Find Us On Social Media :

Boros! Penggunaan AI ChatGPT dan Google Konsumsi Banyak Listrik

By Adam Rizal, Jumat, 15 Maret 2024 | 14:00 WIB

Ilustrasi ChatGPT.

Saat ini pembicaraan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan menjadi hype di jagat IT, mengingat AI terbukti meningkatkan produktivitas manusia, menekan efisiensi pengeluaran perusahaan dan masih banyak lagi manfaat yang ditawarkan AI. Namun, penggunaan AI menimbulkan masalah pelik yaitu boros mengonsumsi listrik dan tidak ramah lingkungan.

Sebagai gambaran, chatbot AI ChatGPT milik OpenAI mengonsumsi lebih dari setengah juta kilowatt-jam listrik untuk merespons sekitar 200 juta permintaan setiap hari. The New Yorker melaporkan angka konsumsi listrik itu jauh melampaui konsumsi listrik rata-rata rumah tangga di AS yang menggunakan listrik sekitar 29 kilowatt-jam setiap harinya atau lebih dari 17 ribu kali lipat lebih tinggi. 

Dampak itu menjadi semakin memprihatinkan dan semakin boros jika adopsi teknologi AI generatif semakin luas. Misalnya, jika Google mengintegrasikan teknologi AI ke dalam pencarian mereka, bisa menghabiskan lebih dari 29 miliar kilowatt-jam listrik setiap tahun, melebihi konsumsi beberapa negara seperti Kenya, Guatemala, dan Kroasia.

Ilmuwan Data Bank Nasional Belanda mengatakan Alex de Vries memperkirakan sektor AI akan menggunakan antara 85 hingga 134 terawatt-jam listrik (satu miliar kali kilowatt-jam) per tahun pada 2027, setengah persen dari konsumsi global. 

"Anda berbicara tentang konsumsi listrik AI yang berpotensi menjadi setengah persen dari konsumsi listrik global pada tahun 2027. Saya pikir itu adalah angka yang cukup signifikan. AI sangat boros energi," katanya seperti dilansir Business Insider.

Menurut perhitungan Business Insider berdasarkan laporan dari Consumer Energy Solutions, beberapa bisnis dengan penggunaan listrik paling tinggi di dunia terlihat kecil jika dibandingkan. Samsung misalnya, menggunakan hampir 23 terawatt-jam. Google menggunakan sedikit lebih dari 12 terawatt-jam dan Microsoft menggunakan sedikit lebih dari 10 terawatt-jam untuk menjalankan pusat data, jaringan, dan perangkat pengguna.

Hingga saat ini, OpenAI belum memberikan tanggapan atas laporan mengenai penggunaan listrik ChatGPT ini. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang tanggung jawab lingkungan dari penggunaan teknologi AI yang semakin meluas.

Baca Juga: RUU Disahkan, Platform TikTok Terancam Diblokir Permanen di AS

 Baca Juga: Gandeng Microsoft, Kominfo Wujudkan Tata Kelola AI Bertanggung Jawab