Find Us On Social Media :

Studi IBM Ungkap Dua Sektor Industri Ini Mulai Adopsi Teknologi AI

By Rafki Fachrizal, Kamis, 7 Maret 2024 | 19:30 WIB

Teknologi AI (artificial intelligence) kini marak diadopsi oleh perusahaan dari berbagi sektor industri.

Sebuah studi terbaru mengungkapkan bahwa sebanyak 62% perusahaan di sektor jasa keuangan dan manufaktur di Indonesia telah berinvestasi dalam pembuatan program AI untuk mendorong bisnis mereka.

Studi tersebut bertajuk "Generative AI: Mempersiapkan Masa Depan Ekosistem Bisnis di Indonesia dengan AI Yang Beretika " yang dilakukan Advisia Group, mewakili IBM dan Kolaborasi Riset dan Inovasi Industri Kecerdasan Artifisial (KORIKA).

Meski kedua sektor industri tersebut semakin tertarik memanfaatkan AI, tantangan utama yang mereka temui masih terletak pada kesenjangan keterampilan digital (48%), kurangnya tata kelola data internal (40%), dan kurangnya visibilitas pada hasil bisnis (12%).

Menurut studi, hal-hal tersebut telah menghambat perusahaan yang disurvei untuk maju ke tahap berikutnya.

“AI memiliki potensi besar untuk memajukan ekonomi digital Indonesia. Saya yakin teknologi AI akan sangat berpengaruh dalam mendorong pertumbuhan substansial,” kata Prof. Hammam Riza, Presiden KORIKA, dalam acara IBM Indonesia AI for Business Leaders Summit 2024 yang digelar di Jakarta, Rabu (06/03/2024).

“Alih-alih menggantikan pekerjaan manusia, individu yang bisa menggunakan AI dengan baik akan unggul dibandingkan mereka yang tidak mau belajar dan karena itu mengintegrasikan AI untuk meningkatkan kinerja dan kesuksesan sangat penting,” sambungnya.

Tahapan adopsi AI pada perusahaan di Indonesia 

Berdasarkan penelitian yang dibuat, berbagai perusahaan telah mengambil pendekatan unik dalam mengadopsi teknologi AI.

23% perusahaan di sektor jasa keuangan dan manufaktur di tingkat enterprise fokus pada pemanfaatan kemampuan AI yang berfungsi dengan lancar di sebagian besar divisi.

Sementara itu, 62% perusahaan yang disurvei mengatakan mereka sering menyederhanakan kasus penggunaan, seperti meningkatkan keamanan data saat menggunakan AI di chatbot, asisten virtual, dasbor, dan terjemahan bahasa.

Selama tahap investasi pra-AI, 15% perusahaan melakukan penilaian ekstensif terhadap fungsi atau divisi yang dapat memperoleh manfaat dari AI, termasuk penilaian keamanan informasi, penjualan dan pemasaran, bantuan virtual, perencanaan keuangan, dan fungsi audit.

Mendapatkan nilai ekonomi dari AI