Ibu Kota Nusantara (IKN) harus memiliki sistem pertahanan yang canggih untuk menangkis setiap ancaman keamanan yang datang. Apalagi, pertempuran hegemoni antara China dan AS membuat posisi IKN sangat rentan. Karena itu, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengkaji pemanfaatan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan untuk meningkatkan sistem pertahanan di kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Kepala Pusat Riset Kecerdasan Artifisal dan Keamanan Siber BRIN Anto Satriyo Nugroho mengatakan IKN yang berlokasi di Penajam Paser Utara (PPU) dan Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur, memunculkan tantangan dalam perencanaan strategi pertahanan.
"AI memiliki peranan sangat penting sebagai salah satu pertahanan keamanan bangsa dan negara, terutama di kawasan IKN," katanya seperti dilansir Antara.
IKN memiliki karakteristik geografi militer dengan faktor-faktor fisik, seperti relasi spasial, bentang wilayah darat, serta karakteristik perairan pesisir dan laut, yang berbeda dengan Jakarta. "Tantangan ini membuat ancaman terhadap keamanan IKN berubah dan bahkan berlipat ganda," ujarnya.
Pemanfaatan AI memiliki tiga peran strategis dalam bidang pertahanan yaitu AI mampu memberikan keputusan dalam tata kelola organisasi, manajemen personal, manajemen anggaran, dan manajemen logistik. Kedua, sistem informasi operasional militer. Ketiga, berfungsi sebagai tools penerapan teknologi sistem senjata.
Ciptakan Smart City
Smart city with wireless communication technology and Internet of things. Vector cartoon night cityscape with skyscrapers and infographic icons. Digital infrastructure in town
Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) akan menggunakan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di IKN untuk menciptakan kota cerdas dan meningkatkan efisiensi pemerintahan melalui Smart Governance. Dalam Cetak Biru Kota Cerdas Nusantara, konsep Smart Governance dijelaskan sebagai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk tata kelola pemerintahan yang efektif dan transparan.
Kepala OIKN Bambang Susantono mengatakan teknologi digital sangat diperlukan untuk menciptakan pemerintahan yang transparan, efektif dan efisien.
"Efisiensi akan menjadi pijakan utama dalam pengembangan IKN, dengan pemanfaatan teknologi seperti AI, Natural Language Processing, dan Robotic Process Automation," katanya.
Prof. Mohammed Ali Berawi (Deputi Transformasi Hijau dan Digital OIKN) mengatakan ia percaya bahwa IKN dapat menjadi percontohan bagi kota-kota lain dengan Smart Governance yang terpusat dan terpadu. "Sistem Smart Governance ini diharapkan meningkatkan transparansi, mengurangi birokrasi, dan menghemat waktu serta biaya operasional," ujarnya seperti dikutip Antara.
Ada empat solusi Smart Feature dalam Smart Governance yang akan diterapkan di IKN, mencakup City Management & Planning Services, Digital Service for Citizen, Smart Business Permit, dan Smart OIKN.
Penerapan konsep kota cerdas di IKN tidak hanya membuatnya efisien, tetapi juga inovatif dan berkelanjutan. Penerapan ini mencakup enam domain Kota Cerdas, seperti Smart Governance, Smart Transportation and Mobility, Smart Living, Smart Natural Resources and Energy, Smart Industry and Human Resources, serta Smart Built Environment and Infrastructure.
Penerapan teknologi digital di IKN sesuai dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2022 dan Peraturan Presiden No.63 Tahun 2022 tentang Perincian Rencana Induk Ibu Kota Nusantara. Salah satu target pembangunan adalah mencapai peringkat tertinggi dalam e-government development index dari UN dan mencapai nilai >75 persen kepuasan layanan digital untuk aktor bisnis.
Baca Juga: Kominfo Dorong Perusahaan Telko Pakai Teknologi AI dengan Etika
Baca Juga: Startup China Beli Ratusan File Rahasia AI dari Karyawan Google