Find Us On Social Media :

Naik Lagi, Kini Biaya Berlangganan YouTube Premium Makin Mahal

By Adam Rizal, Minggu, 5 November 2023 | 13:00 WIB

Ilustrasi YouTube Premium

Platform berbagi video nomor satu di dunia YouTube akan kembali menaikkan tarif langganan paket Premium di platform mereka setelah sebelumnya YouTube mengkampanyekan melawan adblocker.

Kenaikan tarif bulanan pelanggan premium itu akan berlaku pada awal November untuk beberapa wilayah negara tertentu, tetapi kenaikan tarif langganan premium itu belum berlaku di Indonesia.

Kenaikan itu akan berlaku untuk pengguna YouTube Premium di Argentina, Australia, Chili, Jerman, Polandia, dan Turki, serta berlaku untuk semua tingkatan langganan Premium, termasuk Music Premium.

Kenaikan harga ini juga berlaku untuk pengguna baru yang ingin berlangganan layanan tersebut.

Dalam email pemberitahuan tersebut, YouTube mengungkapkan bahwa keputusan untuk menaikkan tarif ini bukan keputusan yang mudah, tetapi mereka berkomitmen untuk terus meningkatkan pengalaman pelanggan dan mendukung para konten kreator.

Layanan YouTube Premium saat ini mencakup berbagai fitur, seperti pengalaman bebas iklan, pemutaran audio tanpa gambar, pemutaran video latar belakang, serta kemampuan untuk menyimpan video secara offline dengan kualitas penuh.

Selain itu, langganan Premium juga memberikan opsi untuk memutar video hingga resolusi 1080p dengan bitrate yang lebih tinggi, sehingga memberikan kualitas tampilan yang lebih tajam.

Selain itu, layanan ini juga menawarkan fitur save offline atau download dengan kualitas penuh.

Lalu, ada juga opsi pemutaran video 1080p dengan bitrate yang lebih tinggi, memungkinkan pengguna Premium mendapatkan kualitas video yang lebih tajam.

Pengguna Indonesia dapat bersyukur karena, setidaknya saat ini, kenaikan tarif langganan belum berlaku untuk mereka, dan mereka dapat terus menikmati layanan YouTube Premium dengan biaya yang sama seperti sebelumnya.

Fitur AI

Ilustrasi YouTube

YouTube mengembangkan alat berbasis artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan yang memungkinkan penciptaan cover lagu dengan suara artis. Alat teknologi AI Google itu mampu meniru suara artis dalam menyanyi.

Sayangnya, Google harus menyelesaikan perizinan terlebih dahulu karena alat AI itu mampu meniru suara artis. Karena itu, YouTube akan merancang alat berbasis AI yang dapat menghasilkan vokal dari artis musik secara sah.

Nantinya, alat AI itu memungkinkan pengguna YouTube dapat menggunakan suara artis favorit mereka untuk membuat ulang lagu dari musisi lain, yang biasa disebut sebagai "cover lagu."

Saat ini alat YouTube ini belum memiliki nama resmi tetapi YouTube berencana untuk melatih alat tersebut dengan lagu-lagu yang diperoleh secara sah dari label rekaman artis-artis tersebut seperti dilansir Gizmochina.

Beberapa label rekaman dilaporkan belum memberikan izin untuk penggunaan suara artis mereka dalam alat tersebut.

Jika ada kendala dari pihak label, peluncuran alat yang sedang dirancang oleh YouTube bisa tertunda.

Hingga saat ini, label-label yang terlibat dalam pengembangan alat berbasis AI ini adalah Sony Music Entertainment, Universal Music Group, dan Warner Music Group.

Alat yang akan dikembangkan oleh YouTube ini berpotensi memberikan manfaat bagi penggemar dan artis.

Penggemar tidak perlu lagi mencari atau membeli lagu yang dihasilkan dengan AI hanya untuk mendengar suara artis kesayangan mereka.

Namun, saat ini, pembelian konten lagu berbasis AI masih dianggap ilegal dan merugikan para artis.

Karena itu, diharapkan alat yang sedang dikembangkan oleh YouTube akan memberikan manfaat kepada para artis, terlepas dari penggunaan suara mereka yang bebas.

Bocoran Fitur AI

Nonton YouTube di Televisi Kini Banyak Disukai Orang Indonesia.

Platform video YouTube akan meluncurkan sejumlah alat dan fitur terbaru berbasis teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk para pembuat konten pada awal tahun depan.

Hal itu akan membuat konten-konten di YouTube akan semakin banyak memanfaatkan teknologi AI di masa depan.

Fitur-fitur AI itu akan mencakup pembuatan latar belakang foto dan video menggunakan AI, saran topik video yang diberikan oleh AI, dan pemindaian musik menggunakan AI untuk pencarian.

Salah satu fitur AI yang menarik adalah "Dream Screen" yang memungkinkan pembuatan video dan gambar latar belakang menggunakan AI. Pembuat konten sebelumnya harus mengetik perintah untuk menciptakan latar belakang, tetapi sekarang mereka dapat menggabungkan dan mengedit konten yang ada dengan bantuan alat AI, menciptakan sesuatu yang baru.

Dalam acara 'Made on YouTube,' perusahaan telah mendemonstrasikan fitur Dream Screen yang mampu menghasilkan latar belakang dalam hitungan detik berdasarkan perintah yang singkat.

Selain itu, alat-alat AI akan memberikan panduan kepada pembuat konten tentang jenis konten yang dapat mereka buat. Fitur AI baru di YouTube Studio akan menghasilkan ide topik dan garis besar untuk video yang berpotensi sukses.

YouTube mengungkapkan bahwa saran yang diberikan oleh AI akan disesuaikan dengan setiap pembuat konten dan akan dipengaruhi oleh tren yang sedang berlangsung di antara penonton.

Selain itu, sistem rekomendasi musik yang didukung oleh AI akan mengambil deskripsi tertulis dari video pembuat konten dan menyarankan audio yang sesuai seperti dikutip The Verge.

Terakhir, YouTube juga mengumumkan fitur sulih suara AI yang memungkinkan pembuat konten untuk mengalihbahasakan video mereka ke dalam bahasa lain. Mereka bekerja sama dengan tim Aloud dari inkubator Area 120 untuk mengembangkan fitur ini pada awal tahun ini.

Baca Juga: Indonesia Siap Fasilitasi Kerja Sama Pengembangan AI di Dunia

Baca Juga: Kembangkan AI, Inggris Anggarkan Rp6 Triliun Bikin Super Komputer