Find Us On Social Media :

Gerakan Menuju Smart City 2023, Inisiatif Menuju Indonesia Emas 2045

By Sheila Respati, Jumat, 8 Desember 2023 | 10:21 WIB

Kemenkominfo kembali gelar Gerakan Menuju Smart City di 2023.

Gerakan Menuju Smart City 2023 resmi ditutup pada Kamis (7/12/2023) di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan.

Sebanyak 50 kota dan kabupaten memperoleh penghargaan karena berhasil menyelesaikan seluruh tahapan Gerakan Menuju Kota Cerdas (Smart City), termasuk menyusun rencana induk pembangunan berbasis kota cerdas.

Penghargaan kepada 50 kota dan kabupaten tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Budi Arie Setiadi. “Penghargaan ini kami berikan sebagai bentuk apresiasi terhadap kota dan kabupaten yang sukses mengadaptasi teknologi untuk kesejahteraan masyarakat,” ujar Budi. Sebagai informasi, Gerakan Menuju Smart City merupakan inisiatif yang digulirkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI untuk mendorong pengembangan kota dan kabupaten cerdas di seluruh Indonesia. Melalui gerakan ini, pemerintah kota dan kabupaten dibimbing untuk menyusun rencana induk pembangunan berbasis enam dimensi kota cerdas, yakni dari smart governance, smart branding, smart economy, smart society, smart living, dan smart environment.

Rencana induk itu kemudian diintegrasikan dengan kebijakan (seperti peraturan walikota/bupati maupun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) agar keberlanjutannya terjaga.

Baca Juga: Inilah 50 Kota/Kabupaten yang Raih Penghargaan Program Smart City 2023 Selain itu, setiap kota dan kabupaten juga diminta menjalankan beberapa program cepat (quick win) yang dapat diimplementasikan dalam 1-2 tahun ke depan.

Program cepat ini diharapkan dapat segera dirasakan manfaatnya oleh warga, sehingga menciptakan basis kolaborasi antar semua pemangku kepentingan. Digagas oleh Kemenkominfo, Gerakan Menuju Smart City juga turut didukung oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), dan Kementerian Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR). Selanjutnya, dukungan serupa juga dilakukan oleh Kementerian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN), Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (Kemenko Perekonomian), dan Kantor Staf Presiden (KSP).

Baca Juga: Smart City Kota Sabang: Membalut Pariwisata dengan Teknologi Inisiatif menuju Indonesia Emas 2045 Sejak digagas pada 2017, Gerakan Menuju Smart City sudah berhasil membimbing 241 kota dan kabupaten dalam menyusun rencana induk pembangunan berbasis smart city. Relevansi gerakan ini semakin kuat karena sejalan dengan mimpi besar bangsa ini menjelang Indonesia Emas 2045.

“Harapan di Indonesia Emas 2045 seperti peningkatan kesejahteraan warga, peningkatan kualitas SDM, serta konsep pembangunan berkelanjutan, pada dasarnya sama dengan tujuan besar Gerakan Menuju Smart City,” ungkap Wisnu Nugroho, Managing Editor InfoKomputer yang hadir sebagai moderator di acara ini.

Contoh nyata relevansi kota cerdas dan Indonesia Emas 2045 tercermin dari Kota Surabaya. Seperti diungkap Wali Kota Surabaya, Edi Cahyadi, pendekatan kota cerdas digunakan untuk menciptakan transparansi data dan proses di pemerintahannya.

“Bahkan Ketua RT tahu berapa jumlah keluarga miskin, berapa jumlah anak sekolah, berapa anak yang ikut sinau bareng, dan data lainnya,” ungkap Wali Kota Surabaya, Edi Cahyadi.

Keterbukaan data ini meningkatkan kepercayaan publik atas kinerja pemerintahan, sehingga muncul bibit kolaborasi yang krusial dalam mewujudkan kehidupan kota yang sehat.

Baca Juga: Apa Itu Gerakan Menuju Smart City 2023? Inilah Penjelasannya

Sementara Bupati Gunungkidul, Sunaryanta, menyebut pendekatan smart branding berhasil meningkatkan kunjungan wisata ke wilayahnya.

“Tahun ini kami proyeksikan ada sekitar 2,7 juta wisatawan yang mengunjungi wilayah kami,” ungkap Sunaryanta.

Satu hal yang menarik, kata Sunaryanta, peningkatan jumlah obyek wisata dan pemasarannya sebagian besar terjadi secara organik memanfaatkan ekosistem digital yang sudah ada.

Pemerintah Kabupaten Gunungkidul pun secara gigih mendorong peningkatan literasi warganya. Setiap ada kegiatan masyarakat, seperti KKN atau riset, ada tiga topik utama yang diprioritaskan, yaitu Bahasa Inggris, fisika, dan matematika.

“Karena ketiga ini adalah dasar dalam menyambut perubahan di masa mendatang,” ungkap Sunaryanta.

Sementara Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Surakarta, Henny Emma, menyebut tiga prinsip utama dalam mewujudkan kota cerdas di wilayahnya, yaitu policy, service, dan bureaucracy.

“Yang dimaksud policy adalah perumusan kebijakan selalu mengedepankan kebermanfaatan kepada masyarakat,” ungkap Henny.

Sementara itu, menurutnya, service dan bureaucracy merujuk pada sistem pelayanan yang terintegrasi, cepat, dan mudah.

Membangun provinsi cerdas Yang menarik, tahun ini Kementerian Komunikasi dan Informatika RI juga menggulirkan Gerakan Menuju Provinsi Cerdas. Dua provinsi, yaitu Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta, dipercaya menjadi pionir di Gerakan Menuju Smart Province.

Tema utama dari kedua provinsi ini adalah munculnya super apps yang menjadi pusat pelayanan publik di Jawa Barat maupun DIY. Di Jawa Barat, super apps ini hadir dengan nama Sapawarga.

“Karena terintegrasi dengan berbagai layanan, Sapawarga ini akan memudahkan warga dalam mengakses layanan publik,” ungkap Kepala Diskominfo Jawa Barat, Ika Mardiah. Integrasi juga dilakukan di sisi backend, sehingga proses perencanaan dan eksekusi terjadi secara digital dan memudahkan pengawasan.

Hal serupa juga diungkap Wakil Gubernur Yogyakarta, Paku Alam X RM Wijoseno Hario Bimo. Pemerintah Provinsi DIY juga mengadopsi konsep super apps untuk memudahkan kolaborasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

“Meski mulai memanfaatkan digitalisasi dalam berbagai aspek, tetapi kami tetap tidak melupakan budaya dan kearifan lokal,” ungkap Paku Alam X.

Dengan bergulirnya Gerakan Menuju Smart Province ini, diharapkan pembangunan kota dan kabupaten cerdas di Indonesia bisa semakin merata.

“Kami berkomitmen untuk terus mendampingi seluruh kota dan kabupaten agar bisa bertransformasi secara merata. Dengan begitu, masyarakat bisa tetap betah hidup di daerah tersebut karena dirasa lebih sejahtera dan bahagia,” ungkap, Direktur Aptika Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, Semuel Abrijani Pangerapan.