Find Us On Social Media :

Digaji Besar, Industri AI Diburu Para Pelamar Kerja di China

By Adam Rizal, Senin, 16 Oktober 2023 | 13:00 WIB

Ilustrasi artificial intelligence (AI)

Platform rekrutmen Liepin di China mengungkapkan lulusan universitas di China memilih bekerja di industri artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan karena menawarkan gaji yang besar.

Lapangan pekerjaan berbasis AI menawarkan gaji rata-rata sekitar USD2600 atau sekitar Rp41 juta per bulan, naik 40 persen dalam tiga tahun terakhir.

Faktor yang membuat gaji bekerja di industri AI besar adalah tingginya permintaan akan keterampilan AI generatif, yang dipicu oleh persaingan untuk mengembangkan layanan serupa dengan ChatGPT.

Selain AI, posisi yang berhubungan dengan blockchain juga muncul sebagai salah satu pilihan yang paling menguntungkan, diikuti oleh posisi dalam sektor perawatan lansia, penerbangan, peralatan luar angkasa, dan perangkat komunikasi, semuanya menawarkan gaji yang bersaing, berkisar antara USD2000 (sekitar Rp32 juta) hingga USD2300 (sekitar Rp36 juta).

Laporan ini menyoroti persaingan sengit dalam merekrut talenta nasional, terutama di kota-kota seperti Xian dan Hefei, yang semakin meningkatkan investasi mereka di sektor teknologi.

Gaji menjadi alat penting dalam usaha kota-kota ini untuk menarik lulusan, dan lulusan menjadi pusat perhatian bagi upaya mereka dalam mengembangkan kekuatan kerja.

Bidang teknologi informasi, internet, dan video game masih tetap populer di kalangan lulusan, meskipun ada pergeseran minat ke arah pekerjaan di bidang elektronik, telekomunikasi, dan semikonduktor, yang terlihat dari hampir dua kali lipatnya jumlah CV yang dikirimkan dibandingkan tahun 2021.

Meskipun rata-rata gaji lulusan universitas pada tahun 2023 mengalami sedikit penurunan dibandingkan tahun sebelumnya, penurunan tersebut lebih disebabkan oleh ketidakpastian dalam ekonomi makro.

Namun, gaji yang masih diterima oleh lulusan melampaui gaji pada tahun 2021, menunjukkan ketahanan pasar kerja secara keseluruhan di tengah tantangan ekonomi.

Ketika melihat kota-kota, Beijing memimpin dengan gaji rata-rata tertinggi sekitar $1.800 (sekitar Rp28 juta) per bulan, diikuti oleh Shanghai, Shenzhen, dan Hangzhou, yang merupakan markas bagi perusahaan teknologi besar seperti Baidu dan Meituan.

Hal ini mencerminkan konsentrasi peluang kerja dengan gaji tinggi di pusat-pusat kota besar.

Perkembangan pesat dalam sektor AI dan blockchain mencerminkan tren global, meskipun mereka juga membawa tantangan, termasuk pergeseran dalam jenis pekerjaan dan pertimbangan etika yang relevan.