Find Us On Social Media :

Industri Ritel & Grosir Jadi Target Utama Ransomware di Tanah Air

By Rafki Fachrizal, Sabtu, 11 Mei 2024 | 12:30 WIB

Ilustrasi Ransomware.

Serangan dengan Metode Phishing Menurun

Meskipun phishing secara historis merupakan taktik yang populer di kalangan kelompok penjahat siber, berdasarkan laporan tersebut, ternyata taktik tersebut mengalami penurunan.

Persentase phishing dengan insiden akses awal (initial access) turun dari sepertiga pada tahun 2022 menjadi hanya 17% pada tahun 2023.

Hal ini mengindikasikan adanya potensi berkurangnya penggunaan metode phishing, karena penjahat siber beradaptasi menggunakan metode penyusupan dengan teknologi yang lebih mutakhir dan efisien.

Para pelaku ancaman yang lebih berpengalaman mulai beralih dari kampanye phishing konvensional dan bersifat interaktif ke metode yang tidak terlalu mencolok dan bahkan memungkinkan otomatisasi dengan mengeksploitasi celah pada sistem dan kebocoran kredensial yang sudah ada sebelumnya.

Steven Scheurmann mengingatkan kepada industri, bahwa konsekuensi yang ditimbulkan jika tidak mengutamakan keamanan di ranah siber bisa berakibat fatal dan merugikan bisnis.

“Oleh karenanya, para pemilik bisnis, apapun industrinya, harus memprioritaskan pengamanan jaringan dan koneksi digital rantai pasokan mereka,” ungkap Steven.

“Temuan dalam penelitian ini juga semakin menekankan pentingnya keamanan siber dan merupakan hal yang tidak bisa dinegosiasikan lagi agar bisnis dan organisasi dapat tetap produktif dan kompetitif,” tambahnya.

Baca Juga: Banyak Korban, Ini Cara Antisipasi Ancaman Ransomware di Indonesia

Baca Juga: Palo Alto Networks Beberkan Peran AI dalam Keamanan Siber UKM