Alasan lainnya, jelas Dean, datang dari perspektif tim DevOps. “Jika harus melakukan testing pada kode-kode lama yang sudah usang yang sebenarnya tidak dibutuhkan lagi, ini akan menambah biaya dan kompleksitas,” jelasnya. Oleh karena itu, menurut Dean, Code Inventory dapat meningkatkan produktivitas pengembang dan pada akhirnya menghemat biaya karena mengeliminasi beban pemeliharaan dan pengujian kode yang tidak digunakan.
"Komitmen kuat kami di Azul adalah memberdayakan bisnis untuk memanfaatkan potensi penuh dari investasi cloud dan Java mereka sebagai titik utama misi ini," ujar Scott Sellers, Co-Founder dan CEO Azul dalam media briefing di Jakarta, kemarin (11/10)..
"Dengan memperkenalkan Azul Platform Prime ke Indonesia, kami tidak hanya memberikan solusi – kami menyediakan jalan bagi bisnis untuk mewujudkan efisiensi dan penghematan biaya yang lebih efisien dalam perjalanan cloud mereka," imbuhnya.
"Kami sangat antusias dengan potensi pasar ini untuk menghadirkan pilihan Java yang unggul di pasar Indonesia. Investasi dan pertumbuhan substansial kami di kawasan ini, termasuk perluasan program mitra saluran kami, akan menguntungkan bagi pelanggan besar dan kecil kami dimana saat ini perusahaan terus mendorong komitmen untuk membuat efisiensi cloud dapat diakses dan berkelanjutan," pungkas Dean Vaughan.
Baca juga: Tumbuh Pesat, Nilai Pasar Cloud di Indonesia Tembus Rp14 Triliun
Baca juga: Bantu Peneliti, Google Cloud Perkenalkan Fitur Vertex AI Search Baru