Find Us On Social Media :

Antisipasi Perubahan Iklim, China Kembangkan Model AI Terbaru

By Adam Rizal, Selasa, 12 Desember 2023 | 12:30 WIB

Ilustrasi penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk perubahan iklim dan cuaca

Akademisi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan dari fakuktas Ilmu Pengetahuan Shanghai, Universitas Fudan, dan Pusat Iklim Nasional China mengembangkan model AI FuXi-Subseasonal yang mampu membuat pemodelan iklim dan memperluas rentang prakiraan cuaca hingga 42 hari. Pengumuman model ini dilakukan di Paviliun China dalam Konferensi Para Pihak dalam Konvensi Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Perubahan Iklim (COP28) di Dubai, Uni Emirat Arab.

Fenomena anomali submusiman memiliki dampak signifikan pada peristiwa iklim dan mendorong perlunya peningkatan kemampuan prediksi dalam skala waktu tersebut. Model AI FuXi-Subseasonal mengintegrasikan arsitektur pengubah dengan sampel acak terpandu dalam ruang laten untuk mengakomodasi ketidakpastian prediksi submusiman. 

"Model AI ini mampu memberikan prakiraan dengan akurasi lebih tinggi daripada prakiraan Pusat Eropa untuk Prakiraan Cuaca Jangka Menengah (ECMWF)," kata Qi Yuan, Direktur Akademi Kecerdasan Buatan untuk Ilmu Pengetahuan Shanghai dan profesor di Universitas Fudan seperti dilansir Xinhua.

Qi Yuan mengatakan Model AI mampu menjawab berbagai tantangan teknis dalam penelitian perubahan iklim serta memberikan potensi penilaian yang lebih tepat waktu dan akurat terhadap risiko terkait iklim.

"Model AI ini berhasil mengatasi kendala kondisi awal yang tidak akurat dan sinyal pemaksaan eksternal pada skala waktu submusiman," ujarnya.

Selain itu, Model AI FuXi-Subseasonal juga berhasil meningkatkan kemampuan prediksi terhadap fenomena atmosferis Osilasi Madden-Julian (MJO), memperluas kemampuan prediksi MJO dari 30 menjadi 36 hari. Keberhasilan prediksi MJO sangat penting untuk perencanaan pertanian, kesiapsiagaan bencana, dan mitigasi risiko, serta penelitian iklim jangka panjang.

Melalui prakiraan submusiman, model AI itu  mampu mengatasi tantangan cuaca ekstrem seperti panas intens, pendinginan parah, dan curah hujan lebat dengan tingkat presisi yang tinggi, tidak dapat dicapai oleh metode tradisional. 

Dengan kemampuan AI yang canggih, FuXi-Subseasonal diharapkan memberikan kontribusi signifikan pada penanganan risiko iklim global dan mendorong inovasi dalam pengembangan energi terbarukan, sistem tenaga listrik baru, ketahanan pangan pertanian, dan transformasi sosial-ekonomi yang berkelanjutan. 

Baca Juga: Ini Bocoran Fitur AI Windows 12, Copilot AI hingga Windows Shell

 Baca Juga: TCL Kenalkan Teknologi AI X-Intelligence, Diklaim Kalahkan GPT-4