Find Us On Social Media :

Alasan Adobe Yakin Jualan Software AI-nya Bakal Tetap Laku Meski Mahal

By Adam Rizal, Selasa, 19 Maret 2024 | 13:30 WIB

Kini Adobe Acrobat Reader Punya Fitur Chatbot AI Assistant

Nama Adobe sudah tidak perlu diragukan lagi di kancah software desain, mengingat software Adobe telah digunakan oleh beragam industri hiburan, media dan desain visual. Adobe pun fokus mengembangkan dan mengintegrasikan softwarenya dengan teknologi artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, mengingat AI menjadi syarat wajib produk teknologi terkini.

Saat ini Adobe adalah pemimpin di bidang pengembangan perangkat lunak untuk profesional kreatif, dengan produk-produk unggulan seperti Adobe Photoshop, Illustrator, dan Premiere yang menjadi standar industri. Tentunya, Adobe menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan hadirnya startup-startup yang mengembangkan sistem berbasis AI dalam industri perangkat lunak.

Para pesaing baru ini menawarkan solusi yang inovatif dan seringkali lebih hemat biaya. Hadirnya startup-startup baru ini memang menantang dominasi Adobe di pasar. Apalagi Adobe selama ini memang menawarkan harga yang terbilang tinggi untuk layanan mereka. Meskipun demikian, Adobe tetap percaya diri dengan software mereka akan lebih banyak digunakan di level profesional dan korporat.

Kalangan profesional dan korporat tidak terlalu memperdulikan soal harga yang penting produk Adobe AI yang ditawarkan sebanding dengan hasil kualitasnya sehingga pelanggan pun puas dan rela membayar hasil karyanya dengan harga mahal. Adobe sendiri juga mulai mengembangkan produk-produk AI seperti Adobe Firefly untuk bersaing di tengah maraknya teknologi AI dalam industri kreator.

Pada akhir kuartal terakhir, penjualan Adobe meningkat sebesar 11 persen menjadi USD5,18 miliar dengan laba bersih per saham USD4,48, melebihi perkiraan analis Wall Street. Hal itu menunjukkan bahwa meskipun menghadapi tantangan persaingan yang semakin ketat, Adobe tetap mampu menghasilkan hasil keuangan yang kuat dan menguntungkan.

Sasar Musisi

Adobe Kenalkan Project Music GenAI Control, Ubah

Adobe memperkenalkan Project Music GenAI Control, sebuah inovasi revolusioner yang dapat mentransformasi teks menjadi musik dengan bantuan artificiaI intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Sistem eksperimental itu memungkinkan pengguna menciptakan musik dan mengeditnya secara langsung dalam satu antarmuka. 

Dengan hanya menuliskan deskripsi teks sederhana, pengguna dapat membuat intro musik elektronik epik atau menyesuaikan karya mereka dengan berbagai elemen seperti tempo, struktur, dan intensitas.

Berbeda dengan alat musik AI lainnya, Project Music GenAI Control memberikan tingkat kontrol yang tinggi kepada pengguna, mirip dengan pengeditan piksel di Photoshop, tetapi diterapkan pada domain suara. Alat itu juga memungkinkan pengguna untuk mengatur durasi, remiks bagian-bagian, atau membuat loop dengan mudah.

Meskipun masih dalam tahap eksperimental, Project Music GenAI Control menjanjikan alur kerja yang mulus tanpa perlu beralih antara aplikasi yang berbeda. Adobe juga menekankan tanggung jawab dalam penggunaan teknologi AI dengan memastikan bahwa musik yang dihasilkan dapat digunakan secara komersial dan mengimplementasikan Content Credentials untuk mengungkap sifat bantuan AI dari karya pengguna seperti dikutip Gizmochina.

Alat ini ditujukan untuk berbagai pengguna, termasuk podcaster, penyiar, dan siapa pun yang membutuhkan audio dengan suasana, nada, dan durasi tertentu. Meskipun belum jelas detail pelatihan model AI-nya, Adobe menegaskan komitmennya untuk berinovasi secara bertanggung jawab dalam pengembangan teknologi AI.

Project Music GenAI Control dapat menciptakan melodi awal berdasarkan input pengguna, yang kemudian bisa diubah lagi menggunakan teks. Pengguna dapat mengatur intensitas musik yang dihasilkan, memperpanjang durasi klip musik, atau bahkan membuat loop yang bisa diulang, semua melalui teks.

Meskipun musik yang dihasilkannya mungkin tidak akan dinominasikan untuk Grammy, tetapi tampaknya sangat cocok untuk menjadi latar belakang video YouTube, TikTok, atau siaran Twitch.

Ketika ditanya tentang sumber materi yang digunakan untuk melatih model AI-nya, Adobe tidak memberikan detail khusus. Namun, perusahaan menekankan bahwa dalam pengembangan teknologi AI-nya, mereka selalu berkomitmen untuk berinovasi secara bertanggung jawab.

Baca Juga: Resmi Meluncur, Apa saja Fitur-fitur AI Snapdragon 8s Gen 3?

Baca Juga: Kuasai Pasar Chip AI, NVIDIA Bakal Luncurkan GPU AI Terbaru Blackwell