Kantor Paten dan Merek Dagang Amerika Serikat (USPTO) mengeluarkan panduan baru tentang cara mengurus permohonan paten yang melibatkan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. USPTO memutuskan semua karya buatan AI tidak dianggap sebagai penemuan dan tidak bisa mendapatkan hak paten.
"AI tidak bisa dianggap sebagai penemu, orang yang menggunakan AI dalam penemuan mereka harus secara jelas mengungkapkan keterlibatan AI," tulis panduan tersebut.
Panduan AI itu muncul setelah serangkaian "dengar pendapat" yang mengumpulkan masukan publik. Meskipun AI dan "orang non-perseorangan" tidak dapat diakui sebagai penemu, penggunaan AI oleh individu tidak menghalangi mereka untuk memenuhi syarat sebagai penemu.
Namun, karya atau penemuan yang dibantu oleh AI tidak secara otomatis memenuhi syarat untuk didaftarkan hak patennya. USPTO menekankan bahwa kontribusi manusia juga harus dipertimbangkan. Untuk mendapatkan paten, kontribusi manusia harus lebih signifikan daripada kontribusi AI.
Menurut USPTO, seseorang tidak dapat diakui sebagai penemu atau pemilik hak paten jika mereka hanya meminta AI untuk membuat sesuatu tanpa memberikan kontribusi yang signifikan. Cara seseorang merancang prompt untuk sistem AI dapat menjadi indikasi kontribusi yang signifikan. Hanya menaruh prompt sederhana kepada AI tanpa memberikan kontribusi yang substansial tidak akan memenuhi syarat untuk mendaftarkan hak paten di Amerika Serikat.
Rayu Pabrikan Chip AI
Amerika Serikat (AS) akan mengucurkan dana miliaran dolar kepada pabrikan chip untuk mendukung perusahaan seperti Intel dan Taiwan Semiconductor Manufacturing Co (TSMC) membangun pabrik baru di AS. AS mendorong perusahaan semikonduktor itu membangun chip ponsel pintar, dan sistem persenjataan.
"Pengumuman ini bertujuan untuk memulai produksi semikonduktor canggih yang menggerakkan smartphone, AI, dan sistem persenjataan," tulis Reuters dalam laporannya.
Nantinya, pengumuman resmi pemberian subsidi itu akan dilakukan sebelum pidato kenegaraan Biden pada 7 Maret. Intel memiliki proyek yang sedang berjalan di beberapa negara bagian AS seperti di Arizona, Ohio, New Mexico, dan Oregon yang akan menelan biaya lebih dari USD 43,5 miliar. TSMC sendiri membangun dua pabrik di dekat Phoenix dengan investasi total sebesar USD 40 miliar.
Selain Intel dan TSMC, Samsung Electronics dari Korea Selatan juga memiliki proyek senilai USD 17,3 miliar di Texas, sementara perusahaan lain seperti Teknologi Mikron, Instrumen Texas, dan Global Foundries juga terlibat.
Departemen Perdagangan AS menegaskan proses pemberian subsidi itu telah melewati negosiasi komersial yang ketat dan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi AS dan keamanan nasional. Sebelumnya, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo m telah mengumumkan rencana untuk memberikan sekitar selusin penghargaan pendanaan untuk chip semikonduktor pada tahun berikutnya, dengan harapan mengubah lanskap produksi chip AS.
Salah satu penghargaan pertama telah diberikan kepada BAE Systems untuk produksi chip pesawat tempur sebagai bagian dari program subsidi "Chips for America" senilai USD 39 miliar yang disetujui oleh Kongres AS pada tahun 2022.
Cari Investor Kaya
CEO OpenAI Sam Altman memiliki ambisis utama membangun pabrik chipset artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk menialankan layanan utamanya chatbot AI ChatGPT. Tak hanya itu, dengan memproduksi chip AI mandiri, OpenAI mampu menekan harga operasi dan terlepas ketergantungan dari NVIDIA sebagai pemasok utama chip AI ChatGPT.
Sebelumnya, Sam Altman diterpa isu tidak sedap usai dipecat oleh dewan direksi OpenAI karena buruknya komunikasi. Namun, keputusan dewan direksi itu membuat internal OpenAI bergejolak dan membuat beberapa pegawai penting OpenAI mengundurkan diri. Tak mau, isu pemecatan itu berkembang liar maka dewan direksi kembali merekrut kembali Sam Altman sebagai CEO OpenAI.
"Kami sedang merancang dan ingin membangun jaringan pabrik chip AI yang besar untuk menantang dominasi NVIDIA dalam pasar chip AI," katanya.
Pendiri OpenAI ChatGPT itu pun langsung mencari investor kaya asal Timur Tengah untuk menciptakan chip AI yang lebih terjangkau, menghadapi supremasi NVIDIA. Langkah ini tidak hanya akan mengurangi biaya perolehan chip OpenAI, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih besar, yaitu mengurangi ketergantungan perusahaan pada pemain besar seperti NVIDIA.
Konsorsium G42 dari Abu Dhabi dan SoftBank dari Jepang disebut sebagai mitra potensial, dan Altman sedang dalam pembicaraan dengan produsen chip terkemuka seperti TSMC dan Samsung untuk mendirikan unit fabrikasi khusus.
Namun, tantangan yang dihadapi cukup besar. Sementara Google, Microsoft, dan Amazon lebih memilih kerjasama dengan produsen besar, Altman memilih untuk mandiri dengan membangun infrastruktur sendiri. Hal itu membutuhkan sumber daya yang besar, berisiko tinggi, dan belum pernah dicoba dalam skala sebesar ini.
Ambisi Altman tercermin dalam negosiasi pendanaan dengan G42, di mana ia berusaha mendapatkan hingga USD10 miliar dari investor asal Uni Emirat Arab. Langkah itu akan melibatkan negosiasi yang rumit, dengan mempertimbangkan faktor eksternal seperti pengawasan ketat terhadap hubungan G42 dengan entitas China yang masuk daftar hitam. Meskipun sempat mengalami kerugian, G42 telah sukses meraih pendapatan USD1,6 miliar pada 2023. Saat ini, OpenAI sedang mencari pendanaan baru dengan valuasi sekitar USD100 miliar.
Baca Juga: Tantang NVIDIA, AMD Luncurkan Chip AI dengan Harga Terjangkau
Baca Juga: Pengguna Galaxy S23 Series Bakal Kebagian Fitur Galaxy AI Bulan Depan
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR