Find Us On Social Media :

Alasan Perusahaan Media Kompak Tolak Penggunaan Chatbot AI ChatGPT

By Adam Rizal, Minggu, 3 September 2023 | 15:00 WIB

Ilustrasi ChatGPT.

 

Sejumlah besar perusahaan media raksasa di dunia menolak penggunaan teknologi dan aplikasi artitificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan seperti ChatGPT untuk pembuatan artikel berita hingga mencari berbagai konten informasi.

Beberapa perusahaan media utama termasuk CNN, The New York Times, Disney, Bloomberg, The Washington Post, The Atlantic, Axios, Insider, ABC News, ESPN,dan Reuters melarang robot web GPTBot milik OpenAI mengakses konten-konten berita mereka.

OpenAI sendiri memperkenalkan robot web GPTBot itu pada 8 Agustus untuk meningkatkan kemampuan ChatGPT di masa mendatang dengan mengindeks konten dari berbagai situs web.

"Saya melihat adanya penyalahgunaan konten-konten kami," kata Danielle Coffey (Presiden dan CEO Aliansi Media Berita).

Pada April, CEO News Corp Australia mengatakan ChatGPT dan sistem AI serupa lainnya harus membayar untuk berita yang dikonsumsinya.

Sebelumnya, beberapa perusahaan layanan keuangan, seperti JPMorgan, Bank of America, Goldman Sachs, dan Citigroup, juga melarang penggunaan alat generatif AI secara internal.

Pada Mei, Samsung dan Apple, dua raksasa teknologi, keduanya melarang penggunaan chatbot AI seperti ChatGPT secara internal karena khawatir bahwa data internal yang sensitif akan diakses oleh model-model tersebut.

Sebaliknya, Netflix edang mempertimbangkan penggunaan AI dalam kapasitas tertentu, berdasarkan iklan lowongan pekerjaan yang mencari individu untuk peran AI dengan bayaran tinggi.

Semua ini terjadi setelah OpenAI merilis versi ChatGPT AI untuk bisnis mereka, yang diklaim memiliki empat kali lebih banyak daya dibandingkan dengan versi konsumen.

Mereka menyatakan bahwa versi bisnis ini dua kali lebih cepat daripada GPT-4, sambil meningkatkan standar privasi dan keamanan.

Sebelum rilis chatbot bisnis ini, seorang pakar blockchain dan AI dari IBM mengungkapkan bahwa model ini membawa beberapa "risiko utama" terutama terkait dengan potensi terungkapnya data internal yang sensitif, yang menjadi keprihatinan utama bagi banyak perusahaan yang melarang penggunaan chatbot.

Baca Juga: Bos Nvidia: ChatGPT Lebih Bermanfaat daripada Tambang Kripto

Baca Juga: Kembangkan AI, Iris Energy Borong Ratusan GPU Nvidia Rp152 Miliar