Find Us On Social Media :

Saingi AS, China Izinkan Penggunaan 40 Model AI dalam 6 Bulan Terakhir

By Adam Rizal, Kamis, 1 Februari 2024 | 09:30 WIB

Ilustrasi pengembangan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan asal China

Pemerintah China mengizinkan penggunaan lebih dari 40 model artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk masyarakat luas dalam enam bulan terakhir sekaligus mengejar perkembangan teknologi AI Amerika Serikat (AS). Media China melaporkan bahwa regulator China baru-baru ini memberikan persetujuan untuk 14 model bahasa besar (LLM) yang akan digunakan secara publik, termasuk di antaranya perusahaan seperti Xiaomi Corp, 4Paradigm, dan 01.AI.

Langkah itu merupakan bagian dari upaya China untuk mengatur pengembangan teknologi AI dan mempertahankannya di bawah pengawasan pemerintah. Mulai  Agustus tahun lalu, Beijing mewajibkan perusahaan teknologi untuk mendapatkan persetujuan dari regulator sebelum mereka dapat menghadirkan LLM mereka ke publik.

Sejak saat itu, regulator China telah menyetujui beberapa batch model AI, dengan yang terbaru diberikan pada bulan lalu. Meskipun daftar persis perusahaan yang disetujui tidak diungkapkan oleh pemerintah, laporan media menyatakan bahwa lebih dari 40 model AI telah menerima persetujuan. 

Pengembangan produk AI di China telah meningkat sejak popularitas chatbot ChatGPT dari OpenAI pada tahun 2022. Mulai saat itu, China telah memiliki 130 LLM, yang mencakup 40 persen dari total global, hanya sedikit di belakang Amerika Serikat yang mencapai 50 persen.

Salah satu chatbot terkemuka China, yang mirip dengan ChatGPT, yaitu Ernie Bot milik Baidu, telah menjadi populer dengan lebih dari 100 juta pengguna, menurut CTO Baidu pada bulan Desember. Ini mencerminkan pertumbuhan pesat dalam adopsi dan pengembangan teknologi AI di China.

Cara Cerdik China

Saat ini Amerika Serikat (AS) dan China berlomba-lomba meningkatkan kemampuannya dalam pengembangan inovasi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, mengingat AI akan memegang peranan yang sangat penting di masa depan. AS melakukan segala upaya supaya China tidak bisa mengembangkan teknologi AI dengan menghadirkan regulasi yang super ketat seperti pembatasan penjualan Chip AI asal AS ke perusahaan-perusahaan teknologi di China.

Hal itu membuat perusahaan-perusahaan teknologi raksasa asala China berpikir keras supaya mereka tidak tertinggal dalam pengembangan AI. Tencent Holdings mengambil langkah strategis dengan memanfaatkan stok chip AI Nvidia untuk pengembangan model AI "Hunyuan". 

Presiden Tencent Martin Lau menegaskan Tencent akan terus mengembangkan teknologi AI di masa depan walaupun banyak tantangan di pasar. "Kami tidak boleh tertinggal dan kami akan menggunakan persediaan chip AI yang ada," katanya seperti dilansir Reuters.

Saat ini Tencent mengandalkan chip AI H800 buatan Nvidia yang terkenal powerful. Namun, dikarenakan chip AI Nvidia buatan AS, Tencent akan mencari alternatif lain dengan menggunakan chip AI buatan dalam negeri.

Upaya Tencent untuk mengurangi ketergantungan pada chip buatan AS sejalan dengan langkah serupa dari perusahaan Tiongkok lainnya, seperti Baidu, yang memesan chip Huawei Ascend 910B sebagai alternatif. Selain itu, Tencent bersama dengan perusahaan Tiongkok lainnya, termasuk Baidu, sedang meningkatkan penggunaan chip produksi dalam negeri sebagai langkah untuk menghadapi pembatasan AS.

Dalam menghadapi perubahan lanskap, diprediksi bahwa Nvidia akan mengumumkan chip AI baru yang mematuhi aturan ekspor untuk pasar Tiongkok, dengan fokus pada pengurangan daya komputasi sambil mempertahankan fitur-fitur AI penting. Langkah Tencent ini juga sejalan dengan inisiatif Tiongkok yang lebih besar, termasuk dana sebesar USD 41 miliar yang diluncurkan pada September, untuk mencapai swasembada di sektor semikonduktor, menunjukkan komitmen Tiongkok dalam menghadapi tantangan dari larangan chip kelas atas AS.

Pakai GPU Gaming

Amerika Serikat (AS) membatasi dan melarang penjualan chip artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan ke perusahaan-perusahaan di China karena alasan keamanan. AS takut China mampu mengalahkan mereka dalam perlombaan pengembangan inovasi AI. Pabrik-pabrik di China pun tidak kehabisan akal dengan pembatasan ekspor AS tersebut. Mereka mengubah ribuan GPU RTX 4090 Gaming di China menjadi chip AI untuk memenuhi kebutuhan industri AI.

Saat ini RTX 4090 dan Chip AI sudah dilarang di jual di China daratan karena kemampuan komputasinya yang sangat tinggi. Namun, sebelumnya, perusahaan-perusahaan China telah memesan chip AI dan GPU kelas atas dalam jumlah besar sehingga memicu penurunan ketersediaan global dan lonjakan harga. Dalam menghadapi ketatnya pembatasan penjualan, perusahaan di China mengambil langkah ekstrem dengan membongkar GPU RTX 4090 dan mengubahnya menjadi solusi AI dengan desain khusus.

Meskipun harga tinggi, GPU RTX 4090 dianggap sesuai untuk AI karena dukungan ekosistem perangkat lunak dan komitmen NVIDIA pada TensorRT & TensorRT-LLM untuk Windows 11nyang sangat dibutuhkan untuk pengembangan model pembelajaran AI. Proses konversi melibatkan pembongkaran GPU, penggantian pendingin, dan desain PCB baru dengan penambahan slot untuk lingkungan server AI. Beberapa pabrik-pabrik di China kini membongkar ratusan GeForce RTX 4090 dari berbagai merek, seperti PALIT, ASUS ROG STRIX, dan Gigabyte Gaming OC, untuk mengubahnya menjadi solusi AI dengan pendingin model blower.

Setelah diubah menjadi akselerator AI, komponen yang sebelumnya bernama GPU RTX 4090 kembali diuji dengan beberapa pengujian ketat dilaboratorium termasuk dengan sejumlah aplikasi AI. Hal itu untuk memastikan bahwa produk ini memenuhi tuntutan pelanggan AI. Setelah semuanya memenuhi persyaratan. Kemudian bekas GPU ini dikemas ulang dan dikirim ke perusahaan pengembang AI di China.

Uniknya, setelah proses pemisahan pendingin dan PCB NVIDIA GeForce RTX 4090, komponen itu juga dijual kembali dengan sangat murah hanya sekitar USD 50. Karena komponen paling berharga, yaitu GPU model AD102 & memori GDDR6X, sudah dicabut dan dibuat menjadi chip AI.

Perusahaan teknologi di China sedang giat mengembangkan teknologi AI dengan mengambil langkah kreatif ini. Pembatasan penjualan chip AI ke China dapat mengembalikan keseimbangan pasokan global, dan diharapkan dapat menormalisasi harga GPU kelas atas NVIDIA.