Perusahaan konsultan komunikasi Vero resmi meluncurkan agensi PR (public relation) berbasis teknologi AI (artificial intelligence) atau kecerdasan buatan bernama Rover.
Agensi baru ini akan berperan sebagai inkubator untuk kampanye brand (merek) yang didukung oleh AI.
Selain itu, Rover juga akan membantu proses kerja untuk klien-klien baru maupun yang sudah ada, sekaligus membangun kemitraan dengan pemangku kepentingan lain yang juga berfokus pada penggunaan AI dalam industri PR, termasuk aplikasi berbasis AI, kelompok perdagangan, organisasi nonprofit, akademisi, dan thought leaders.
Rover akan beroperasi bersama dengan kantor-kantor Vero yang sudah ada di wilayah Indonesia, Filipina, Thailand, dan Vietnam.
Vero telah mengintegrasikan perangkat AI generatif ke dalam proses kreatif, konten, data, dan perencanaan.
Peluncuran Rover merupakan bentuk komitmen Vero untuk lebih mengembangkan kemampuan AI guna memperkaya kompetensi internal maupun meningkatkan penawaran layanan kepada klien.
Rover akan dipimpin oleh Founding VPs Skylar Thwe dan Hong Phuc Ngo, dan akan diluncurkan bersama dengan tim praktisi berpengalaman, yang terdiri dari konsultan, kreatif, planner, media relations specialists, editor, ahli strategi, analis data, dan praktisi media buying.
"Kami percaya bahwa mendirikan sebuah agensi AI yang didedikasikan dan dibangun sejak awal, adalah langkah terbaik untuk mempercepat pembelajaran kami dan memungkinkan kami untuk berbagi pengetahuan kepada rekan-rekan seprofesi maupun klien-klien kami,” kata Skylar.
Rover menghadirkan berbagai layanan PR dan kreatif untuk klien-klien dari berbagai sektor dengan memanfaatkan perangkat berbasis AI untuk meningkatkan efisiensi dalam alur kerja, meningkatkan kualitas konten digital, dan menghadirkan hasil pekerjaan yang lebih akurat.
Selain itu, Rover akan menawarkan layanan konsultasi AI dan pelatihan literasi AI kepada brand yang ingin mengintegrasikan ragam praktik terbaik AI dalam organisasi mereka dan tim komunikasi serta pemasaran internal.
Hong Phuc Ngo menambahkan, "Kini teknologi AI semakin matang. Ragam brand yang memanfaatkan AI untuk meningkatkan kreativitas manusia memiliki potensi untuk menceritakan kisah-kisah yang lebih besar dan lebih berani. Oleh karena itu, agensi PR dan komunikasi harus memiliki pemahaman yang kuat tentang AI untuk mendukung klien-klien mereka dalam perjalanan ini."
Rover akan memanfaatkan ragam tools (alat-alat) berbasis AI seperti ChatGPT, Midjourney, dan Firefly untuk mempercepat dan mengotomatisasi pembuatan konten dalam berbagai format media, termasuk teks, gambar, video 3D, animasi, voice synthesis, dan musik.
Dengan bantuan tools tersebut, penulis, editor, dan desainer dapat menciptakan cerita yang lebih besar dengan ragam gaya, nada, dan format sekaligus dapat menjangkau audiens yang lebih luas dalam waktu yang lebih singkat.
Selain itu, Rover dilengkapi dengan perangkat analisis audiens dan analisis sentimen konsumen yang dapat memecah dataset yang luas menjadi segmen-segmen yang dapat dijadikan dasar tindakan untuk menyempurnakan presentasi media, pesan, dan rencana komunikasi bagi klien Rover.
Ragam wawasan real-time ini memungkinkan penyesuaian yang cepat sekaligus meningkatkan pengembalian investasi (ROI) dari sebuah kampanye.
Metode berbasis AI yang diterapkan oleh Rover juga akan mendukung kolaborasi dengan para influencer yang lebih baik, strategi pemasaran yang lebih efisien, identifikasi tren yang lebih akurat, dan pengalaman pelanggan yang lebih mendalam.
Rover berkomitmen memberikan hasil kerja yang disempurnakan oleh AI secara aman dan sesuai dengan aturan kepada masyarakat dan klien mereka, dengan mengakui perkembangan teknologi AI dan perubahan dalam lanskap PR.
Dalam menjalankan komitmen ini, Rover mengikuti lima prinsip panduan, termasuk:
- Praktik AI yang Etis: Berkomitmen untuk menggunakan AI secara etis dalam kegiatan PR dan komunikasi, dengan menghormati standar privasi data dan persetujuan, serta secara berkala memantau perkembangan penyedia perangkat AI guna memastikan keselarasan dan meminimalisir risiko bias.
- Transparansi dalam Penggunaan AI: Menjaga keterbukaan dalam penggunaan AI kepada klien dan masyarakat.
- Konten yang Diverifikasi: Memastikan bahwa semua konten yang dihasilkan oleh AI sesuai dengan fakta yang telah diverifikasi dan informasi yang akurat.
- Kepatuhan dan Regulasi: Tetap mengikuti perkembangan regulasi dan persyaratan kepatuhan yang terkait dengan AI, terutama yang menyangkut privasi data dan pengungkapan dalam komunikasi.
- Kemitraan dan Kolaborasi: Menjajaki kemitraan dengan penyedia teknologi AI, akademisi, thought leaders, dan organisasi nirlaba untuk secara efektif memanfaatkan potensi AI dalam meningkatkan upaya PR dan komunikasi.
Baca Juga: Profesi ini Bakal Lenyap Digantikan Teknologi AI, Adakah Profesimu?
Baca Juga: AI Bisa Uraikan Teks Artefak Kuno yang Belum Dibaca Selama 2000 Tahun
Baca Juga: Lima Profesi AI yang Banyak Dicari dan Memiliki Gaji Menggiurkan