Find Us On Social Media :

AI Suitcase, Inovasi IBM Research untuk Membantu Penyandang Tunanetra

By Wisnu Nugroho, Sabtu, 8 Juni 2024 | 15:50 WIB

AI Suitcase adalah inovasi IBM Research untuk membantu penyandang tunanetra melakukan mobilitas

Sekilas, bentuknya seperti koper biasa. Namun koper ini sejatinya memiliki tujuan mulia. Koper ini ditujukan bagi penyandang tunanetra untuk membantu mereka melakukan mobilitas sehari-hari.

Koper ini adalah AI Suitcase yang merupakan solusi IBM Research Jepang yang menggabungkan berbagai teknologi seperti GPS, LIDAR, dan vision AI. InfoKomputer bersama beberapa media di Asia Tenggara berkesempatan melihat langsung kinerja perangkat ini dalam sebuah kunjungan ke kantor pusat IBM di Tokyo, Jepang.

Ada alasan tersendiri mengapa alat bantu untuk tunanetra ini dibuat berbentuk koper.  “Karena koper memiliki mobilitas yang baik, dan kita biasa melihat seseorang membawa koper di kehidupan sehari-hari,” ungkap Masashi Oikawa (Program Manager, Accessibility Research IBM). Artinya, penggunaan koper ini tidak relatif tidak menarik perhatian orang. 

Secara prinsip, koper ini berfungsi menuntun penyandang tunanetra untuk menuju tujuannya. Pengguna cukup menyebutkan tujuannya (seperti ke apotik), dan koper ini akan menuntun pengguna menuju ke sana. Koper akan otomatis berjalan ketika pegangannya ditekan. Koper kemudian akan melakukan navigasi secara otomatis sesuai tujuan (seperti belok kanan, belok kiri, naik lift, dan seterusnya). 

Jika harus naik lift, koper ini juga bisa memberikan informasi ke pengguna ketika pintu lift sudah terbuka. Ketika ada halangan, seperti ada orang yang berhenti di depan, koper ini juga akan otomatis menghindar.

Untuk kebutuhan navigasi, koper ini menggunakan dua pendekatan. Yang pertama adalah menambahkan peta ke dalam sistem (pre-loaded) sehingga koper cerdas ini memahami tempat yang dituju. Namun koper ini juga dapat mendeteksi lingkungan secara real-time, sehingga tetap dapat digunakan pada lokasi yang belum ada petanya. 

Pengembangan Lebih Lanjut

Menurut Masashi Oikawa, koper cerdas tersebut saat ini sedang diuji coba oleh 900 penyandang tunanetra di Jepang. Responnya pun cukup bagus. “Karena alat ini meningkatkan kemandirian dari pengguna,” ungkap Masashi Oikawa. Mereka yang biasanya harus menggunakan tongkat atau ditemani keluarga saat beraktivitas, kini tidak perlu lagi berkat koper ini.

Melangkah ke depan, ada beberapa hal yang coba ditingkatkan dari koper ini. Yang pertama adalah membuat komponen di dalam koper lebih kompak, sehingga juga bisa digunakan membawa barang. Saat ini, seluruh area koper digunakan untuk sistem komputer koper cerdas ini, termasuk baterai yang bisa bertahan 3-4 jam. Peningkatan juga perlu dilakukan untuk mempercepat proses pergantian navigasi dari GPS saat di luar ruangan menjadi LIDAR di dalam ruangan. 

Masashi Oikawa (Program Manager, Accessibility Research IBM) saat menggambarkan visi AI Suitcase

Namun Masashi mengakui, koper ini masih memiliki kekurangan. Contohnya adalah lokasi ideal untuk menggunakan koper ini adalah gedung atau pusat perbelanjaan yang memiliki permukaan rata. “Untuk di trotoar, misalnya, memang masih agak sulit,” tambah Masashi. Harga produksi koper ini juga masih relatif mahal, yang mungkin agak sulit dijangkau oleh banyak orang. Namun Masashi melihat model bisnis koper ini bisa berbentuk B2B, seperti pengelola gedung yang mau meningkatkan fasilitasnya. 

Yang pasti, Masashi berharap inovasi IBM Research ini dapat berguna bagi banyak orang. “Karena IBM Research memiliki komitmen untuk meningkatkan taraf hidup semua orang,” tambah Masashi.