Find Us On Social Media :

Yandex Gunakan Neural Network untuk Mitigasi Penyebaran Abu Vulkanik

By Rafki Fachrizal, Senin, 26 Februari 2024 | 11:15 WIB

Ilustrasi Dampak Abu Vulkanik.

Yandex baru-baru ini memperkenalkan sebuah layanan yang dapat memantau penyebaran abu vulkanik dan melakukan mitigasi terhadap dampak yang ditimbulkan pada masyarakat dan ekosistem.

Peluncuran layanan baru tersebut sebagai upaya Yandex dalam menanggapi permasalahan bencana alam, seperti gunung berapi meletus, yang kerap terjadi di berbagai negara.

Seperti diketahui, abu vulkanik membawa partikel yang berbahaya dan bisa merusak lingkungan dengan dampak yang luas.

Misalnya letusan dari Gunung Merapi di Indonesia, Fagradalsfjall di Islandia, dan Shiveluch di Rusia yang menimbulkan emisi abu dalam jumlah besar, sehingga mengganggu kehidupan sehari-hari dan menyebabkan risiko terhadap keselamatan publik dan infrastruktur.

Yandex menyoroti pentingnya mekanisme pemantauan dan respons  yang efektif sebagai upaya meminimalisir perluasan dampak pasca letusan.

Melalui Yandex Cloud, Yandex Weather, dan Yandex School of Data Analytics (YSDA) berkolaborasi untuk mengintegrasikan keahlian dalam machine learning, analisis data dan meteorologi.

Menggunakan model matematika yang canggih, neural network (jaringan syaraf tiruan/JST) dan peta interaktif untuk pemantauan awan abu pasca letusan secara real-time.

Cara ini jadi salah satu langkah memberdayakan pihak berwenang dan masyarakat untuk mengimplementasikan model mitigasi penyebaran abu vulkanik.

“Penggunaan teknologi cloud dan layanan machine learning jadi solusi mumpuni dalam mengatasi beragam tantangan sosial, termasuk pemantauan fenomena alam. Mekanisme prakiraan penyebaran abu vulkanik penting untuk dibarengi dengan akses yang efektif dan cepat ke layanan pengujian hipotesis dan pelatihan model,” jelas Anna Lemyakina, Direktur Proyek Strategis di Yandex Cloud dalam keterangan resminya.

“Proyek kami siap diskalakan untuk memantau gunung berapi di seluruh dunia, mengatasi masalah mendesak mengenai letusan gunung berapi dan dampaknya,” lanjut Anna.

Layanan peta interaktif baru model ini tidak hanya melacak pergerakan abu vulkanik secara real-time, namun juga menyediakan prakiraan cuaca 24 jam, sehingga memfasilitasi langkah-langkah proaktif untuk mengurangi dampak abu vulkanik.

Dengan memanfaatkan Yandex DataSphere, machine learning yang dilatih pada beragam sumber data, seperti citra satelit dan pengamatan meteorologi, yang kemudian akan berkembang untuk mencakup data tinggi dan kepadatan abu. Akses ke peta tersedia berdasarkan permintaan dari organisasi internasional.

Saat ini inovasi pemetaan abu sedang berjalan untuk pemantauan gunung berapi di semenanjung Kamchatka di Rusia. Ke depannya, layanan dapat diperluas ke wilayah lain di dunia.

Yandex tetap berkomitmen menggunakan teknologi demi kepentingan masyarakat dan lingkungan.

Melalui upaya kolaboratif ini, Yandex berharap dapat mengatasi tantangan global yang ditimbulkan oleh penyebaran abu vulkanik, sehingga berkontribusi nyata terhadap masyarakat, untuk menciptakan mitigasi yang lebih aman dan tangguh di seluruh dunia.

“Di Yandex, salah satu prioritas kami adalah menggunakan teknologi untuk kebaikan yang lebih besar. Kami sangat senang bahwa upaya bersama seperti ini dapat menghasilkan proyek-proyek inovatif yang berpotensi memberikan manfaat bagi masyarakat lokal dan kesejahteraan mereka,” ujar Alexander Popovskiy, VP Strategy di Yandex Search.

Sebagai informasi, Yandex adalah perusahaan teknologi yang menciptakan produk dan layanan AI yang didukung oleh implementasi machine learning.

Sejak tahun 1997, Yandex telah menghadirkan layanan search engine untuk pengguna di seluruh dunia.

Selain itu, Yandex juga mengembangkan layanan transportasi on-demand, produk navigasi, dan aplikasi seluler lainnya.

Baca Juga: UPI dan UNPAD Adakan Seminar Tentang AI dan Etika Bersama Yandex

Baca Juga: Begini Cara Mudah Mematikan Fitur Safe Search di Browser Yandex