Transformasi ke cloud terus dilakukan di berbagai industri. Namun peningkatan biaya pengeluaran untuk cloud pun tak bisa dihindari. Azul menawarkan cara mengurangi biaya penggunaan cloud melalui Java Virtual Machine (JVM).
Dalam sebuah survei yang dilakukan International Data Corporation (IDC), 81% responden dari Indonesia memiliki rencana untuk meningkatkan utilisasi cloud. Ada berbagai alasan di balik rencana tersebut, seperti menghadirkan kapasitas, elastisitas, otomatisasi, dan ketersediaan sesuai permintaan, sehingga memberdayakan bisnis besar dan kecil untuk berjalan secara modern dan cepat untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang dinamis saat ini.
Namun di sisi lain, ada pembengkakan biaya yang dialami perusahaan. Dalam sebuah studi tahun 2021, firma riset Gartner menemukan bahwa organisasi dengan sedikit atau tanpa rencana pengoptimalan biaya cloud akhirnya mengeluarkan biaya terlalu banyak untuk layanan cloud hingga 70% tanpa memperoleh nilai manfaat yang ditargetkan.
Sebagai perusahaan yang fokus sepenuhnya pada platform Java, Azul menawarkan cara mudah mereduksi biaya pengeluaran cloud melalui JVM. “Yang kami tawarkan adalah melihat lapisan Java dan melakukan rearchitecting layer tersebut dengan beralih dari OpenJDK ke optimised JDK,” ujar Vice President APAC Azul, Dean Vaughan.
Ia menjelaskan, dengan cara ini, organisasi dapat mengurangi jumlah virtual machine yang harus mereka jalankan di cloud untuk menjalankan aplikasi dalam jumlah yang sama.
Optimised JDK yang ditawarkan adalah Azul Platform Prime, yaitu Java Runtime yang bekerja optimal secara global, dengan kinerja Java yang lebih cepat untuk bertransaksi dengan lebih banyak perangkat keras yang sama, serta optimalisasi fitur yang menyediakan waktu respon yang konsisten dan mengurangi latensi.
Menurutnya, secara rata-rata, Azul Platform Prime akan memberikan penghematan biaya cloud hingga 50% bagi pengguna Azul.
Berpengalaman selama dua dekade dalam menyediakan infrastruktur dan dukungan Java bagi para pelanggannya, Azul juga menawarkan platform Java yang diklaim akan memberikan penghematan sebesar 70% jika dibandingkan dengan platform Java lainnya.
Menurut Dean Vaughan, selain menawarkan support yang didukung tim teknik Java terbesar di luar Oracle, Azul juga menawarkan pembaruan khusus keamanan per tiga bulan dan keahlian Java.
Azul juga menyediakan layanan berbasis cloud untuk vulnerability detection. Layanan ini dikembangkan sebagai jawaban Azul terhadap meningkatnya risiko serangan terhadap rantai pasokan perangkat lunak perusahaan. Salah satu risiko serangan terhadap aplikasi Java adalah kerentanan Log4j yang terus meningkat. Layanan Azul Vulnerability Detection (AVD) mampu mendeteksi kerentanan yang terdapat dalam aplikasi Java selama beroperasi tanpa dikenakan penalti untuk performanya.
Minggu lalu, Azul juga baru meluncurkan Azul Code Inventory adalah fitur baru dari AVD yang menyediakan katalog bagi pengembang dan tim DevOps untuk mengidentifikasi kode pemrograman yang sudah usang (obsolete) dan tidak digunakan lagi.
“Ada dua alasan mengapa fitur ini penting, Pertama adalah kode yang tidak digunakan dan usang mungkin memiliki kerentanan di dalamnya. Daripada menambal kerentan itu, akan lebih mudah menghapus kode tersebut,” jelas Dean Vaughan.