Nilai impor semikonduktor dari Amerika Serikat (AS) ke China anjlok 14,6 persen selama sembilan bulan pertama tahun 2023. Anjloknya impor dari China itu disebabkan oleh penerapan kebijakan AS yang super ketat.
AS khawatir dengan perkembangan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan China yang berkembang pesat. Ironisnya, kehebatan inovasi AI China saat ini ditunjang dengan pasokan teknologi dari AS.
Menurut laporan Gizmochina, total nilai impor sirkuit terpadu (IC) turun sebesar 19,8 persen atau USD252,9 miliar dibandingkan tahun sebelumnya.
China pun tidak kehabisan ide karena bisa memborong chip canggih GPU asal AS lewat pasar gelap.
China memborong GPU Nvidia A100 dan H100 lewat jalur ilegal. Selain itu, impor semikonduktor China dari negara-negara utama dalam rantai pasokan semikonduktor seperti Korea Selatan, Jepang, dan Taiwan juga mengalami penurunan.
Impor China dari Korea Selatan mengalami penurunan yang signifikan sebesar 23 persen. Sedangkan, impor dari Jepang dan Taiwan masing-masing turun sebesar 16,3 persen dan 20 persen.
Para analis saat ini sedang memperhatikan kemungkinan revitalisasi industri ponsel pintar di Tiongkok.
Meskipun ada sanksi dari AS, terdapat harapan bahwa peluncuran ponsel 5G baru oleh Huawei Technologies dapat memberikan dorongan positif bagi industri yang mengalami penurunan dalam aktivitas manufaktur, memberikan sedikit cahaya di tengah tantangan yang ada.
Rela Gaji Besar
Ilustrasi artificial intelligence (AI)
Platform rekrutmen Liepin di China mengungkapkan lulusan universitas di China memilih bekerja di industri artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan karena menawarkan gaji yang besar.
Lapangan pekerjaan berbasis AI menawarkan gaji rata-rata sekitar USD2600 atau sekitar Rp41 juta per bulan, naik 40 persen dalam tiga tahun terakhir.