Sebanyak 24% dari populasi di Indonesia merupakan generasi muda; masing-masing dengan minat, gaya belajar, dan keunikannya yang dimiliki.
Demi mengoptimalkan potensi generasi muda yang lebih dari enam juta di antaranya adalah mahasiswa, metode pembelajaran yang berpusat pada siswa perlu menjadi prioritas.
Untuk itu, Universitas Bina Nusantara (Binus University) mengembangkan BINUSMAYA 7.0 – sebuah learning management system (LMS) berbasis Microsoft Azure, yang memungkinkan setiap mahasiswa Binus University, baik itu yang mengikuti kelas reguler maupun internasional, mendapatkan pengalaman belajar interaktif dan terpersonalisasi.
“Sejak awal tahun 2000, kami terus berupaya mengembangkan sistem belajar e-learning, sampai akhirnya BINUSMAYA 5.0 yang kami kembangkan secara mandiri di internal, berhasil kami rilis di tahun 2014 dengan fungsi utama sebagai learning management system (LMS). Platform ini terus kami update secara berkala dan mendapatkan antusiasme penggunaan yang luar biasa, sehingga kami sampai di satu titik di mana kami memerlukan bantuan eksternal untuk mempercepat transformasi BINUSMAYA 5.0,” ujar Prof. Dr. Ir. Harjanto Prabowo, M.M., Rektor BINUS UNIVERSITY.
“Dari situ, kami menggandeng eComindo, salah satu mitra resmi Microsoft yang memiliki spesialisasi di bidang LMS, untuk ikut mengembangkan BINUSMAYA di platform Microsoft Azure, guna memberikan fleksibilitas dan skalabilitas penggunaan, serta mempermudah inovasi fitur. Di tengah pengembangan yang tengah berlangsung, pandemi menerpa. Kami bersyukur karena kala itu kami sudah siap merilis versi terbaru BINUSMAYA, yaitu BINUSMAYA 7.0, sehingga pada minggu pertama seluruh kelas bertransisi menjadi online, 85% kelas dapat berjalan secara mulus, diikuti dengan 100% kelas berjalan aman tanpa kendala di minggu kedua perkuliahan online,” lanjut Prof. Harjanto.
Setelah lebih dari dua tahun berjalan, BINUSMAYA 7.0 telah menjadi pusat pembelajaran berbasis teknologi Binus University.
Tidak hanya berguna sebagai ruang kelas modern: media mengajar oleh dosen dan media belajar oleh mahasiswa, BINUSMAYA 7.0 juga memungkinkan mahasiswa melihat jadwal perkuliahan dan ujian, mengakses materi pembelajaran – baik itu dalam format e-book maupun multimedia, mengerjakan dan mengumpulkan tugas, melihat nilai, melakukan diskusi interaktif dengan dosen dan mahasiswa lain – termasuk melalui video conference, serta mengurus hal-hal administrasi seperti pembayaran, pengurusan beasiswa, izin magang, dan pengambilan sertifikat.
Semua dapat dilakukan secara daring, baik dalam versi desktop maupun mobile.
Prof. Harjanto melanjutkan, “Kini, setelah situasi pandemi berangsur-angsur membaik, BINUSMAYA 7.0 tetap menjadi fondasi utama pendidikan di Binus University. Sebab, efektivitas dan kemudahan dari penggunaan BINUSMAYA 7.0 yang sangat dirasakan selama pandemi, masih terus dibutuhkan. Misalnya saja, dengan konsep blended learning yang kami terapkan sejak awal tahun ajaran 2022-2023 ini, mahasiswa semester tiga ke atas diberikan kebebasan untuk memilih kapan mereka akan mengikuti kelas secara tatap muka dan daring. Kebijakan ini tidak hanya memberikan fleksibilitas bagi mahasiswa, tetapi juga mendorong mereka untuk bertanggung jawab terhadap pilihannya masing-masing.”
“Memang, bagi mahasiswa semester pertama dan kedua, mereka masih kami minta untuk mengikuti perkuliahan full secara tatap muka, agar bisa membangun kedekatan emosional lebih dahulu dengan teman-teman seangkatan dan para tenaga pengajar di kampus. Meski demikian, BINUSMAYA 7.0 tetap menjadi go to platform mereka – untuk pusat informasi, tugas, dan bahkan untuk mengejar ketertinggalan di ruang kelas apabila mereka sedang berhalangan masuk,” lanjut Prof. Harjanto.
Berkat sosialisasi yang intensif, lebih dari 45.000 mahasiswa aktif dan 1.600 dosen Binus University yang terdaftar pada tahun akademik 2022-2023, secara aktif terus menggunakan BINUSMAYA 7.0.
“Inilah salah satu cara kami untuk menghadirkan pendidikan modern berkualitas internasional yang sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan industri. Ke depannya, bersama eComindo dan Microsoft, kami akan terus mengembangkan BINUSMAYA 7.0 agar dapat menjadi SuperApps yang kian memudahkan keseharian Binusian,” ujar Prof. Harjanto.
Adapun aspek skalabilitas dan keamanan merupakan elemen utama untuk membantu memastikan bahwa BINUSMAYA 7.0 dapat dipercaya dan dimanfaatkan oleh lebih banyak mahasiswa serta dosen, sehingga dapat terus memodernisasi ruang kelas ke depannya.
“Sejalan dengan komitmen kami untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif bagi semua, menyelaraskan perkembangan dunia pendidikan dengan industri teknologi menjadi kritikal. Sebab, dengan modernisasi pendidikan lah kita dapat mendemokratisasi akses terhadap pendidikan, dan menyiapkan talenta digital mumpuni yang dapat mengakselerasi Indonesia Digital 2045. Kami harap learning management system berbasis Microsoft Azure yang dibangun atas dasar trust dan security, dapat membantu memberdayakan serta meningkatkan kapabilitas dan keterampilan digital masa depan para pelajar BINUS UNIVERSITY, terlepas dari latar belakang, usia, dan jenis pendidikan mereka,” tutup Fiki Setiyono, Country Lead Azure Business Group, Microsoft ASEAN.
Baca Juga: BINUS @Malang Resmi Luncurkan BINUS Digitec Valley
Baca Juga: Microsoft Pastikan Bing AI Berbasis GPT-4 Selalu Tersedia Gratis