Find Us On Social Media :

Solusi Schneider Electric Ini Bantu Dukung Data Center yang AI-ready

By Rafki Fachrizal, Jumat, 17 Mei 2024 | 18:30 WIB

Seiring dengan meningkatnya adopsi teknologi AI (artificial intelligence) di perusahaan/organisasi, hal ini juga memunculkan tantangan baru bagi penyedia layanan data center (pusat data).

Tantangan tersebut mulai dari dari lonjakan daya yang besar, fleksibilitas dan skalabilitas, keberlanjutan operasional dan dampak lingkungan.

Oleh karena itu, infrastruktur data center perlu didesain agar semakin efisien, tangguh dan sustainable dengan memperhatikan desain manajemen daya, pendinginan, rak, perangkat lunak dan kapasitas back-up power. 

Menjawab tantangan tersebut, Schneider Electric menghadirkan solusi komprehensif untuk mendukung infrastruktur data center yang AI-ready dan sustainable.

Ditampilkan dalam dalam ajang Indonesia Cloud & Datacenter Convention 2024, solusi tersebut mencakup Liquid Cooling, SM AirSet, dan Galaxy VL UPS, dan EcoStruxure for Data Center.

Roberto Rossi, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengatakan, “Disrupsi AI di data center akan memunculkan tantangan baru bagi penyedia data center dan co-location, mulai dari lonjakan daya yang lebih besar dari sebelumnya, tuntutan fleksibilitas dan skalabilitas dalam penyediaan layanan data, keberlanjutan operasional yang semakin kompleks, hingga dampak lingkungan.”

“Infrastruktur data center perlu mengakomodasi kebutuhan data center masa depan yang harus semakin efisien, fleksibel, tangguh dan sustainable,” tambah Roberto.

Dalam White Paper berjudul “The AI Disruption: Challenges and Guidance for Data Center Design”, Schneider Electric memperkirakan kontribusi beban kerja AI terhadap total konsumsi energi data center akan mencapai 15% hingga 20% pada tahun 2028.

Selain itu, beban kerja AI diperkirakan akan terus beroperasi pada densitas yang sangat tinggi. Hal ini menimbulkan tantangan dalam desain manajemen daya, pendinginan, rak, perangkat lunak dan kapasitas back-up power di data center.

Peningkatan penggunaan daya akibat penggunaan AI yang semakin luas di data center dan dalam operasional industri akan meningkatkan emisi karbon dan biaya energi jika tidak dikelola dengan cerdas, efisien, dan terintegrasi.

Otomasi yang didorong oleh AI dalam manajemen data center, memungkinkan penyedia data center dan co-location mengotomatisasi tugas-tugas rutin, mengurangi beban kerja manual, dan meningkatkan efisiensi secara keseluruhan.

Misalnya, pemeliharaan sistem server, analisa prediktif terhadap kinerja dan pemantauan sistem dapat ditangani oleh AI.

Sementara itu, komponen seperti sistem pendinginan, back-up power, switchgear juga menjadi krusial dalam memastikan keamanan, keandalan dan ketangguhan operasional data center.

Sistem pendinginan harus siap mengatasi risiko overheating pada server akibat peningkatan beban kerja.

Liquid cooling menjadi solusi yang tepat untuk mendinginkan klaster AI yang memerlukan lebih dari 20 kW per rak, di mana air cooling tidak cukup efektif.

Switchgear dan back-up power juga perlu memiliki kecepatan, kapasitas daya dan kemampuan prediktif yang dapat mengakomodasi kebutuhan data center masa depan. 

Pada penyelenggaraan Indonesia Cloud & Datacenter Convention 2024, Schneider Electric menampilkan inovasi solusi yang dapat menjawab berbagai tantangan data center tersebut, di antaranya:

1. Liquid Cooling: Tantangan seperti peningkatan kepadatan chip dan rak, keterbatasan ruang, pembatasan penggunaan air, lingkungan IT yang tidak ideal, dan tuntutan untuk mengurangi konsumsi energi membutuhkan inovasi dalam sistem pendinginan.

Liquid Cooling memberikan manfaat bagi pemilik data center, termasuk peningkatan efisiensi hingga 50%, menghilangkan 70-80% panas langsung pada chip/perangkat IT, 95% menggunakan immersive cooling, instalasi yang mudah, pengurangan biaya operasional (OpEx), dan jejak karbon.

Tidak hanya itu, Liquid Cooling menciptakan lingkungan operasional yang lebih tenang daripada pendinginan konvensional.

2. SM AirSet: Inovasi switchgear berinsulasi udara modular untuk instalasi distribusi sekunder MV di bangunan, utilitas komersial dan industri, tanpa menggunakan SF6, gas rumah kaca yang berbahaya (SF-6 free MV Switchgear).

SM AirSeT adalah solusi hijau dan digital terbaru yang memanfaatkan pure air, memungkinkan penyedia data center dan colocation untuk mengurangi dampak lingkungan mereka dan mengoptimalkan pemeliharaan dan operasional.

Dilengkapi dengan fitur digital ESP yang memungkinkan pemeliharaan berdasarkan kondisi, solusi ini dapat menghemat biaya hingga 39% dibandingkan dengan pemeliharaan terjadwal.

3. Galaxy VL UPS: UPS 3 fase modular yang sangat efisien dan dapat diandalkan dengan kapasitas mulai dari 200 hingga 500 kW dalam satu unit, dilengkapi dengan mode operasi yang fleksibel dan kinerja yang optimal.

Efisiensi hingga 99% dalam mode eConversion yang dipatenkan dan efisiensi 97% dalam mode konversi ganda.

Kemampuannya untuk disesuaikan (skalabilitas) memungkinkan penyesuaian dengan perubahan kebutuhan bisnis dari penyedia data center dan colocation yang cepat bertumbuh.

Dengan berbagai fitur penghemat biaya yang tersedia, Galaxy VL dapat membantu mengurangi biaya energi dan total kepemilikan (TCO). 

4. EcoStruxure for Data Center: mengintegrasikan sistem daya, pendinginan, rak dan manajemen perangkat lunak untuk mendukung penerapan peralatan TI di berbagai lingkungan, mulai dari aplikasi Edge berukuran kecil hingga data center Cloud berukuran besar.

Solusi ini memberikan pemahaman menyeluruh kepada penyedia data center dan colocation terkait kinerja data center mereka dan membantu dalam pengambilan keputusan berdasarkan data real-time.

EcoStruxure for Data Center telah membantu banyak klien data center dalam transformasi digital, terbukti dapat meningkatkan efisiensi konsumsi energi hingga 38%, efisiensi biaya energi hingga 30%, produktivitas hingga 60%, dan data center uptime hingga100%.

Kerja Sama Schneider Electric dengan NVIDIA

Dalam mendukung infrastruktur data center masa depan, Schneider Electric juga telah bekerja sama dengan NVIDIA dalam mengembangkan desain data center berbasis AI.

Pada tahap awal kerja sama tersebut, Schneider Electric dan NVIDIA akan mengembangkan desain untuk mendukung berbagai kebutuhan seperti pemrosesan data, simulasi rekayasa, otomasi desain elektronik, desain obat berbasis komputer (computer-aided drug design), dan AI generatif.

Fokus utamanya adalah mendukung distribusi daya yang tinggi, sistem liquid-cooling, dan kontrol yang dirancang untuk memudahkan pengujian dan operasi sistem yang handal untuk klaster dengan densitas tinggi. 

"Kerja sama ini melengkapi solusi yang kami sediakan untuk mendukung penyedia data center dan co-location,” ujar Roberto.

Baca Juga: Schneider Electric dan Intidaya Kolaborasi Hadirkan Pompa Vakum dan Blower Berbasis DIgital

Baca Juga: Schneider Electric Rilis EvoPacT HVX untuk Dorong Keberlanjutan

Baca Juga: Schneider Electric Pamerkan Ragam Inovasi Terbarunya di Hannover Messe