Microsoft rela menghabiskan uang senilai 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp 234 triliun setiap tahunnya supaya mesin pencari Bing menjadi browser bawaan di perangkat Apple.
CEO Microsoft Satya Nadella mengungkapkan Microsoft sangat menginginkan browser kebanggannya Bing menjadi mesin pencari default dalam browser Apple Safari.
"Kami sangat ingin Bing menjadi mesin pencari default di browser Safari walaupun kami harus menghilangkan logo Bing jika Apple memintanya. Namun, hingga saat ini, upaya tersebut belum berhasil," katanya.
Google dituduh melakukan monopolit pasar dengan membayar Apple dengan uang yang cukup banyak supaya Google menjadi mesin pencari default pada perangkat Apple.
Lantas, Google sendiri berusaha membantah klaim ini dengan mengatakan bahwa pengguna memiliki kebebasan untuk memilih mesin pencari lain untuk digunakan pada perangkat mereka.
"Cara curang Google mendominasi pasar itu membuahkan hasil karena Google secara default menjadi mesin pencari di banyak perangkat," kata Nadella dalam sebuah testimoni sidang kasus dugaan monopoli Google di Washington, Amerika Serikat (AS). Kasus dugaan monopoli (antitrust) ini dipimpin oleh Departemen Kehakiman AS.
Nadella juga menyatakan kekhawatirannya bahwa dominasi Google dapat berkembang lebih jauh dalam bidang artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan terutama dengan teknologi chatbot mereka yang disebut Bard.
Meskipun Microsoft telah menginvestasikan miliaran dolar AS untuk mendukung OpenAI, yang menciptakan chatbot ChatGPT yang menggunakan Bing sebagai mesin pencari,
Nadella khawatir bahwa Google bisa membuat kesepakatan yang mengizinkan data AI dari berbagai perusahaan hanya tersedia untuk Bard dan mesin pencari Google, yang bisa berdampak negatif bagi pesaing seperti Bing.
Namun, Nadella khawatir bahwa jika Google terus maju dan AI-nya terus berkembang, maka Google dapat membuat suatu kesepakatan kerja sama dengan berbagai perusahaan, seperti yang dilakukan pada bisnis search engine.
Kesepakatan tersebut bisa berupa "larangan" supaya data-data AI dari aneka perusahaan yang digandeng Google, hanya dilatih khusus untuk Bard dan search engine Google, tidak berasal dari internet atau search engine lain.
Sehingga, output latihan dan hasil data AI tersebut hanya mengalir dan bisa diakses oleh search engine Google saja, tidak bisa diakses oleh search engine lain termasuk Bing, sebagaimana dirangkum MobileSyrup.