Seperti disebut di atas, industri manufaktur menjadi salah satu penyumbang terbesar emisi karbon melalui proses produksi, transportasi, dan logistik. Salah satu sumber masalah adalah tidak terintegrasinya keseluruhan proses, sehingga pelaku industri manufaktur tidak memiliki visibilitas atas proses yang ada.
Di sinilah peran AI menjadi dibutuhkan. Dengan memadukan data transportasi dan logistik dari berbagai sumber, teknologi AI dapat memberikan rekomendasi proses transportasi dan logistik yang paling efisien dan ramah lingkungan.
Salah satu contoh, AI dapat mencari rute paling efisien dalam proses pengantaran barang dari gudang menuju toko. Teknologi AI juga dapat digunakan untuk memprediksi permintaan barang di sebuah area sehingga meminimalisir inefisiensi di ruang logistik.
4. AI untuk Meningkatkan Keselamatan Kerja
Teknologi AI, yang hadir dalam bentuk robotik, juga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan keselamatan kerja. Pekerjaan di area 3D (dirty, dangerous, difficult) dapat dialihkan dari pekerjaan yang dilakukan manusia ke robot. Sebuah studi yang dilakukan di AS dan Jerman menunjukkan, penggunaan robot berhasil menurunkan jumlah kecelakaan kerja yang terjadi di lingkungan pabrik.
Membutuhkan Komitmen Seluruh Ekosistem
Saat ini, teknologi AI (dan berbagai teknologi lain) dapat membantu industri manufaktur dalam menjawab isu keberlanjutan. Akan tetapi, komitmen dari seluruh ekosistem industri manufaktur tetap menjadi kunci perubahan ke arah yang lebih baik. Setiap pelaku industri manufaktur harus memahami, kita berada di era yang membutuhkan perubahan mendasar dalam menjalankan bisnis.
Karena dengan itu, kita bisa bersama menjawab isu keberlanjutan untuk masa depan yang lebih baik.