Starlink kini hadir di Indonesia. Layanan internet milik Elon Musk ini menjanjikan internet kecepatan tinggi di manapun pengguna berada.
Kok bisa? Inilah semua yang perlu Anda ketahui tentang Starlink, termasuk berapa kecepatan dan harga langganan Starlink.
Apa itu Starlink?
apa itu Starlink? Starlink adalah layanan internet yang disediakan oleh SpaceX, perusahaan yang dimiliki Elon Musk. Berbeda dengan layanan internet berbasis kabel, Starlink menggunakan koneksi satelit. Karena berbasis satelit, layanan internet Starlink bisa mencapai daerah terpencil yang belum terjangkau layanan kabel serat optik maupun seluler (seperti 4G).
Saat ini, SpaceX sudah mengoperasikan 5986 satelit yang tersebar di seluruh dunia. Termasuk, di atas wilayah Indonesia. Karena itulah layanan Starlink kini dapat dimanfaatkan masyarakat Indonesia.
Kapan Starlink resmi beroperasi di Indonesia?
Jika mengacu pada tanggal resmi, Starlink akan resmi beroperasi pada minggu kedua Mei 2024. Akan tetapi, saat berita ini ditulis di awal Mei 2024, layanan Starlink sudah bisa digunakan. Contohnya bisa dilihat di tweet di bawah ini yang menunjukkan layanan Starlink yang sudah beroperasi.
Berapa kecepatan internet Starlink?
Jika mengacu pada janji SpaceX, kecepatan internet Starlink bisa mencapai 1Gbps. Bahkan di masa depan, kecepatan internetnya dijanjikan mencapai 10Gbps.
Namun jika melihat data Ookla (penyedia layanan perhitungan kecepatan internet), kecepatan Starlink berada di kisaran 100-122 Mbps. Angka itu didapat dari pengguna di 14 negara di Eropa. Sementara jika melihat review awal pengguna Starlink di Indonesia, kecepatan Starlink bisa di atas 200 Mbps.
Apakah cuaca buruk akan mempengaruhi layanan Starlink?
Starlink adalah layanan internet milik Elon Musk yang menjanjikan internet berkecepatan tinggi di mana saja
Faktor cuaca memang akan mempengaruhi semua layanan internet berbasis satelit, termasuk Starlink. Akan tetapi, Starlink relatif lebih kokoh dalam menghadapi faktor cuaca karena menggunakan orbit dan frekuensi yang lebih rendah dibanding satelit lainnya.
Dari sisi orbit, Starlink beroperasi di ketinggian 550 km di atas permukaan bumi. Orbit ini lebih jauh lebih rendah dibandingkan satelit internet biasa yang beroperasi di ketinggian 35.000 km.
Sementara dari sisi frekuensi, Starlink menggunakan L dan S Band (1,5-2,5GHz) alias sama dengan frekuensi GSM. Frekuensi rendah ini memungkinkan kecepatan internet yang tinggi.
Sebenarnya, penggunaan frekuensi dan orbit yang rendah ini memiliki konsekuensi tersendiri, yaitu jumlah satelit harus banyak. Namun mengingat SpaceX adalah perusahaan antariksa terbaik di dunia saat ini, tantangan tersebut dapat diatasi. Contohnya, SpaceX mengoperasikan satelit “mini” dengan bobot 440 kg untuk layanan Starlink ini. Falcon 9, pesawat ulang-alik andalan SpaceX, juga dapat membawa 60 satelit sekaligus sekali mengudara.
Kembali ke pertanyaan di atas, apakah performa Starlink akan terpengaruh cuaca? Jawabannya adalah iya, namun tidak signifikan.
Berapa harga Starlink?
Starlink menyediakan beberapa paket untuk pengguna. Untuk pengguna rumahan, Starlink mematok biaya langganan Rp.750 ribu per bulan. Harga ini belum termasuk pembelian antena seharga Rp.7,8 juta.
Paket lain yang tersedia adalah paket Jelajah alias mobile. Paket ini diperuntukkan bagi pengguna yang berpindah-pindah lokasi atau melakukan penjelajahan. Paketnya dibagi dua: regional (Rp.990 ribu/bulan) serta global (Rp.6,995 juta/bulan). Harga ini juga belum termasuk pembelian antena seharga Rp.7,8 juta.
Informasi lebih lengkap bisa dilihat di sini.