Di ajang Cisco Live 2023 yang berlangsung di Melbourne, Australia, Cisco meluncurkan Cisco AI Assistant for Security sebagai langkah memperluas kehadiran artificial intelligence (AI) di platform Security Cloud.
Asisten yang ditenagai AI generatif ini dapat membantu para security administrator dalam melakukan tugas-tugas yang kompleks, menghemat waktu, dan mengeliminasi error serta kesalahan konfigurasi (miskonfigurasi).
Dikutip dari blog Cisco, menggunakan bahasa alami (natural language), para administrator dapat melakukan iterasi dengan AI Assistant untuk, misalnya menemukan dan mengidentifikasi semua kebijakan yang mengontrol akses ke aplikasi, menentukan kebijakan atau aturan baru untuk administrator, dan menerapkan kebijakan tersebut.
Asisten AI ini juga dapat mengidentifikasi adanya duplikasi atau miskonfigurasi pada kebijakan keamanan di antara ribuan kebijakan yang ada. Kemudian AI Assistant akan membuat rekomendasi untuk menyelesaikannya.
Cisco AI Assistant for Security dilatih menggunakan salah satu kumpulan data terbesar di dunia yang berfokus pada keamanan, yang menganalisis lebih dari 550 miliar peristiwa keamanan setiap hari di seluruh web, email, endpoints, jaringan, dan aplikasi. Dan semua kemampuan AI Cisco dibangun dengan aman dan selaras dengan Cisco’s Responsible AI Framework.
"Untuk menjadi perusahaan yang mengutamakan AI, Anda harus menjadi perusahaan yang mengutamakan data. Dengan telemetri native kami yang luas, Cisco memiliki posisi unik sehingga bisa memberikan solusi-solusi keamanan siber yang memungkinkan berbagai perusahaan beroperasi dengan penuh percaya diri dalam skala mesin, sehingga meningkatkan hal-hal yang bisa dilakukan oleh manusia sendiri," jelas Jeetu Patel, Executive Vice President and General Manager of Security and Collaboration, Cisco.
Tidak hanya memberikan “kekuatan super” kepada para security analyst untuk mendukung operasional berskala mesin. Kehadiran AI Assistant sekaligus menjawab tantangan talent gap, baik dalam hal banyaknya posisi yang tidak terisi maupun kompetisi untuk mendapatkan talenta yang mumpuni di bidang ini.
Hal ini menjadi penting mengingat serangan siber yang terus berevolusi sehingga pertahanan perusahaan juga harus berevolusi. Serangan ransomware dan pemerasan terus berlanjut dengan kecepatan yang stabil, mencapai 20 persen dari serangan siber yang ditangkap oleh Cisco Talos Incident Response tahun ini, menurut 2023 Year in Review Report Talos yang baru.
Talos juga mengamati adanya peningkatan serangan canggih terhadap perangkat jaringan pada tahun lalu, terutama oleh aktor-aktor yang disponsori oleh negara. Pertahanan skala mesin diperlukan seiring dengan meningkatnya kecepatan dan kecanggihan pelaku kejahatan.
Selain AI Assistant for Security, Cisco juga memperkenalkan asisten AI lainnya.
AI Assistant for Firewall Policy: Cisco AI Assistant for Security akan bekerja pertama kali dalam Cisco Cloud-delivered Firewall Management Center dan Cisco Defense Orchestrator untuk memecahkan tantangan besar dalam menetapkan dan memelihara kebijakan dan aturan-aturan firewall yang kompleks. Para administrator kini dapat menggunakan bahasa alami untuk menemukan kebijakan dan mendapatkan rekomendasi aturan, menghilangkan duplikasi aturan, kebijakan yang salah konfigurasi, dan alur kerja yang kompleks dengan peningkatan visibilitas serta percepatan pemecahan masalah dan tugas konfigurasi.
Encrypted Visibility Engine dengan AI untuk semua model firewall: Encrypted Visibility Engine memanfaatkan miliaran sampel, termasuk sampel malware yang di-sandbox, untuk menentukan apakah traffic terenkripsi membawa malware. Mesin ini dapat mengetahui dari sistem operasi mana traffic tersebut berasal dan aplikasi klien apa yang menghasilkannya, semuanya tanpa perlu proses dekripsi.