Find Us On Social Media :

Ini Tiga Cara Cisco Gunakan Artificial Intelligence di Platform Webex

By Liana Threestayanti, Jumat, 27 Oktober 2023 | 13:30 WIB

Cisco mengintegrasikan AI untuk audio dan video yang jernih, serta meningkatkan produktivitas pengguna pada platform komunikasi dan kolaborasi Webex. (Ilustrasi Webex AI Assistant)

Di ajang WebexOne, yang berlangsung di Anaheim, California, AS, Cisco menghadirkan strategi inovatif mengintegrasikan artificial intelligence (AI) untuk audio dan video yang jernih, serta meningkatkan produktivitas pengguna pada platform komunikasi dan kolaborasi Webex.

Strategi AI Cisco meliputi tiga hal: model real-time media (Real-time Media Model/RMM), Webex AI Codec, dan Webex AI Assistant. Strategi Webex AI dan Webex AI Assistant ini akan diterapkan di seluruh portofolio Webex, yaitu Webex Suite, perangkat Cisco Collaboration, Webex Contact Center, Webex Connect, dan Webex Control Hub.

Pendekatan yang berbeda ini diambil Cisco lantaran kecerdasan audio dan video, serta kecerdasan bahasa dinilai akan menambah insight bagi pengguna. 

“Kita berada di titik yang krusial di era baru hybrid working, di mana AI memegang peranan penting dalam membantu kita menjembatani kesenjangan dan memungkinkan kita semua bekerja dan berkomunikasi secara maksimal,” kata Jeetu Patel, Executive Vice President dan General Manajer, Cisco Security and Collaboration. Jeetu menjanjikan pelanggan akan memperoleh manfaat AI yang pervasif di setiap aspek platform Webex.

RMM untuk Pengalaman Kolaborasi yang Lebih Baik

Kecerdasan video diperoleh melalui real-time media model (RMM) yang dirancang Cisco untuk meningkatkan pengalaman berkolaborasi dengan insight real-time. Model ini memiliki kemampuan mengambil berbagai media stream dan menghasilkan berbagai output, seperti pengenalan orang dan obyek, serta analisis tindakan seperti gerakan dan gestur.

Salah satu contoh nyata penggunaan RMM adalah kemampuannya mendeteksi gerakan dan gestur peserta rapat sehingga tahu kapan peserta rapat menjauh dari perangkatnya. Kemudian Webex akan membuatkan catatan rapat untuk memberi tahu peserta tersebut saat mereka kembali.

AI Codec Jernihkan Audio & Video 

Sementara Webex AI Codec dirancang untuk meningkatkan kualitas audio dan video dalam rapat online, khususnya bagi pengguna dengan konektivitas internet yang buruk, misalnya ketika pengguna sedang berada di mobil, kamar hotel, atau daerah-daerah dengan konektivitas yang kurang memadai.

Sandeep Mehra, Managing Director, Collaboration, APJC Cisco menjelaskan bahwa audio dan video yang terputus-putus tetap menjadi salah satu tantangan terbesar tidak hanya bagi peserta rapat online tapi juga pelanggan yang menelepon ke contact center perusahaan.

AI Audio Codec ini memungkinkan redudansi transmisi secara masif untuk pulih dari network packet loss dengan sangat cepat dan memastikan audio stream tidak terpengaruh. Codec ini bekerja dengan mengambil audio stream dan mendigitalisasinya sebelum mengirimkannya ke end user sehingga audio yang dihasilkan akan lebih jernih, terlepas dari kondisi jaringan internet. AI generatif dimanfaatkan di sini untuk mengisi kesenjangan akibat terjadinya packet loss. 

Webex AI Codec juga dibekali fitur untuk meningkatkan kejernihan audio (audio clarity), seperti noise removal, de-reverberation (penyaring gema), serta bandwidth extension (perluasan bandwidth). Ada juga fitur Super Resolution berbasis teknik machine learning. Fitur ini dirancang untuk mempertajam kualitas video, terlepas dari kondisi bandwidthnya.

Asisten AI untuk Tingkatkan Produktivitas

Selain meningkatkan kualitas audio dan video, AI juga dimanfaatkan Cisco untuk membuat peserta rapat online lebih produktif dengan berbagai cara melalui Webex AI Assistant. Misalnya, Webex AI Assistant meringkas apa yang dibicarakan dalam rapat (Meeting Summaries) secara real time. Ringkasan rapat ini akan disusun menurut bab (chapter) dan sorotan (highlights) sehingga akan lebih memudahkan bagi peserta yang ketinggalan atau tidak bisa hadir dalam rapat. 

Fitur lain yang tak kalah menarik dlh Change Message Tone. Fitur ini akan memberikan  rekomendasi perubahan untuk tone/nada, format, dan frasa di Webex Messaging dan Slido. Asisten AI ini misalnya dapat memberikan rekomendasi respons yang bernada lebih profesional. 

Bagi para agen Webex Contact Center, asisten AI dapat menawarkan “suggested responses” sehingga agen contact center dapat menjawab pelanggan dengan lebih cepat. Usulan respons tersebut dihasilkan berdasarkan riwayat dan konteks dari pertanyaan serta permintaan pelanggan. 

Webex AI juga dapat membuatkan ringkasan Slido Topic dari topik-topik umum yang diambil dari sesi tanya jawab dan polling interaktif selama penyelenggaraan cara virtual maupun hybrid. Kemampuan ini akan memudahkan peserta memahami apa yang sedang tren. 

Menurut keterangan Cisco, berbagai kemampuan baru ini berada dalam berbagai tahap ketersediaan, dengan pengiriman direncanakan akan dimulai sebelum akhir tahun 2023.

Large language model (LLM) apa yang digunakan oleh Cisco? Sandeep Mehra menjelaskan bahwa Webex menggunakan kombinasi model terbaik. Menerapkan pendekatan “federated”, Cisco menggabungkan model komersial, open source, model proprietary dari Cisco, dan model pelanggan yang terpilih guna memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan. 

Selain itu, Sandeep menegaskan bahwa berbagai kemampuan AI yang dikembangkan Cisco sejak awal dirancang dengan memperhatikan keamanan, privasi, dan hak asasi manusia. “Strategi Webex AI dan kemampuan Webex AI Assistant dijamin aman dan selaras dengan Responsible AI Framework Cisco,” pungkasnya.

Baca juga: Lenovo dan NVIDIA Kompak Kembangkan Layanan Bisnis Berbasis AI

Baca juga: Gandeng Nvidia, Foxconn Bangun Fasilitas Pengembangan AI Tercanggih