Find Us On Social Media :

VMware Explore 2023 Singapore: Multi-Cloud di Asia Tenggara dan Indonesia Berkembang

By Cakrawala Gintings, Selasa, 24 Oktober 2023 | 17:00 WIB

Pada VMware Explore 2023 Singapore yang digelar di Singapura baru-baru ini, VMware menyebutkan adopsi multi-cloud di Asia Tenggara dan Indonesia adalah berkembang.

Khusus di Indonesia, adopsi layanan VMware “tingkat lanjut” juga bertumbuh signifikan dalam setahun terakhir dibandingkan setahun sebelumnya. VMware mengatakan bahwa sebagian konsumen VMware di Indonesia sudah berada di cloud chaos dalam perjalanan cloud-nya dan berusaha untuk mencapai cloud smart memanfaatkan aneka layanan tingkat lanjut dari layanan VMware Cross-Cloud. Namun, secara porsi, VMware memastikan permintaan akan layanan tingkat lanjut VMware dari organisasi yang menjadi konsumennya relatif masih sedikit.

Akselerasi adopsi multi-cloud di Asia Tenggara dan Indonesia sedikit banyak juga didorong oleh sovereign cloud. Salah satu keunikan kawasan Asia Tenggara dibandingkan sejumlah kawasan lain adalah perihal keberagamannya. Di Asia Tenggara terdapat banyak negara dengan regulasinya masing-masing; regulasi yang memengaruhi penggunaan cloud. Sejumlah negara seperti Indonesia misalnya mewajibkan data tertentu untuk berada di lingkup wilayahnya alias tidak boleh keluar dari wilayah negaranya. Alhasil untuk data yang dimaksud, pusat data yang digunakan harus berada secara fisik di negara bersangkutan. Tentunya tidak persoalan lokasi saja melainkan juga memenuhi regulasi lainnya. Dengan kata lain, bila menggunakan cloud untuk hal-hal seperti ini perlu menggunakan sovereign cloud yang memang didesain dan dibangun untuk memenuhi regulasi yang dimaksud.

‘Terakhir ini banyak banget customer yang ke saya ngomongnya cloud chaos. Coba beberapa cloud misalnya Google, AWS, dan juga Azure dan mereka melihat bagaimana bisa mem-balance antara ketiga cloud tersebut, nah sehingga butuh bantuan VMware untuk mem-balance sebagai cloud management platform-nya, di mana tidak hanya masalah management, tapi juga visibility, dari segi performance, mobility, dan sebagainya,’ sebut Wiliam Buyung (Country Manager VMware untuk Indonesia).

Pada VMware Explore 2023 Singapore, VMware telah mengumumkan perkembangan sehubungan VMware Sovereign Cloud di Asia Pasifik yang tentunya mencakup Asia Tenggara dan Indonesia. VMware mengumumkan bahwa kini terdapat sebanyak 22 mitra VMware Sovereign Cloud di Asia Pasifik untuk menjawab permintaan akan sovereign cloud yang meningkat. VMware menyebutkan makin banyak negara yang membuat regulasi seputar data dan kedaulatan digital alias digital sovereignty. Adapun mitra VMware Sovereign Cloud bisa dibilang penyedia layanan cloud yang memanfaatkan teknologi VMware dan menawarkan sovereign cloud yang memenuhi persyaratan tertentu dari VMware. Di Indonesia sendiri misalnya ada Lintasarta Cloudeka yang dibantu oleh Virtus.

“Awal tahun ini kita baru launching kita punya partner, yang pertama sovereign cloud dan adopsi sangat baik, bahkan sangat po, customer kita juga di, di, di, baru saja onboard di bulan ini dan mulai menggunakan sovereign cloud kita dan so far customer kita happy banget. Karena apa? Karena semua operation, semua orang-orang yang melakukan operation di cloud tersebut ada di Indonesia sehingga tidak hanya datanya, tetapi operation, semua matriksnya, semua not leaving the country, masih di Indonesia, dan memang saya lihat ke depannya makin banyak sekali permintaan. Dan itu juga ada rencana untuk menambah partner lagi untuk sovereign cloud, dalam progress,” kata Wiliam Buyung (Country Manager VMware untuk Indonesia).

Private AI Siap Mendorong Adopsi Multi-Cloud

Belakangan AI, khususnya AI generatif alias generative AI sangat populer di dunia. Begitu pula di Asia Tenggara dan Indonesia. Banyak organisasi yang ingin memanfaatkan AI, utamanya AI generatif karena antara lain bisa meningkatkan efisiensi dus produktivitas. Namun, setidaknya sebagian khawatir akan permasalahan sehubungan privasi, misalnya kebocoran data seperti yang dialami Samsung karena para karyawannnya secara tidak sengaja membagikan data tersebut ke ChatGPT saat menggunakannya. VMware menyakini jawaban atas persoalan ini adalah Private AI. Private AI didefinisikan VMware sebagai suatu pendekatan arsitektural yang bisa membuka berbagai manfaat bisnis dari AI dengan aneka kebutuhan praktis suatu organisasi terhadap privasi dan compliance.

Adapun tawaran VMware akan Private AI yang diungkapkan pada VMware Explore 2023 Singapore adalah Private AI Foundation with NVIDIA. Namun, VMware Private AI Foundation with NVIDIA belumlah tersedia. VMware Private AI Foundation with NVIDIA ditargetkan dirilis pada awal tahun 2024 yang akan datang. Meskipun begitu, banyak organisasi, termasuk di Asia Tenggara dan Indonesia, yang diklaim telah menanyakan perihal VMware Private AI Foundation with NVIDIA ini. VMware mengantisipasi bahwa adopsi Private AI Foundation with NVIDIA di Asia Tenggara dan Indonesia akan memiliki momentum yang baik.

‘Bagaimana kita membuat, menggabungkan [privasi akan data, akses, dan kekayaan intelektual] ini untuk men-generate sesuatu yang produk untuk kita sendiri yang aman. Itu yang VMware posisikan dengan Private AI Foundation,’ jelas Santoso Suwignyo (Senior Director, Technical Services, VMware).

VMware Private AI Foundation with NVIDIA akan mengitegrasikan VMware Private AI dengan peranti lunak dan komputasi terakselerasi NVIDIA AI Enterprise. Dengan VMware Private AI Foundation with NVIDIA, organisasi akan bisa menjalankan model-model AI yang telah dilatih dengan data privatnya secara hemat biaya serta membolehkan model-model AI itu untuk dimanfaatkan di berbagai private cloud, public cloud tertentu, dan edge. Merupakan solusi multi-cloud, adopsi VMware Private AI Foundation with NVIDIA sewajarnya akan mendorong adopsi multi-cloud pula.

“Gen AI diprediksi dan kita mungkin bisa dengan confidence, confidence yang lebih tinggi kalau ini betul-betul suatu teknologi yang game changer yang akan menjadi teknologi yang terus dipakai ke depan dan mungkin sepuluh, dua puluh, tiga puluh tahun ke depan Pak. Karena bukan manfaatnya sangat efisien dan juga yang kedua, peningkatan dari efisiensinya, tetapi yang kedua juga bukan mainly spesifik model dari AI, tetapi lebih ke general purpose AI yang bisa generate something, right. So itu yang, yang menjadi nilai tambah. Tapi yang perlu kita lihat ada dua sisi, right. So satu dari segi betul-betul mendapatkan manfaat, masih awal. Saya katakan masih awal, bukannya hype, tapi awal. Yang kedua juga consideration pertimbangan bagaimana yang Pak Wiliam sebutkan, right. Bagaimana dengan dataset yang kita perlu jaga privasinya,” pungkas Santoso Suwignyo (Senior Director, Technical Services, VMware).