Digitalisasi membuat sistem dan aplikasi semakin kompleks. Aplikasi, jaringan, dan data semakin terkait satu sama lain. Bagaimana bisnis dapat mengetahui dan memastikan semua baik-baik saja? Terutama mengingat aplikasi menjadi hal yang sangat penting bagi bisnis saat ini.
Bersama IBM, PT Multipolar Technology Tbk. menekankan pentingnya memiliki kemampuan observability terhadap kinerja sistem dan aplikasi. Pasalnya kemampuan ini berhubungan dengan kemampuan perusahaan dalam menghadirkan layanan digital. Jika hal-hal seperti latensi, downtime, dan kelambatan merespons masih kerap terjadi, taruhannya adalah pengalaman pengguna/pelanggan.
“Dulu pelanggan belanja ke toko, dan toko beroperasi hanya dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Sekarang, toko online misalnya, beroperasi 24 jam. Nah, bagaimana kita bisa menjaga agar 24 jam ini bisa available?” ujar Elen, Department Head of Middleware Cloud Platform Solution, PT Multipolar Technology Tbk.
Untuk itu diperlukan kemampuan yang lebih mumpuni dari sekadar monitoring, yaitu observability. Menurut Elen, kemampuan ini memungkinkan para administrator aplikasi melakukan deteksi dan root cause analysis dengan cepat.
“Bagaimana kita bisa memonitor aplikasi secara end to end, bagaimana proses-prosesnya bisa kita ketahui secara lebih detail,” imbuhnya. Elen juga menjelaskan bahwa observability merupakan satu langkah lebih maju dari application performance monitoring (APM).
Pentingnya Observability di Era Aplikasi Modern
Hansen Panjaitan, Senior Software Engineer and Consultant, PT Multipolar Technology Tbk., memaparkan peran observability di tengah meningkatnya kompleksits arsitektur aplikasi modern.
“Aplikasi modern itu moving part-nya sudah banyak. Banyak sekali komponen yang harus kita monitor, yang harus kita lihat. Belum lagi semua komponen tersebut juga terhubung satu sama lain. Artinya, kita terhubung dengan banyak data, begitu banyak alarm,” ucap Hansen Panjaitan, saat berbicara di acara InfoKomputer Deep Dive beberapa waktu lalu.
Ia menganalogikan kerja para administrator aplikasi dengan kerja seorang pilot. Saat menerbangkan pesawat, pilot harus memerhatikan dan memantau banyak hal melalui aneka dashboard di ruang kokpit.
“Pilot tak hanya menerbangkan pesawat, berkomunikasi dengan kontrol di darat. Tapi mereka juga harus memastikan apakah pesawat dalam kondisi sehat atau tidak, apakah arah terbangnya sudah benar, apakah ketinggian terbangnya masih sesuai,” ujar Hansen.
Karena aneka komponen itu saling berhubungan, ketika terjadi anomali, berbagai alarm pun akan berbunyi. “Ketika begitu banyak alarm berbunyi, tentu pilot akan bingung. Yang mana yang pertama kali yang harus saya lihat? Akar masalahnya apa? Sementara dia harus menemukan itu dengan cepat karena ia harus memastikan pesawat berikut penumpangnya selamat,” imbuhnya. Di titik inilah, observability akan membantu.
Elen menjelaskan, kalau tool APM membantu dengan memberikan peringatan atau alert, berupa alarm. Maka tool observability, seperti IBM Instana, sudah ditingkatkan kemampuannya dengan misalnya memberikan notifikasi. Tim TI tidak hanya disuguhi peringatan tapi mereka akan memperoleh data-data tentang metrik yang harus dilacak dan dianalisis, untuk mengantisipasi masalah yang berpotensi terjadi di kemudian hari.
Menjaga Performa Aplikasi
Secara prinsip, Instana adalah Application Performance Management yang berfungsi memonitor performa sebuah aplikasi secara keseluruhan. Proses monitoring dilakukan dari sisi front-end, middle-end, sampai back-end.
Dengan Instana, tim operasional akan mendapatkan visibilitas penuh atas hardware tempat aplikasi berjalan. Instana juga menampilkan metriks penting di dalam aplikasi, seperti kondisi Java Virtual Machine jika kita menggunakan aplikasi Java.
Instana bahkan juga dapat memonitor interkoneksi antar komponen (seperti microservices) secara komprehensif. “Dan jika Instana mendeteksi adanya masalah, akan muncul indikator warna kuning atau merah dari komponen tersebut. Dengan begitu, tim operasional bisa mengambil tindakan yang dibutuhkan,” ungkap Hansen Panjaitan.
Kemampuan otomatisasi IBM Instana pun terlihat dalam menganalisis root cause atau sumber masalah. Dengan melakukan analisis semua log dari sisi hardware, aplikasi, dan interkoneksi, Instana dapat memberikan rekomendasi langkah yang perlu dilakukan. “Jadi tindakan yang dilakukan bisa lebih akurat karena berbasis data,” ujarnya.
Elen menjelaskan, kemampuan root cause analysis pada Instana ini didukung oleh machine learning dalam melakukan korelasi terhadap tiap-tiap event. “Koleksi data setiap satu detik itu juga merupakan keunggulan IBM Instana. Ketika kita pasang misalnya 1000 agent, dalan waktu satu detik semua data akan dikumpulkan oleh agent, yang berupa aplikasi kecil yang dipasang di server,” jelasnya.
IBM Instana merupakan salah satu topik yang dibahas dalam acara InfoKomputer Deep Dive dengan judul “Menyambut 2024: Membangun Layanan Digital yang Lincah, Modern, dan Andal.” Acara yang digelar pada tanggal 5 Desember 2023 lalu di Jakarta ini didukung oleh PT Multipolar Technology Tbk.
Baca juga: Didukung SAP, IBM, Produsen Momogi Tingkatkan Digitalisasi dengan ERP
Baca juga: Hadirkan Solusi Big Data, Multipolar Technology Mudahkan Pemanfaatan Data & AI