Find Us On Social Media :

McKinsey: Adopsi AI Generatif, Manajemen Perlu Jawab 4 Pertanyaan Ini

By Liana Threestayanti, Jumat, 1 Desember 2023 | 19:00 WIB

McKinsey merumuskan empat pertanyaan yang dapat membantu para pemimpin bisnis memperoleh manfaat dari AI generatif dan mengelola risikonya. (Ilustrasi Generative AI).

Pemimpin perusahaan menjadi pihak yang paling bertanggung jawab dalam penggunaan artificial intelligence (AI). McKinsey merumuskan empat pertanyaan yang dapat membantu para pemimpin bisnis memperoleh manfaat dari AI generatif dan mengelola risikonya.

Use case AI generatif terus berkembang, mulai dari membuat kode pemrograman sampai mempercepat proses penemuan obat-obatan baru. Namun ada risiko-risiko nyata yang membuat perusahaan dan organisasi terjebak antara kekhawatiran ketinggalan dan salah langkah.

Sementara model AI generatif berpotensi meningkatkan efisiensi dan produktivitas, memangkas biaya, dan menghasilkan pertumbuhan baru. Kekuatan model-model fondasi ini terletak pada kemampuannya melakukan lebih dari satu fungsi, misalnya melakukakan klasifikasi, menyunting, meringkas, menjawab pertanyaan, dan membuat konten. Kemampuan ini memungkinkan perusahaan menerapkan AI generatif untuk beragam kebutuhan secara lebih mudah.

Menurut McKinsey, dewan direksi dapat membantu gerakan tim manajemen dalam mengadopsi AI generatif dengan mengajukan empat pertanyaan ini.

  1. Bagaimana AI generatif akan mempengaruhi industri dan perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang? 

Menyusun strategi AI generatif yang masuk akal membutuhkan pemahaman tentang bagaimana teknologi dapat mempengaruhi industri dan bisnis dalam jangka pendek dan jangka panjang. 

Sedikit bocoran, berdasarkan penelitian McKinsey, gelombang pertama penerapan AI generatif akan terjadi di bidang software engineering, pemasaran dan penjualan, layanan pelanggan, dan pengembangan produk. Akibatnya, dampak awal AI generatif mungkin akan terjadi pada industri yang sangat bergantung pada fungsi-fungsi tersebut, misalnya, di perusahaan media dan hiburan, perbankan, barang konsumsi, telekomunikasi, ilmu hayati (life sciences), dan teknologi.

Namun bukan berarti sektor-sektor di luar itu harus menahan diri. Teknologi ini dan adopsinya berkembang begitu pesat. Hal itu tercermin dari jumlah pengguna ChatGPT yang bisa mencapai angka 100 juta dalam waktu hanya dua bulan. 

Selain itu, riset McKinsey juga memperlihatkan bahwa AI generatif dapat meningkatkan produktivitas pekerja di berbagai industri, hingga mencapai nilai US$7,9 triliun secara global berkat adopsi teknologi di berbagai use case.

  1. Sudahkan perusahaan menyeimbangkan penciptaan nilai dengan manajemen risiko yang memadai?

Seperti halnya jenis AI lainnya, pemanfaatan AI generatif menimbulkan kekhawatiran pada aspek privasi dan risiko etika, seperti potensi melanggengkan bias yang tersembunyi dalam data yang digunakan untuk melatih AI. Dan hal ini meningkatkan risiko pelanggaran keamanan dengan menghadirkan lebih banyak area serangan dan bentuk serangan baru, misalnya deepfake.

AI generatif juga berpotensi mengalami halusinasi sehingga akan menghasilkan informasi yang tidak akurat, tapi sulit dideteksi. Hal ini dapat membahayakan tidak hanya perusahaan tetapi juga masyarakat luas.

Oleh karena itu, menurut McKinsey, perusahaan perlu memahami nilai dan risiko dari setiap use case dan menentukan keselarasannya dengan risiko yang dapat ditoleransi perusahaan dan tujuan-tujuan lainnya dari perusahaan. 

McKinsey menekankan bahwa pada dasarnya, AI harus selalu diawasi secara efektif oleh pihak yang merancang dan menggunakannya.