Find Us On Social Media :

AS Dorong Semua Negara Gunakan Teknologi AI Secara Bertanggung jawab

By Adam Rizal, Sabtu, 4 Mei 2024 | 11:30 WIB

Artificial Intelligence (AI)

AS menegaskan bahwa semua negara memiliki tanggung jawab dalam menciptakan kerangka perilaku yang bertanggung jawab dalam penggunaan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan di bidang militer. AS menyoroti pentingnya deklarasi politik yang didukung oleh 54 negara untuk mengatur penggunaan AI secara bertanggung jawab. Hal itu mencakup aturan dasar untuk menjamin akuntabilitas dan perlindungan dalam penggunaan teknologi tersebut. 

"Semua negara punya peran dalam menciptakan kerangka normatif ini," kata Wakil Asisten Utama Sekretaris Paul Dean dari Biro Pengendalian Senjata, Pencegahan, dan Stabilitas, Kementerian Luar Negeri AS, dalam konferensi pers yang dipantau dari Jakarta, Kamis.

"Penggunaan AI  tidak terbatas di medan perang saja, tetapi teknologi tersebut dapat digunakan militer di seluruh operasi, termasuk dalam hal efisiensi. Ada potensi risiko jika teknologi tersebut tidak digunakan secara bertanggung jawab," ujarnya.

Karena itu, deklarasi politik dan aturan-aturan perilakunya ditujukan untuk membimbing negara-negara dalam menggunakan teknologi tersebut secara bertanggung jawab.

Salah satu bukti atas pentingnya peran tersebut adalah deklarasi politik yang disampaikan 54 negara yang  bergabung untuk mendukung kontribusi konstruktif dari negara mana pun yang siap memainkan peran penting dalam menciptakan kerangka normatif tersebut.

Deklarasi politik mencerminkan sejumlah aturan dasar perilaku yang mengatur bagaimana negara akan melakukan tinjauan hukum, dan memastikan tidak ada kesenjangan akuntabilitas dalam penggunaan AI di bidang militer.

"Saya kira teknologi ini akan benar-benar merevolusi militer di berbagai aplikasi," katanya.

Meskipun AI memiliki potensi untuk merevolusi militer dalam berbagai aplikasi, ada juga risiko yang terkait dengan penggunaannya jika tidak dilakukan dengan bijaksana. AS juga menekankan pentingnya penggunaan AI dalam pengendalian dan stabilitas nuklir, tetapi membutuhkan kemitraan internasional untuk membuat kemajuan dalam hal ini. AS menggarisbawahi bahwa stabilitas dalam penggunaan teknologi ini memerlukan komunikasi terbuka, kejelasan doktrin, dan batasan yang disepakati bersama.

Baca Juga: Apa itu Rabbit R1?, Gadget AI Mungil yang Mampu Lakukan Banyak Hal

 Baca Juga: Pemanfaatan Teknologi AI Bantu Perempuan Kikis Ketimpangan Gender