Visa akan mengucurkan dana ventura senilai 100 juta dolar AS atau sekitar 1,5 triliun rupiah ke startup yang bergerak di bidang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan generatif.
Langkah ini membuat Visa bergabung dengan deretan investor lain yang ikut berinvestasi dalam sektor ini tahun ini.
Sebelumnya, beberapa perusahaan terkemuka seperti Microsoft dan Alphabet's Google telah memberikan dukungan finansial kepada ruang AI yang saat ini sedang menjadi tren di dunia teknologi, terutama setelah popularitas chatbot ChatGPT.
"Meskipun saat ini teknologi AI paling banyak digunakan untuk mengerjakan tugas dan membuat konten, tetapi teknologi AI ini juga akan memiliki dampak besar pada dunia perdagangan," kata Jack Forestell (Chief Product and Strategy Officer Visa) seperti dikutip Reuters.
Teknologi AI generatif adalah teknologi yang mampu menciptakan konten yang sepenuhnya baru berdasarkan pembelajarannya dari data masa lalu.
Incaran Investor
Ilustrasi AI (Artificial Intelligence).
Sudah tidak asing berita startup yang berguguran karena tidak mampu menjalankan roda bisnis mereka dan tidak memiliki daya pikat untuk menarik para investor.
Ya, membuka usaha startup penuh dengan perjuangan karena harus menghabiskan banyak dana di awal untuk langsung melesat dan menarik pelanggan.
Sayangnya, persaingan antar startup sangat ketat dan para investor menginginkan keuntungan yang cepat pula. Hal itu membuat para startup tercekik dan akhirnya banyak yang tutup.
Para investor pun melihat startup teknologi adalah ladang bisnis yang cuan di masa depan, mengingat saat ini masyarakat sudah melek digital. Namun, startup yang bergerak di bidang apa yang mampu menarik hati para investor?
Saat ini startup yang bergerak di bidang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mampu mengeluarkan daya magis yang mampu menarik perhatian para investor.