Pemerintah Inggris menggunakan perangkat lunak berbasis teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk memantau gerak gerik warga yang menaiki moda transportasi London Underground. Tujuan penggunaan teknologi AI itu untuk mengatasi dan mencegah aksi kriminalitas yang kerap terjadi dan meresahkan warga.
Cara kerjanya, teknologi AI itu memanfaatkan video dari kamera pemantau yang diakses secara real-time untuk menganalisis dan memperkirakan kemungkinan terjadinya kejahatan dari perilaku yang tercatat dalam rekaman. Perangkat lunak machine learningnya dapat mengenali perilaku agresif, mencari pisau atau senjata yang diarahkan kepada orang lain, dan mendeteksi situasi seperti orang jatuh ke rel atau upaya penipuan dalam sistem tiket.
Hebatnya, sistem AI akan mengevaluasi gambar setiap 1/10 detik. Jika mendeteksi perilaku bermasalah dari satu dari 11 kategori yang telah ditentukan, sistem akan mengirimkan peringatan ke perangkat seperti iPad atau komputer yang dipegang oleh petugas stasiun.
Transport for London (TfL) telah menguji 11 algoritma selama satu tahun di stasiun Willesden Green Tube. Lebih dari 44 ribu peringatan tercatat selama periode pengujian, dengan 19 ribu peringatan dikirimkan secara real-time kepada pegawai stasiun. Sementara 25 ribu peringatan sisanya disimpan untuk analisis lebih lanjut.
"Meski percobaan ini tidak melibatkan pengenalan wajah, penggunaan AI di tempat publik untuk mendeteksi perilaku, dan analisa bahasa tubuh tetap memunculkan pertanyaan soal etika, legal, dan lainnya seperti teknologi pengenalan wajah," kata Michael Birtwistle, peneliti dari Ada Lovelace Institute seperti dikutip Wired.
TfL menggunakan algoritma visi komputer untuk memantau perilaku pengguna kereta di stasiun. Sistem ini sedang diterapkan di berbagai stasiun lain di London sejak Desember. Di Willesden Green, sistem AI digunakan untuk mendeteksi potensi insiden keamanan dan perilaku antisosial.
Meskipun sistem masih memiliki kekurangan, seperti kesalahan dalam mengenali situasi tertentu, upaya terus dilakukan untuk meningkatkan keefektifannya. Sejauh ini, penggunaan teknologi ini tidak melibatkan pengenalan wajah, namun tetap menimbulkan pertanyaan tentang etika, legalitas, dan privasi.
Baca Juga: Apa saja Keunggulan Layanan Berbayar Model AI Gemini Advanced?
Baca Juga: AS Putuskan Semua Karya Buatan AI Tak Bisa Dapatkan Hak Paten