Ketua Asosiasi Penyedia Jaringan Internet Indonesia (APJII) Muhammad Arief mengungkapkan penyebab utama lambannya kecepatan internet di Indonesia. Pertumbuhan penyedia jaringan internet di Indonesia tidak sejalan dengan peningkatan mutu layanan internet.
"Salah satu hambatan utama dalam mencapai kesetaraan akses dan kualitas internet adalah disparitas biaya infrastruktur di berbagai wilayah, terutama di luar Jawa," katanya.
Dia mengungkapkan kapasitas infrastruktur daerah-daerah di luar Jawa masih sangat terbatas dengan perbedaan biaya yang signifikan antara pulau-pulau lainnya dan Jawa. Selain itu, perbedaan biaya infrastruktur di kota-kota besar juga sangat mencolok.
Contohnya, biaya infrastruktur di Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Karawang sangat berbeda. Meskipun pemerintah telah melakukan intervensi langsung, langkah-langkah lain seperti regulasi diperlukan untuk mengatasi biaya infrastruktur yang tinggi dan tidak pasti.
"Pemerintah meski intervensi langsung tapi perlu langkah-langkah lain seperti regulasi, kenapa masih tinggi, karena cost infrastruktur ini tak pasti," katanya.
Selain faktor biaya, penyedia internet di Indonesia cenderung menggunakan perangkat lama karena tarif internet di Indonesia lebih terjangkau dibandingkan dengan negara lain seperti Filipina, di mana tarifnya mencapai USD50 per bulan atau hampir Rp800 ribu.
"Harga layanan yang rendah, dibutuhkan inovasi dalam penggunaan teknologi terbaru untuk meningkatkan kesetaraan akses internet," katanya.
Dengan tantangan yang dihadapi, upaya kolaboratif antara pemerintah, perusahaan, dan masyarakat menjadi kunci dalam memperbaiki akses internet di Indonesia.
Baca Juga: Anthropic Luncurkan Model AI Terbaru Claude 3, Ini Keunggulannya
Baca Juga: Kominfo Optimalkan Pemanfaatan AI dengan Bangun Budaya Inovasi