Singapura sangat serius mengembangkan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, mengingat teknologi itu akan memegang peranan penting di masa depan. Menurut laporan dari Financial Times, Temasek, sebuah perusahaan investasi yang dimiliki oleh Singapura, telah melakukan serangkaian pertemuan dengan CEO OpenAI Sam Altman yang juga bertanggung jawab atas ChatGPT.
Awalnya, minat Temasek adalah untuk berinvestasi di Hydrazine Capital, sebuah modal ventura yang didirikan oleh Altman, pendiri OpenAI. Namun, pembicaraan telah berubah arah ke OpenAI secara langsung.
OpenAI dikenal sebagai perusahaan yang mengembangkan AI dengan fokus pada kebermanfaatan dan keamanan bagi manusia. Salah satu produk unggulannya adalah ChatGPT, chatbot yang mampu berinteraksi dengan manusia secara alami dan cerdas.
Wakil Perdana Menteri Singapura, Lawrence Wong mengatakan Singapura sangat ingin berinvestasi di OpenAI dan akan memperkuat posisinya sebagai pemimpin di bidang AI, serta memanfaatkan potensi AI untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat.
"Kami sangat berambisi untuk menjadikan Singapura sebagai pusat regional untuk AI," ujarnya.
ChatGPT telah menjadi favorit banyak pengguna sejak diluncurkan. Tidak hanya pengguna, investor juga tertarik, termasuk Microsoft yang telah menginvestasikan USD1 miliar di OpenAI. Selain itu, OpenAI baru-baru ini berhasil mengumpulkan dana sebesar US$5 triliun-USD7 triliun untuk membangun jaringan pabrik chip AI yang dapat meningkatkan kinerja dan efisiensi AI seperti dikutip Reuters.
Singapura sendiri telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam mengembangkan sektor AI. Negara ini telah mengalokasikan dana sebesar USD743 juta atau setara dengan Rp 11,6 triliun untuk mendukung penelitian dan inovasi di bidang AI. Singapura juga memberikan akses yang mudah bagi para pengembang AI, termasuk akses ke chip canggih yang mendukung pengembangan AI.
Borong Chip AI
Singapura memuncaki daftar pemborong chip GPU NVIDIA AI Terbanyak di dunia, mengalahkan China dan Amerika Serikat (AS) sekaligus memanaskan persaingan sengit teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Laporan keuangan Nvidia mencatat bahwa sekitar 15 persen dari pendapatan kuartal III/2023 sebesar US$ 2,7 miliar berasal dari Singapura, mencapai pertumbuhan tiga kali lipat atau 404,1 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Faktor-faktor seperti keberadaan data center, layanan cloud, dan impor chip GPU untuk manufaktur di Singapura menjelaskan lonjakan signifikan ini. Kontribusi Singapura hampir menyamai pasar besar seperti Taiwan dan China, menandakan peran utama negara tersebut dalam industri chip GPU. Kontribusi Singapura dalam pendapatan Nvidia hanya kalah dari tiga pasar lain yaitu AS (34,7 persen), Taiwan (23,91 persen), dan China plus Hong Kong (22,24 persen).
"Saya pikir karena data center di Singapura. Singapura punya banyak data center dan penyedia layanan cloud," kata Jarick Seet dan Maybank Securities kepada CNBC International.
Selain itu, Seet memperkirakan Singapura juga mengimpor chip GPU sebagai komponen manufaktur. Chip GPU digunakan untuk teknologi kecerdasan buatan, komponen komputer, dan kendaraan bertenaga listrik.
"Buat apa negara kecil memborong chip? Tentunya membangun data center. Karena stabil dan aman, banyak sekali talenta [di Singapura], infrastruktur digital solid, dan kebijakan pemerintah kondusif untuk layanan digital dan data," kata Sang Shin, Pejabat di Temasek dan GIC.
Laporan keterbukaan tersebut juga mengungkapkan bahwa 80 persen dari pendapatan Nvidia pada kuartal III/2023 berasal dari segmen data center. Chip GPU juga digunakan untuk game, desain grafik, dan otomotif. Pada Januari 2022, Singapura mengangkat sementara moratorium penggunaan lahan untuk pembangunan data center yang diberlakukan pada 2019.
Baca Juga: Startup China Beli Ratusan File Rahasia AI dari Karyawan Google
Baca Juga: Asisten AI Leo Milik Browser Brave Mampu Menerjemahkan Artikel