Karyawan Google, Linwei Ding, didakwa mencuri data rahasia teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan Google dan menjualnya ke dua startup di China. Ding menghadapi empat dakwaan pencurian rahasia dagang dan risiko hukuman penjara hingga 10 tahun untuk setiap tuduhan.
Departemen Kehakiman AS menegaskan bahwa tindakan semacam itu tidak akan ditoleransi karena berpotensi membahayakan keamanan nasional dan akan tegas melindungi teknologi sensitif yang dikembangkan di Amerika Serikat (AS) agar tidak jatuh ke tangan pihak-pihak yang seharusnya tidak memilikinya.
"Departemen Kehakiman tidak akan mentolerir pencurian data AI dan teknologi canggih lainnya yang dapat membahayakan keamanan nasional kita," kata Jaksa Agung Merrick Garland dalam sebuah pernyataan.
Jaksa penuntut menyebut file-file ini termasuk teknologi yang terlibat dalam blok bangunan pusat data superkomputer canggih Google.
Ding, seorang warga negara China yang tinggal di California, diduga mencuri lebih dari 500 file rahasia dari Google selama setahun. Ding sendiri membantu mengembangkan perangkat lunak yang digunakan di pusat data superkomputer Google. Pekerjaan itu membuat Ding memiliki akses ke infrastruktur perangkat keras Google, platform perangkat lunak, dan model serta aplikasi AI yang mereka dukung.
Setelah itu, dia menawari diri menjadi chief technology officer di sebuah perusahaan di China, di mana dia berusaha menyembunyikan identitasnya dengan tindakan tertentu. Ding kemudian mendirikan perusahaan teknologi sendiri di bidang AI dan pembelajaran mesin. Para calon investor perusahaan tersebut diberitahu bahwa Ding adalah seorang eksekutif dan memiliki 20 persen saham perusahaan.
Jaksa penuntut menjelaskan Ding mengambil langkah-langkah untuk menyembunyikan pekerjaannya saat berada di China, di antaranya dengan meminta karyawan lain menggunakan lencananya untuk mengakses kantornya sehingga terlihat seperti berada di AS.
Baca Juga: Ini Cara Terbaru Cloudera Bantu Maksimalkan Data Perusahaan untuk AI
Baca Juga: Fokus Kembangkan AI, NVIDIA Jadi Perusahaan Bernilai Ketiga di Dunia
Penulis | : | Adam Rizal |
Editor | : | Adam Rizal |
KOMENTAR