Badan FDA Amerika Serikat (AS) menyetujui perangkat genggam pertama yang menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk membantu dokter mengenali tiga jenis utama kanker kulit: melanoma, karsinoma sel basal, dan karsinoma sel skuamosa.
Kini perangkat yang diproduksi oleh DermaSensor itu dapat digunakan oleh 300.000 dokter umum di AS, dengan pembatasan usia pengguna di atas 40 tahun. FDA menekankan perangkat itu hanya dapat digunakan untuk kasus pasien yang mencurigakan dan tidak boleh menjadi satu-satunya dasar diagnosis.
Namun, FDA meminta DermaSensor harus melakukan pengujian klinis tambahan untuk memvalidasi kinerja perangkat ini di kelompok demografis lain. Saat ini, deteksi kanker kulit umumnya dilakukan melalui dermatoskopi, di mana dokter memeriksa kulit secara visual atau menggunakan kaca pembesar khusus.
"Persetujuan ini sebagai pencapaian medis yang menandai investasi perusahaan dalam riset dan pengembangan selama 12 tahun," kata Dr. Maurice Ferre, salah satu pendiri dan ketua DermaSensor.
Kanker kulit merupakan jenis kanker paling umum di AS, terutama pada orang di atas 60 tahun. Melanoma, salah satu bentuk kanker kulit, menyebabkan sekitar 9.000 kematian setiap tahun di AS. FDA memberikan persetujuan setelah studi menunjukkan tingkat sensitivitas perangkat sebesar 96 persen dalam mendeteksi 224 kasus kanker kulit, dengan hasil negatif memiliki peluang 97 persen untuk bersifat jinak.
Perangkat ini akan tersedia melalui layanan berbasis langganan dengan biaya mulai dari 199 dolar AS per bulan untuk lima pasien hingga 399 dolar AS per bulan untuk penggunaan tanpa batas.
Bikin Obat Kanker
Insilico Medicine, sebuah perusahaan AI berbasis di Hong Kong, mencapai kesepakatan besar dengan Menarini Group dari Italia yang melibatkan kandidat obat kanker payudara. Kesepakatan senilai potensial lebih dari USD500 juta itu menyoroti peran revolusioner artificial intelligence atau kecerdasan buatan (AI) dalam penemuan obat. Insilico, yang tengah mempersiapkan pencatatan saham publik di Hong Kong, menerima dana awal USD12 juta dari anak perusahaan Menarini, Stemline Therapeutics.
Kemitraan itu menandai langkah penting dalam mengintegrasikan teknologi AI mutakhir ke dalam penelitian dan pengembangan farmasi. Peran AI dalam penemuan obat semakin vital, bukan hanya mempercepat proses, tetapi juga membuka peluang baru dalam penelitian medis. Pasar penemuan obat berbasis AI diproyeksikan mencapai USD7,1 miliar pada 2030 seperti dikutip Gizmochina.
Kesepakatan ini menitikberatkan pada penghambat KAT6A, molekul kecil baru yang ditujukan untuk mengobati kanker payudara yang sensitif terhadap hormon. Dengan kanker payudara menjadi kanker paling umum dan mematikan di kalangan wanita global, dampak potensial pengobatan ini sangat besar. Pasar global kanker payudara diperkirakan mencapai USD73,68 miliar pada 2032.
Menarini, pemain kunci di bidang farmasi dan diagnostik, melihat kolaborasi ini sebagai peluang untuk memimpin pengobatan baru dan mengubah paradigma terapi kanker. Insilico, di bawah kepemimpinan Dr. Alex Zhavoronkov sejak pendiriannya pada 2014, memiliki jaringan yang luas, menekankan peran AI dalam kemajuan layanan kesehatan di masa depan.
Dengan ekspansi global Insilico dan pendanaan baru, termasuk pembiayaan seri D senilai $95 juta pada 2022, perusahaan ini menunjukkan kesiapan untuk pertumbuhan yang signifikan. Kesepakatan ini bukan hanya mencerminkan kekuatan AI dalam inovasi layanan kesehatan, tetapi juga menandai masa depan yang menjanjikan bagi terobosan AI lebih lanjut di bidang kedokteran.
Manfaat AI di Medis
Dalam perkembangan terbaru di dunia teknologi kecerdasan buatan (AI), AI telah mencapai tonggak sejarah baru yang berpotensi mendisrupsi sektor kesehatan secara signifikan. Teknologi AI telah membuktikan potensinya dalam mendukung diagnosis medis yang lebih akurat, pengobatan yang dipersonalisasi, serta mempercepat penemuan obat-obatan baru.
Inilah beberapa titik utama dalam revolusi AI di dunia kesehatan:
Diagnosis Medis yang Lebih Akurat
AI telah menjadi alat bantu yang sangat berharga bagi para profesional medis. Dalam beberapa penelitian terbaru, AI mampu mendiagnosis berbagai penyakit, termasuk kanker, penyakit jantung, dan gangguan neurologis, dengan akurasi yang tinggi. Teknologi ini dapat membantu dokter dalam membuat keputusan yang lebih tepat waktu dan efisien.
Pengobatan yang Dipersonalisasi
AI digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data genetik, riwayat medis, dan faktor gaya hidup individu untuk mengembangkan rencana pengobatan yang dipersonalisasi. Hal ini memungkinkan pengobatan yang lebih efektif dan mengurangi risiko efek samping yang tidak perlu.
Penemuan Obat yang Lebih Cepat
Proses penelitian obat yang biasanya memakan waktu bertahun-tahun dapat dipercepat berkat AI. Algoritma pembelajaran mesin membantu mengidentifikasi molekul-molekul potensial untuk pengembangan obat dengan lebih cepat dan efisien, membawa harapan bagi pengembangan obat-obatan baru yang lebih efektif dalam mengatasi berbagai penyakit.
Pengawasan Kesehatan Berbasis Wearable
Perangkat wearable yang dilengkapi dengan AI semakin populer. Mereka dapat memantau kesehatan pengguna secara terus-menerus, memberikan informasi real-time tentang tingkat aktivitas fisik, tekanan darah, kadar glukosa, dan parameter kesehatan lainnya. Hal ini memungkinkan individu untuk lebih aktif mengelola kesehatan mereka sendiri.
Perkembangan Dalam Robotik Medis
Robot yang dilengkapi dengan AI menjadi rekan yang berharga bagi tim medis dalam pembedahan. Mereka dapat memberikan presisi yang tinggi dalam prosedur bedah, mengurangi risiko kesalahan manusia, dan mempercepat pemulihan pasien.
Pertimbangan Etika dan Privasi
Seiring dengan kemajuan AI dalam bidang kesehatan, muncul pertanyaan etika dan privasi yang penting.Bagaimana data medis sensitif dijaga dan digunakan menjadi perhatian utama dalam pengembangan teknologi AI di sektor ini.
Kemajuan ini menawarkan potensi yang luar biasa dalam meningkatkan kualitas perawatan kesehatan dan memperpanjang harapan hidup. Namun, juga perlu dicatat bahwa tantangan dan pertimbangan etika harus diatasi dengan bijak untuk memastikan bahwa teknologi AI dalam kesehatan digunakan secara tepat dan aman. Teruslah mengikuti perkembangan AI di bidang kesehatan karena perannya yang semakin mendalam dalam masyarakat kita.
Baca Juga: Inilah Tips Mendapat Pekerjaan di Era Artificial Intelligence
Baca Juga: Bantu Klien Manfaatkan AI, Alibaba Cloud Luncurkan Solusi Nirserver