Find Us On Social Media :

Badai PHK Berlanjut, AWS Pangkas Ratusan Karyawan di Divisi Ini

By Rafki Fachrizal, Jumat, 5 April 2024 | 14:00 WIB

Ilustrasi AWS (Amazon Web Services).

Badai PHK (pemutusan hubungan kerja) di industri teknologi kembali terjadi. Terbaru, anak usaha Amazon di bidang cloud computing (komputasi awan), Amazon Web Services, akan melakukan pemecatan terhadap ratusan karyawannya.

Para karyawan yang terkena PHK itu berasal dari divisi penjualan, pemasaran, dan layanan global AWS serta tim teknologi di toko fisik.

"Kami telah mengidentifikasi beberapa area (divisi) yang ditargetkan dalam organisasi yang perlu dirampingkan (jumlah karyawannya)," kata juru bicara AWS melalui sebuah email, sebagaimana dikutip dari Reuters.

Selama beberapa bulan terakhir, Amazon diketahui telah memecat ratusan karyawan di berbagai divisi, termasuk layanan Prime Video, bisnis healthcare, dan unit asisten suara Alexa.

Perusahaan-perusahaan teknologi besar memang diketahui tengah marak melakukan PHK. Bahkan, mereka dikabarkan memperpanjang kebijakan PHK besar-besaran yang telah berlangsung dalam dua tahun terakhir hingga tahun 2024.

Mengacu pada data di situs web Layoffs.fyi, lebih dari 57.000 karyawan telah di-PHK di 229 perusahaan sepanjang tahun ini.

Amazon sendiri telah memberhentikan lebih dari 27.000 karyawan pada tahun 2022 dan 2023, setelah mempekerjakan terlalu banyak orang selama pandemi COVID-19.

Pemangkasan karyawan di divisi penjualan, pemasaran, dan layanan global AWS yang berjumlah 60.000 orang kemungkinan besar merupakan bagian dari reorganisasi besar-besaran di bawah pimpinan penjualan Matt Garman, menurut situs berita The Information, yang pertama kali melaporkan kabar soal PHK tersebut.

Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan tahun lalu karena ekonomi yang tidak menentu, bisnis AWS telah menunjukkan tanda-tanda stabilisasi, membantu perusahaan mengalahkan ekspektasi pendapatan kuartalan pada bulan Februari.

Namun, posisinya sebagai penyedia cloud terbesar di dunia ditantang oleh saingannya, Microsoft, yang telah memimpin lebih awal dalam perlombaan untuk menghasilkan uang dari produk AI generative melalui investasi di perusahaan teknologi pembuat ChatGPT, OpenAI.

Baca Juga: Gandeng AWS, RED AI Perkuat Dukungan untuk Startup AI di Indonesia

Baca Juga: PHK Karyawan, Kini Mozilla Fokus Garap Solusi dan Bisnis Teknologi AI