurnalis menulis artikel berita.
Google pun menggandeng beberapa perusahaan media di AS untuk implementasi teknologi AI tersebut.
New York Times melaporkan Google melakukan pembicaraan dengan Washington Post, pemilik Wall Street Journal News Corp dan bahkan New York Times.
Kehadiran teknologi AI Google itu sangat membantu jurnalis memilih judul atau membuat gaya penulisan yang berbeda.
“Sederhananya alat AI ini tidak dapat menggantikan peran jurnalis dalam melaporkan, membuat, dan memeriksa fakta artikel mereka,” kata juru bicara Google tersebut seperti dilansir Reuters.
Seorang juru bicara News Corp menolak mengomentari laporan NYT atau isu mengenai produk AI itu, tetapi mengatakan, "Kami memiliki hubungan yang sangat baik dengan Google, dan kami menghargai komitmen jangka panjang (CEO Google) Sundar Pichai untuk jurnalisme."
Gemini AI
Ilustrasi Gemini AI.
Raksasa teknologi Google dikabarkan sedang membangun sistem AI (artificial intelligence) baru yang disebut Gemini AI.Sistem AI itu nantinya akan mengalahkan ChatGPT besutan Open AI dari segi kemampuan, setidaknya begitulah yang diharapkan Demis Hassabis, CEO Google Deepmind.
Pada dasarnya, Gemini AI merupakan arsitektur AI generasi berikutnya yang bakal menggantikan PaLM 2, model AI saat ini di balik semua layanan AI milik Google.
Google sedang membangun AI Gemini agar lebih kuat daripada GPT-4 yang ada di ChatGPT. Seperti diketahui, model GPT-4 kini menjadi model bahasa besar yang dapat menghasilkan teks dan gambar.
Dikutip dari Gizchina, biaya pengembangan Gemini AI diperkirakan mencapai ratusan juta dolar. Dengan kata lain, Google menempatkan banyak sumber daya untuk pengembangan sistem AI tersebut.
Investasi ini merupakan salah satu faktor kunci dalam keyakinan Google bahwa Gemini AI akan melampaui model GPT-4 buatan ChatGPT.
Lebih lanjut, Hassabis mengatakan bahwa para insinyur Google saat ini menggunakan teknik dari AlphaGo untuk mengembangkan sistem Gemini AI.
AlphaGo adalah AI yang sangat kuat sehingga bisa mengalahkan juara board game Go.
Dan Google menggunakan teknik yang sama dengan AlphaGo untuk mengembangkan AI Gemini. Ini pada akhirnya berarti Gemini akan unggul dalam tugas pemecahan masalah dan perencanaan.
Hassabis menuturkan, "Pada tingkat tinggi, Anda dapat menganggap Gemini AI sebagai kombinasi beberapa kekuatan sistem AlphaGo dengan kemampuan bahasa yang luar biasa dari model bahasa besar."
Hassabis dan tim insinyurnya juga berencana untuk mencoba meningkatkan AI Gemini dengan ide-ide dari area lain. Itu termasuk ilmu saraf dan robot.
"Kami juga memiliki beberapa inovasi baru yang akan sangat menarik," cetus Hassabis.
Seperti yang diungkapkan Google, Gemini AI dirancang untuk menjadi multimodal, itu berarti dapat menangani berbagai jenis data. Misalnya, dapat bekerja dengan teks, gambar, video, dan audio.
Hassabis mengatakan bahwa sistem AI tersebut kini masih dalam pengembangan, dan butuh beberapa bulan lagi untuk menyelesaikannya.
Menurut Google, AI Gemini nantinya juga akan hadir dalam berbagai ukuran dan kemampuan. Artinya, fleksibel dan bisa diatur sesuai kebutuhan pengguna.
Baca Juga: Microsoft Tawarkan Sertifikat Profesional AI Generatif, Gratis!
Baca Juga: Lebih Canggih dari ChatGPT, Kini Chatbot AI Bard Dapat Mencari Gambar