Find Us On Social Media :

Ngeri, Para Ilmuwan Ungkap Kemungkinan AI Musnahkan Umat Manusia

By Rafki Fachrizal, Kamis, 11 Januari 2024 | 19:05 WIB

Ilustrasi AI (Artificial Intelligence)

Teknologi AI (artificial intelligence) terus mengalami perkembangan dan semakin canggih. Bahkan, AI kini bisa melakukan berbagai pekerjaan manusia.

Sebuah survei terhadap para ilmuwan AI terkemuka mengatakan bahwa ada 5% kemungkinan AI akan menjadi tidak terkendali dan memusnahkan umat manusia.

Dalam jangka pendek, para peneliti memperkirakan AI akan menjadi jauh lebih maju. Teknologi itu bakal mampu menciptakan lagu pop Top 40, menulis buku, merakit LEGO, menerjemahkan bahasa baru, dan membuat video game sebelum tahun 2030.

Pada tahun 2063, para peneliti memperkirakan AI dapat melakukan pekerjaan seorang ahli bedah atau bahkan peneliti AI.

"Meskipun prediksi para peniliti AI ini tidak boleh dilihat sebagai panduan yang dapat diandalkan untuk kebenaran yang obyektif, mereka dapat memberikan satu bagian penting dari teka-teki ini," kata para peneliti dari Berkeley dan University of Oxford yang melakukan penelitian ini pada bulan Desember 2023.

"Keakraban mereka dengan teknologi dan dinamika perkembangannya di masa lalu menempatkan mereka pada posisi yang baik untuk membuat tebakan yang tepat tentang masa depan AI," lanjutnya.

Survei ini menanyakan kepada 2.778 ilmuwan yang telah mempublikasikan studi AI yang telah ditinjau oleh sesama ilmuwan tentang prediksi mereka tentang AI di masa depan, dilansir dari Gizmodo.

Sebanyak 68% mengatakan bahwa AI akan memberikan dampak baik dibandingkan buruk bagi manusia. Namun demikian, artinya ada kemungkinan AI menjadi "kiamat" baru bagi manusia.

Studi ini menyoroti bahaya yang dirasakan seputar penciptaan AI yang kuat dari para ilmuwan terkemuka di dunia.

Ada kesepakatan luas bahwa penelitian yang bertujuan meminimalkan risiko AI harus lebih diprioritaskan, tetapi pandangan para ilmuwan juga terpecah mengenai apakah kemajuan AI secara umum harus dipercepat atau diperlambat.

Selain itu, lebih dari 80% peneliti AI juga menyatakan kekhawatiran "ekstrem" atau "substansial" tentang AI yang memungkinkan penyebaran misinformasi.

Mayoritas peneliti mengungkapkan kekhawatiran serupa tentang penguasa otoriter yang menggunakan AI untuk mengendalikan populasi mereka, sistem AI yang memperburuk ketidaksetaraan ekonomi, dan peran AI dalam menciptakan virus yang direkayasa.

Pada bulan Desember tahun lalu, OpenAI merilis makalah pertamanya tentang menyelaraskan AI super dengan nilai-nilai kemanusiaan.