Find Us On Social Media :

China Larang Keras PNS-nya Pakai iPhone, Nilai Valuasi Apple Anjlok

By Adam Rizal, Sabtu, 9 September 2023 | 11:30 WIB

Ilustrasi Apple Store di China.

Pemerintah China mengeluarkan kebijakan tegas yang melarang semua PNS dan karyawan Badan Usaha Milik Negara (BUMN)-nya memakai iPhone dan perangkat asing lainnya.

Larangan itu bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Tiongkok pada teknologi asing dan membatasi aliran informasi yang sensitif keluar negeri.

Beijing sudah memberikan instruksi kepada PNS melalui pertemuan baik offline maupun online melalui aplikasi pesan instan untuk tidak membawa iPhone atau perangkat asing lainnya ke kantor.

Sebelumnya China juga telah melarang pejabat pemerintah di beberapa kementerian dan BUMN untuk menggunakan iPhone selama beberapa tahun terakhir.

"Kami telah menginstruksikan lembaga negara dan BUMN untuk segera mengganti teknologi asing dengan teknologi domestik yang dianggap aman dan dapat diawasi," tulis pernyataan resmi dari pemerintah China.

iPhone telah mendominasi pasar premium di Tiongkok dan populer di kalangan PNS dan karyawan swasta.

Pangsa pasar iPhone mencapai hampir 19 persen di China dan menjadi jumlah signifikan Apple mengingat China adalah pasar smartphone terbesar di dunia.

China juga mewajibkan beberapa perusahaan teknologi asing untuk menyimpan data yang dikumpulkan di dalam negeri.

Larangan itu menyebabkan saham Apple mengalami penurunan sebesar 2,9 persen pada perdagangan Kamis, 7 September 2023.

Para investor khawatir apakah Apple mampu beroperasi di China yang merupakan pasar terbesar di luar negeri bagi perusahaan tersebut.

Tak hanya itu, nilai kapitalisasi pasar saham Apple telah menyusut sekitar Rp 3.070 triliun dalam dua hari terakhir, dan saham Apple saat ini berkinerja buruk dalam indeks Dow Jones.

Larangan ini juga dapat menjadi berita buruk bagi Apple karena Tiongkok adalah pasar terbesar bagi produk-produk perusahaan tersebut, dengan penjualan di Tiongkok menyumbang sekitar seperlima dari total pendapatan perusahaan pada tahun 2022.