Dengan struktur bisnis di mana API adalah saluran distribusi produk dan layanan, hal ini memungkinkan bisnis mendapatkan keuntungan dari implementasi API dan juga dapat menciptakan model bisnis lainnya.
API juga berpotensi menggerakkan ekonomi digital, dan perusahaan yang menggunakan Economic API akan terlibat pula dalam pergerakan ekonomi ini.
Economic API yang dimaksud di sini adalah pertukaran komersial dari suatu bisnis berdasarkan fungsionalitas, kemampuan, atau kompetensinya sebagai penyedia layanan menggunakan web API.
Economic API membuka banyak peluang baru untuk mampu bersaing di era ekonomi digital melalui berbagai inovasi layanan berbasis cloud untuk memasarkan produk digital.
Misalnya, para pebisnis di industri retail atau e-commerce dapat memberikan akses kepada supplier dan distributornya melalui API untuk melihat ketersediaan produk secara realtime.
Sedangkan di industri perbankan, bank dapat mengimplementasikan API seperti pencari lokasi ATM, pencari lokasi cabang, akses data pembayaran, nilai tukar mata uang asing saat ini untuk aplikasi perjalanan, dll.
Surung Sinamo, County Manager F5 Indonesia, mengatakan, “Pada tahun 2024, pasar API akan terus berkembang, didorong oleh kebutuhan akan pertukaran data yang lancar di ekosistem digital. Kubernetes (K8s) akan tetap menjadi platform yang dapat diandalkan, juga dapat memfasilitasi penerapan aplikasi yang skalabel dan efisien. Oleh karenanya, layanan distributed cloud akan semakin menonjol, dan memungkinkan penggunaan komputasi terdesentralisasi dan berlatensi rendah untuk berbagai aplikasi.”
“Selain itu, kemitraan berbasis API yang mencakup terminal POS, pembayaran, dan ATM mikro memberikan hasil yang signifikan, hal ini menunjukkan peningkatan konversi sebesar 50% yang didorong oleh integrasi berbasis API,” tambah Surung.
Pentingnya Meningkatkan Keamanan API
Selain manfaat ekonomi yang mampu diberikan, API juga membuka peluang ancaman digital yang harus ditanggapi dengan serius.
James Lee, Solutions Architect, APCJ dari F5, memperkirakan integrasi API dengan perusahaan pihak ketiga akan menjadi vektor serangan baru.
Sementara itu, OWASP Foundation merilis daftar 10 teratas keamanan API dengan empat kerentanan baru, salah satunya adalah ’Penggunaan API yang Tidak Aman’.