Find Us On Social Media :

Di EVOLVE24 APAC, Cloudera Ungkap 3 Strategi Akselerasi Enterprise AI

By Liana Threestayanti, Jumat, 9 Agustus 2024 | 09:31 WIB

Di ajang EVOLVE24 APAC , Cloudera menyampaikan strateginya dalam mengakselerasi adopsi enterprise artificial intelligence (AI), khusus di APAC. (Foto: Charles Sansbury, CEO Cloudera)

Cloudera kembali menggelar konferensi tahunan data dan AI, EVOLVE24 APAC, kemarin (7/8) di Marina Bay Sands, Singapura. Di ajang ini, Cloudera menyampaikan strateginya dalam mengakselerasi adopsi enterprise artificial intelligence (AI), khususnya di kawasan Asia Pasifik.

Disponsori oleh Amazon Web Services (AWS), IBM dan Red Hat, konferensi EVOLVE24 APAC dihadiri oleh para eksekutif Cloudera bersama dengan lebih dari 400 pelanggan dan mitra, analis, dan pemimpin bisnis.

“EVOLVE24 adalah rangkaian acara tentang data dan AI yang paling lengkap di dunia, memberikan perusahaan pelatihan hands-on dan akses one-to-one dengan para pakar dari Cloudera,” kata Charles Sansbury, CEO Cloudera. 

Fokus Pada AI

AI terus menjadi perhatian mengingat potensinya dalam menumbuhkan bisnis. Menurut laporan yang dirilis PwC, AI diperkirakan akan memberikan kontribusi sekitar US$15,7 triliun terhadap ekonomi global hingga 2030. 

Namun dalam survei Cloudera terhadap para pemimpin TI terungkap sejumlah tantangan perusahaan saat mengakses semua data mereka, seperti contradictory dataset, ketidakmampuan untuk mengelola data di semua platform dan terlalu banyak data. 

Survei bertajuk “State of the Enterprise AI and Data Architecture modern” ini  juga menyoroti bahwa beberapa kendala utama dalam pengadopsian AI, seperti risiko keamanan dan kepatuhan, kurangnya pelatihan atau talenta yang sesuai untuk mengelola tool AI dan tool AI yang berbiaya tinggi.

 “Kebutuhan akan fondasi data yang kuat tidak pernah sejelas ini. AI adalah kunci yang membuka potensi sesungguhnya dari aset berharga ini, namun ini hanyalah langkah awal. Bahkan, survei terbaru kami menunjukkan bahwa 88% perusahaan sedang mengadopsi AI dalam kapasitas tertentu. Namun, perusahaan mencari bantuan yang lebih besar untuk infrastruktur data dan keterampilan mengoperasionalkan AI dan mengakses semua data mereka dengan insight pentingnya tepercaya dan tidak bias: kemudian barulah dampak transformatif sesungguhnya dari AI bisa terlihat,” ujar Remus Lim, Senior Vice President for Asia Pacific and Japan, Cloudera.

Menjawab berbagai tantangan itu, EVOLVE24 APAC menyoroti peran penting arsitektur data modern dan kelebihan dari lingkungan true hybrid cloud. Kedua elemen ini berperan penting dalam mengimplementasikan teknologi-teknologi terkini, seperti AI, guna menciptakan nilai-nilai bisnis baru maupun meningkatkan efisiensi.

Di samping itu CEO Cloudera, Charles Sansbury juga menegaskan bahwa sejak dulu hingga kini, yang ditawarkan Cloudera adalah keamanan, manajemen, dan governance data, serta total cost of ownership (TCO) terbaik.

Pengalaman True Hybrid

Strategi Cloudera untuk menghadirkan solusi true hybrid untuk pengelolaan data tak bertepuk sebelah tangan. Pasalnya, menurut Barclays CIO Survey terbaru, 83% dari CIOs memiliki rencana untuk repatriasi beban kerja (workload) di public cloud pada paruh pertama 2024, atau meningkat 34% dibanding paruh pertama 2021. 

“Angka tersebut menunjukkan bahwa pasar akhirnya menyadari bahwa hybrid adalah jalan menuju kesuksesan dalam model-model deployment,” ujar Charles Sansbury.

Adapun true hybrid yang dihadirkan Cloudera, menurutnya, akan memungkinkan pelanggan cukup sekali saja menulis aplikasi di satu platform untuk bisa di-deploy di mana saja. 

“Kami ingin Anda memiliki kemampuan migrasi data, metadata, users, application ke mana saja tanpa application refactoring,” jelas Charles Sansbury tentang definisi Cloudera untuk hybrid.

Ia mencontohkan sebuah bank besar yang harus mengeluarkan biaya sampai US$3 juta per aplikasi untuk biaya application refactoring. “Dan mereka punya lebih dari 200 aplikasi, belum lagi risiko bisnis yang harus ditanggung” imbuhnya.

Untuk menghadirkan fleksibilitas hybrid, Cloudera menggandeng tiga penyedia cloud utama, Amazon Web Services, Microsoft, Dan Google Cloud. “Kami ingin memastikan pelanggan memperoleh experience yang sama di hybrid cloud maupun public cloud,” jelas Charles Sansbury.

Ia juga memberikan contoh salah satu pelanggan yang datang dari industri migas dapat memangkas volume log sebesar 60% dan menghemat biaya logging hingga US$2 juta per tahun dengan pendekatan pengelolaan data hybrid.

Menyediakan Arsitektur Data Modern

Salah satu elemen penting dalam arsitektur data modern dan untuk mencapai true hybrid  adalah open data lakehouse. Arsitektur penyimpanan data modern ini memungkinkan pengelolaan data dalam berbagai format, baik data terstruktur maupun tidak terstruktur, dalam jumlah besar. 

Cloudera sendiri telah menjalin kerja sama dengan Apache Iceberg sejak tahun 2022. Apache Iceberg merupakan penyedia open table format yang dirancang khusus untuk mendukung open data lakehouse. 

“Idenya adalah Anda dapat membaca dari metastore apapun dan dan menulis ke core engine apapun,” jelas Charles Sansbury. Dan update terbaru yang disampaikan Cloudera di EVOLVE24 APAC adalah integrasi Iceberg REST Catalog yang memungkinkan akses tanpa gangguan ke tabel Apache Iceberg menggunakan engine pihak ketiga untuk biaya yang lebih efisien.

Mengambil contoh dari pelanggan yang sudah memanfaatkan open data lakehouse, Charles Sansbury memaparkan penghematan yang diraih, seperti biaya data access & inquiry hingga 90-95%. Sementara biaya data movement bisa ditekan hingga 80%.

“Anda akan melihat perbaikan TCO yang signifikan ke depannya,” ujar Charles. 

Mengakselerasi Enterprise AI

Di ajang EVOLVE24, Cloudera juga  membahas upayanya membantu berbagai organisasi dan perusahaan untuk mengakselerasi adopsi serta inovasi AI. 

CEO Cloudera Charles Sansbury memaparkan tiga pilar besar penopang enterprise AI yang akan “membawa AI ke data, bukan data ke AI.” Pilar pertama adalah akselerasi perangkat keras (hardware) yang memungkinkan pelanggan mengakses GPU di mana saja. Dalam hal ini, Cloudera bekerja sama dengan NVidia. 

Ia mengungkapkan salah satu pelanggan Cloudera dapat menghemat biaya komputasi hingga US$4 juta dolar per bulan dengan platform Cloudera. 

Pilar kedua adalah menyediakan platform terbuka yang memungkinkan integrasi dengan model AI apa saja.

“Mungkin kami adalah salah satu perusahaan software open source terbesar di dunia. Dan kami ingin memastikan pelanggan dapat memanfaatkan berbagai foundational model, LLM, dan transformer library. Untuk itu, tahun lalu Cloudera menggandeng AWS Bedrock, bekerja sama dengan Hugging Face,” jelasnya. 

Cohere, Llama, Anthropic, OpenAI, dan Mistral AI juga termasuk penyedia model AI yang sudah berkolaborasi dengan Cloudera.

Pilar ketiga adalah enterprise search karena semakin banyak pelanggan yang berbicara tentang semantic query dan enterprise search. Untuk itu Cloudera menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan seperti Pinecone, ElasticSearch, dan OpenSearch.

“Sebagai perusahaan data AI, kami ingin memastikan bahwa pelanggan bisa sampai pada satu titik di mana pelanggan bisa membawa AI ke data, dan bukan data ke model karena itu akan sangat mahal. Kedua, pelanggan akan memiliki data yang tepercaya untuk melatih AI-nya,” ujar Charles.

Solusi Siap Pakai & Ekosistem AI

Hal lain yang dibicarakan adalah Accelerators for Machine Learning Projects (AMPs), solusi siap pakai yang membantu perusahaan membangun proyek machine learning dengan lebih cepat. Solusi ini mencakup seluruh proses, mulai dari pengumpulan data hingga penerapan model.

Selain solusi yang dibangun sendiri dan bersama para mitranya, Cloudera juga menyediakan solusi dari Hugging Face dan komunitas. “Salah satu perusahaan telco terbesar di AS mengembangkan community AMPs dengan memanfaatkan teknologi Cloudera,” Charles memberikan contoh solusi yang datang dari komunitas. 

Menurutnya, pertumbuhan AMPs tidak hanya akan menambah AI story bagi Cloudera tapi juga berarti semakin banyak use case yang dapat dimanfaatkan pelanggan.

Bagian penting lainnya dalam mengakselerasi enterprise AI adalah ekosistem AI enterprise yang mendukung Cloudera mewujudkan tiga pilar akselerasi enterprise AI. 

“Yang terbaru adalah penambahan Cohere ke dalam ekosistem kami. Jika Anda ke GitHub, ada aplikasi streaming yang memanfaatkan model dari Cohere dan memungkinkan pelanggan menggunakan kemampuan search yang mirip Facebook, antara lain untuk analisis dokumen PDF yang lebih baik. Cohere adalah salah satu penyedia model dengan performa tinggi yang dapat di-deploy di hybrid cloud,” jelas Charles. Ia juga mengatakan akan ada penyedia model bahas besar (LLM) yang segera bergabung dan melengkapi ekosistem mitra AI Cloudera. 

Proyek Data Terdepan di Asia Pasifik 

EVOLVE24 APAC juga menghadirkan para pemenang Cloudera Data Impact Awards tahun ini. Penghargaan bergengsi ini memberikan pengakuan kepada proyek data terdepan yang telah memberikan dampak signifikan terhadap bisnis perusahaan mereka, di seluruh industri dan di dunia.

Kategorinya antara lain:

 AI Acceleration – Perusahaan yang memberikan dampak bisnis yang inovatif menggunakan Cloudera untuk data tepercaya yang mendorong AI, Machine Learning, Large Language Models, dan banyak lagi.

Cloud (Native) Innovation – Perusahaan yang memanfaatkan arsitektur cloud-native untuk data inovatif, analitik dan AI, menggunakan satu atau lebih public clouds (AWS, Azure, GCP) dan/atau infrastruktur private, on-prem.

Modernized Architectures & Pipelines – Perusahaan yang sudah sukses mendesain dan menerapkan arsitektur data inovatif yang secara efektif mendukung lifecycle data penuh – dari penyerapan hingga analitik.

Leadership & Transformation – Tim dan/atau pemimpin data yang mendorong transformasi dengan Cloudera dan program yang mendorong dampak ke seluruh perusahaan, literasi data, pengambilan keputusan yang transparan, dan tool yang memberdayakan karyawan untuk secara efektif menggunakan data.

People & Society – Mengakui implikasi yang lebih luas dari data, dengan inisiatif yang melebihi batasan dalam perusahaan dan dampak keuangan. Melalui keterkaitan komunitas, keberlanjutan lingkungan, atau inisiatif kesehatan masyarakat, mereka menyoroti pengaruh positif data terhadap dunia secara luas.

Beberapa finalis datang dari Indonesia, seperti PT Bank Mandiri Tbk., (AI Acceleration); PT iForte Solusi Infotek (Cloud Native Innovation); PT Bank OCBC NISP Tbk. dan PT Telekomunikasi Selular (Modernized Architectures & Pipelines); PT Bank Central Asia Tbk. dan Bank Negara Indonesia (Leadership & Transformation); PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. dan Bank Syariah Indonesia (People & Society).

Dan PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) berhasil meraih penghargaan untuk kategori Modernized Architectures & Pipelines) bersama Line Yahoo Corporation, Jepang.

Sementara untuk kategori People & Society, pemenangnya adalah Hong Kong Hospital Authority (Hong Kong). Kategori Leadership & Transformation dimenangkan oleh Manila Electric Company dari Filipina.

Sedangkan The Union Bank of the Philippines memperoleh penghargaan di kategori Cloud Native Innovation. Dan penghargaan AI Acceleration diberikan kepada OCBC.

Dari Indonesia juga ada Bank Indonesia yang dianugerahi penghargaan Customer of the Year 

Baca juga: Cloudera: 88% Perusahaan Pakai AI, Tapi Terkendala Infrastruktur Data