Schneider Electric mengumumkan penunjukkan Martin Setiawan sebagai Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste yang baru.
Martin menggantikan posisi Roberto Rossi, yang telah memimpin pasar Indonesia selama tiga tahun terakhir.
Sebagai Cluster President Indonesia & Timor Leste, Martin akan bertanggung jawab mengembangkan portfolio bisnis Schneider Electric dengan misi menjadi mitra pemerintah dan pelaku industri dalam menyediakan solusi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi guna meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.
Dengan 20 tahun pengalaman mengelola berbagai proyek digitalisasi pengelolaan energi dan otomasi industri, dan menempati ragam posisi manajerial di bidang penjualan, pemasaran hingga bisnis, Martin akan membawa perusahaan ke level berikutnya.
Ia akan memperkuat posisi Schneider Electric sebagai mitra strategis bagi sektor industri dalam memulai perjalanan dekarbonisasi, dan keberlanjutan.
“Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi negara adidaya energi hijau. Pengelolaan sumber daya yang tepat dengan prinsip-prinsip berkelanjutan, elektrifikasi, serta penerapan teknologi digital dalam pengelolaan energi dan otomasi adalah faktor-faktor penting dalam merealisasikan potensi tersebut,” kata Martin Setiawan, Cluster President Schneider Electric Indonesia & Timor Leste.
“Selama setengah abad, Schneider Electric telah berperan dalam pengembangan sektor kelistrikan di Indonesia, dan kami terus memperluas keahlian, solusi, serta layanan sebagai penyedia teknologi industri untuk pengelolaan energi dan otomasi. Kami berkomitmen untuk menjadi mitra Indonesia dalam menapaki dimensi baru sektor kelistrikan hijau dan industri hijau,” tambahnya.
Lebih lanjut, Martin juga menekankan komitmen keberlanjutan dan sirkularitas sebagai pondasi perusahaan dalam menjalankan operasionalnya, yang akan terus beliau kembangkan dalam masa kepemimpinannya.
“Keberlanjutan bukan hanya jualan kami, namun kami amini dalam menjalankan operasional perusahaan. Kami tidak hanya menjadi penyedia teknologi, namun kami juga menjadi perusahaan pertama yang memanfaatkan teknologi tersebut. Dalam hal sirkularitas, Schneider Electric menerapkan prinsip 3R (reuse, reduce dan recycle) dalam kegiatan produksinya. Mayoritas produk kami telah mendapatkan sertifikasi Green Premium yang menjamin keberlanjutan dalam proses produksinya,” papar Martin
Seluruh pabrik Schneider Electric di Batam dan Cikarang telah bertransformasi menjadi smart factorydengan teknologi sendiri, dan telah merasakan dampak positif yang diberikan dari transformasi tersebut.
Pabrik Batam telah berhasil mengurangi 319 ribu kWh/tahun atau 243 ton CO2/tahun, mengurangi 40% waste material, dan meningkatkan produktivitas hingga 20%.
Baca Juga: Ini Kunci Schneider Electric Kembali Raih Penghargaan dari HR Asia
Baca Juga: Solusi Schneider Electric Ini Bantu Dukung Data Center yang AI-ready