Find Us On Social Media :

VMware Resmi Dibeli Broadcom, Fokus Tingkatkan Layanan Cloud

By Adam Rizal, Sabtu, 25 November 2023 | 12:30 WIB

Broadcom

Perusahaan semikonduktor Amerika Serikat, Broadcom resmi mengakuisisi VMware senilai 69 miliar dollar AS dalam bentuk tunai dan saham pada 22 November 2023. Kesepakatan ini, yang merupakan salah satu akuisisi terbesar dalam industri teknologi.

Rekor sebelumnya dilakukan Microsoft yang mengakuisisi Activision Blizzard senilai 68,7 miliar dollar AS atau Rp1.067 triliun pada Oktober sebelumnya. Setelah mendapatkan persetujuan dari regulator China, akuisisi ini berhasil diselesaikan setelah tiga kali penundaan sejak diumumkan pada Mei 2022, yang salah satunya terkait dengan kekhawatiran pengendalian ekspor chip di masa mendatang dan ketegangan hubungan AS-China. 

CEO Broadcom Hock Tan mengatakan akusisi itu akan membantu Broadcom mengatasi tantangan infrastruktur teknologi informasi yang kompleks, memungkinkan aktivasi lingkungan cloud privat dan hybrid, serta implementasi strategi "aplikasi di mana pun." 

"Akuisisi ini membuat kami lebih lincah mengimplementasikan strategi di aplikasi mana pun," katanya seperti dilansir The Verge.

Setelah diakuisisi, bisnis VMware berada di bawah naungan Broadcom, dibagi menjadi empat divisi, termasuk VMware Cloud Foundation, Tanzu (TNZ), Software-Defined Edge (SDE), dan Application Networking and Security (ANS). 

Kesepakatan ini awalnya diumumkan oleh Broadcom pada tahun sebelumnya dengan nilai 61 miliar dollar AS, dan dalam rangka kesepakatan, Broadcom juga mengambil alih utang bersih VMware senilai 8 miliar dollar AS. Setelah akuisisi, pemegang saham Broadcom akan memiliki sekitar 88 persen saham, sementara pemegang saham VMware akan memiliki sekitar 12 persen saham.

Strategi Bisnis Cloud

VMware baru-baru ini menyelenggarakan VMware Explore 2023 Singapore di Singapura. Salah satu inovasi yang diungkapkan dan menjadi bintang adalah VMware Private AI Foundation with NVIDIA yang bisa membantu mengakselerasi inovasi AI, termasuk AI generatif.

Bisnis di seluruh Asia Tenggara mulai beralih ke kedaulatan cloud (cloud sovereignty) untuk menghadapi dinamika peraturan perlindungan data dan privasi yang semakin kompleks, serta kebutuhan bisnis untuk bertransformasi dalam skala besar demi pertumbuhan.

Menanggapi permintaan pasar yang terus meningkat, VMware, Inc telah menggandeng 19 mitra di wilayah Asia Pasifik dan Jepang (APJ) dalam 12 bulan terakhir, termasuk di negara-negara penting seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Indonesia, untuk menawarkan kapabilitas kedaulatan cloud kepada para pelanggannya.

Jumlah perusahaan yang melakukan perdagangan lintas batas di wilayah APJ terus meningkat. Seiring perusahaan terus mengembangkan bisnisnya ke banyak negara, perusahaan perlu mencermati strategi cloud mereka dan memikirkan cara mereka mengakses dan mengontrol data mereka. Hal ini terutama berlaku untuk perusahaan dalam industri yang diatur pemerintah.

Menurut survei IDC, dalam White Paper berjudul “Deploying the Right Data to the Right Cloud in Regulated Industries” pada Juni 2021, sebanyak enam puluh tiga persen responden menyatakan bahwa sangat penting untuk memiliki solusi cloud yang memberikan kontrol yurisdiksi dan otoritas penuh atas data. Hal tersebut membuktikan bahwa infrastruktur cloud yang memberikan transparansi dan visibilitas data serta mengontrol residensi data secara ketat kian dibutuhkan bisnis saat ini.

Dalam lanskap teknologi cloud yang berkembang saat ini, organisasi membutuhkan dukungan untuk menavigasi kompleksitas dari perjalanan multi-cloud. Selain itu, karena transformasi digital membawa ketergantungan yang lebih besar pada data, negara-negara di seluruh Asia juga perlu mengintensifkan upaya untuk mengembangkan strategi tata kelola data dan legislasi untuk menegakkan hukum yang berfokus pada privasi, perlindungan, dan keamanan.

Paul Simos (Vice President dan Managing Director VMware untuk Asia Tenggara dan Korea) mengatakan kedaulatan cloud bukan lagi sesuatu yang bagus untuk dimiliki; ini adalah sesuatu yang harus dimiliki. Kedaulatan cloud lahir dari konvergensi berbagai faktor - percepatan pertumbuhan inovasi teknologi, volume data yang terus meningkat, sensitivitas data, dan kebutuhan untuk menjaga integritas data.

"Membangun infrastruktur cloud yang lebih aman dan tangguh akan membuka peluang bagi bisnis yang ingin meningkatkan skala melalui multi-cloud untuk mengembangkan ekosistem data kolaboratif dan membuka aplikasi-aplikasi penting yang berbasis data, sehingga menghasilkan skala dan inovasi dengan risiko yang lebih rendah," katanya.

"Penyedia layanan VMware Sovereign Cloud memiliki posisi yang tepat untuk menavigasi ambiguitas dan wilayah yang belum dipetakan, serta memungkinkan pelanggan untuk mencapai transformasi terdepan dalam skala besar," ucapnya.

Penyedia VMware Sovereign Cloud adalah penyedia layanan cloud nasional atau regional tepercaya yang memaksimalkan nilai dari data kritikal bagi organisasi sektor swasta dan publik serta mengamankan data lebih baik dengan sistem keamanan yang telah diaudit.

Penyedia VMware Sovereign Cloud membantu bisnis memastikan kepatuhan terhadap undang- undang privasi data, dan meningkatkan kendali terhadap data melalui residensi dan kedaulatan data dengan kontrol yurisdiksi secara penuh.

Solusi SaaS VMware untuk Sovereign Cloud

VMware terus membangun portofolio penawaran SaaS dengan kedaulatan cloud. Para mitra VMware memberikan layanan SaaS berdaulat secara native dengan perangkat lunak VMware yang berjalan dalam pusat data cloud berdaulat mereka, yang sepenuhnya terputus dari Internet publik.

"Semua data tetap berada di dalam negeri dan hanya dalam wilayah kedaulatan tertentu, tanpa akses dari yurisdiksi asing Sistem keamanannya juga memastikan tidak ada data atau meta data yang keluar dari negara atau penyedia," pungkasnya.

Di ajang VMware Explore 2022, perusahaan mengumumkan solusi VMware Tanzu di Sovereign Cloud, paket VMware Aria Operations Compliance untuk Sovereign cloud, dan solusi ekosistem terbuka yang baru.

Berbagai inovasi baru dari Sovereign SAAS ini memungkinkan para mitra untuk memberikan layanan yang setara dengan layanan cloud publik. Dengan Sovereign SaaS, VMware Sovereign Cloud Provider dapat membangun solusi yang sangat berbeda untuk mengatasi beban kerja modern, menyederhanakan operasi dengan pemantauan terhadap kepatuhan regulasi yang berkesinambungan, serta mendukung monetisasi data dengan risiko yang lebih rendah.

Untuk memperlihatkan nilai Kemitraan Sovereign Cloud VMware di berbagai industri dan geografis, para mitra VMware berbagi informasi berikut ini:Ginandjar (Commerce Director Lintasarta) mengatakan gabungan keahlian dan inovasi kedua Lintasarta dan VMware akan memungkinkan kami untuk menyediakan infrastruktur cloud yang aman dan andal, serta memenuhi kebutuhan spesifik dari instansi pemerintah dan industri kritikal lainnya.

"Kami sangat senang dapat bermitra dengan VMware untuk menghadirkan solusi teknologi mutakhir melalui inisiatif Deka Sovereign Cloud yang ditujukan bagi perusahaan-perusahaan yang membutuhkan perlindungan lebih terhadap data yang tersimpan di Private Cloud," ujarnya.

"Kami berharap dapat mendukung transformasi digital dan memberdayakan pelanggan kami untuk mencapai tujuan mereka dalam lanskap teknologi yang berkembang pesat saat ini," pungkasnya.

Baca Juga: Keuntungan NVIDIA Meroket Berkat Laris Manisnya Penjualan Chip AI

Baca Juga: FIA Gunakan Teknologi AI Awasi Pelanggaran Ajang Balapan F1